Menlu Perempuan Pasifik Ngobrol Bareng, Ini 4 Isu yang Dibahas
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri (Menlu) Republik Indonesia, Retno Marsudi, melangsungkan pertemuan virtual dengan para menteri luar negeri perempuan negara-negara Asia Pasifik, Selasa (8/2/2022). Mereka di antaranya Menlu Australia Marise Payne, Menlu Selandia Baru Nanaia Mahuta, dan Menlu Timor Leste Adaljiza Magno.
Ada empat isu yang diangkat pada pertemuan itu, yakni penanggulangan pandemik COVID-19, penguatan peran perempuan di sektor ekonomi, perkembangan geo-strategis, dan kerja sama terkait agenda Women, Peace, and Security (WPS).
Pertemuan perdana menlu perempuan kawasan Pasifik ini diharapkan dapat menjadi forum yang baik, untuk sharing best practices dan success story di antara masyarakat dan komunitas di Pasifik.
Mereka juga berkomitmen melakukan komunikasi dan koordinasi secara reguler, dengan tujuan menciptakan program-program konkret, baik melalui mekanisme bilateral maupun multilateral, demi mendorong proses pemulihan bersama pasca-pandemik.
1. Ketimpangan vaksin jadi sorotan
Terkait pandemik, Retno menyoroti tingkat vaksinasi yang belum merata. Menurut dia, kesetaraan terhadap akses vaksin menjadi sangat vital di tengah badai pandemik yang dipicu varian Omicron sekarang ini.
Sebagai salah satu Co-Chair Covax AMC-EG, Retno kembali menyerukan pentingnya dukungan seluruh negara terhadap Covax untuk mendorong vaksinasi di negara-negara berkembang dan negara berpenghasilan rendah.
Hingga saat ini, Covax telah mendistribusikan lebih dari 1 miliar dosis vaksin ke 144 negara dan wilayah di dunia, termasuk di Pasifik. Dukungan resources diperlukan guna menunjang program Covax 2022.
Baca Juga: NASA Mau Jatuhkan Stasiun Luar Angkasa ke Samudra Pasifik
2. Retno dukung peningkatan peran perempuan di bidang ekonomi
Untuk peran perempuan di sektor ekonomi, Retno menegaskan, pemberdayaan perempuan harus menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam pemulihan ekonomi pascapandemik.
Editor’s picks
Hal ini dilakukan melalui pengembangan kapasitas, digitalisasi, inklusi dan iterasi keuangan, serta akses terhadap modal.
“Upaya bersama harus dilakukan untuk membantu UMKM yang menjadi wadah ekonomi mayoritas perempuan, termasuk melalui penyediaan bantuan finansial melalui pinjaman dan kredit mikro," kata Retno.
3. Perempuan harus lebih terlibat dalam menanggapi dinamika kawasan
Ihwal perkembangan strategis di kawasan, Retno mendorong peran aktif negara-negara Pasifik untuk menjadikan Indo-Pasifik sebagai kawasan yang damai dan sejahtera, termasuk melalui kerja sama di bawah kerangka ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP).
Terdapat empat area kerja sama prioritas dalam kerangka AOIP, yaitu maritim, konektivitas, SDGs, dan kerja sama ekonomi. Semuanya sejalan dengan kebutuhan dan tantangan yang dihadapi mayoritas negara Pasifik.
“Saya yakin upaya kita untuk berkontribusi terhadap kawasan Indo-Pasifik yang damai, stabil, dan sejahtera dapat membawa manfaat besar bagi negara-negara di kawasan," ujar Retno.
4. Diskusi tentang peran perempuan di bidang keamanan
Terakhir, menyangkut WPS, Retno menegaskan pentingnya mendorong peran perempuan dalam proses perdamaian, sehingga perdamaian dapat lebih lestari.
Retno sampaikan beberapa inisiatif yang dilakukan Indonesia untuk isu WPS, antara lain pembentukan South East Asia Women Negotiators and Mediators Network. Indonesia juga menginisiasi lahirnya Resolusi 2538 mengenai Perempuan dalam Misi Perdamaian.
Para Menlu yang hadir menyambut baik kemungkinan peningkatan kerja sama dalam isu WPS dalam forum atau dialog di tingkat kawasan.
Baca Juga: Menlu Retno Marsudi Jelaskan Makna Logo Presidensi G20 Indonesia