WHO: Infeksi COVID-19 Dunia Turun 16 Persen, Kematian Drop 10 Persen

Hanya di wilayah Mediterania Timur yang terjadi peningkatan

Jakarta, IDN Times - Organisasasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) mengumumkan pembaruan data COVID-19. Sepanjang pekan lalu, terjadi penurunan infeksi COVID-19 global sebesar 16 persen, atau sekitar 500 ribu kasus lebih sedikit. Penurunan terjadi di sejumlah wilayah, termasuk Eropa yang saat ini menghadapi varian baru corona asal Inggris (B117). 

Data WHO juga menunjukkan penurunan pada kasus kematian, lebih rendah 10 persen atau setara dengan 81 ribu kasus pada pekan lalu. Dilansir dari Worldometer, akumulasi data virus corona global per Jumat (19/2/2021) mencapai 110 juta kasus dengan 2,4 juta kematian.

Baca Juga: Ilmuwan WHO: Sumber COVID-19 Kelelawar, Ekosistemnya Bukan di Wuhan

1. Hanya di Timur Tengah terjadi peningkatan kasus

WHO: Infeksi COVID-19 Dunia Turun 16 Persen, Kematian Drop 10 PersenIlustrasi Suasana Pandemik COVID-19 di Brazil, Amerika (ANTARA FOTO/REUTERS/Adriano Machado)

Secara lebih spesifik, ada beberapa wilayah yang melaporkan penurunan persentase dua digit jumlah kasus baru. Rusia mencatat penurunan 11 persen, Amerika Serikat (AS) turun sekitar 23 persen, Inggris turun 27 persen. Hanya infeksi di wilayah Mediterania Timur yang meningkat sebesar tujuh persen. 

WHO mengapresiasi upaya negara-negara Eropa dan AS dalam menekan transmisi virus secara signifikan. "(Penurunan) mungkin (karena) kombinasi yang kuat antara kesehatan masyarakat dan tindakan sosial," demikian tertulis dalam keterangan pers WHO.

Namun, WHO juga memperingatkan negara-negara di Benua Biru agar lebih waspada terhadap tren penularan virus yang menyerang warga usia lanjut. “Angka kematian (orang-orang tua) semakin tinggi,” tambah WHO.

2. Tantangan juga datang dari varian baru corona

WHO: Infeksi COVID-19 Dunia Turun 16 Persen, Kematian Drop 10 PersenIlustrasi Virus Corona. IDN Times/Mardya Shakti

Tantangan lain datang dari varian baru corona yang memiliki daya penularan lebih tinggi dan lebih berbahaya. Corona varian Inggris telah tersebar di 94 negara di semua kawasan. Sementara, varian dari Afrika Selatan (501.V2) telah terdeteksi di 46 negara. Adapun varian dari Brasil atau Jepang hadir di 21 negara.

Mengutip sampel genetik dari varian Inggris, laporan WHO mencatat bahwa proporsi orang yang terinfeksi B117 telah meningkat dalam beberapa minggu terakhir. Bahkan, pada pekan lalu, Menteri Kesehatan Prancis mengatakan bahwa hampir 25 persen dari jumlah kasus baru adalah varian SARS-CoV-2 asal Inggris.

Di awal pekan, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa tren penurunan kasus adalah bukti dari efektivitas protokol kesehatan. “Apinya belum padam, tapi kita berhasil memperkecilnya,” kata mantan Menteri Kesehatan Ethiopia itu.  

3. WHO ingatkan agar vaksin didistribusikan melalui skema COVAX

WHO: Infeksi COVID-19 Dunia Turun 16 Persen, Kematian Drop 10 PersenInfografik vaksin-vaksin terdepan di dunia (IDN Times/Sukma Shakti)

Vaksin menjadi salah satu instrumen untuk bertahan di tengah pandemik COVID-19. Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengkritik distribusi vaksin yang tidak adil dan tidak merata. Dia bahkan menilai program distribusi vaksin melalui skema COVAX telah gagal.

Menanggapi pernyataan tersebut, WHO mengingatkan agar negara-negara produsen untuk mendistribusikan vaksin melalui COVAX. Sebab, data menunjukkan bahwa hanya 10 negara yang menguasai pasokan 75 persen vaksin secara global.

“Yang bisa kami lakukan melalui COVAX adalah sumbangan (vaksin) yang dialokasikan ke negara-negara (anggota) dan stok COVAX bisa pergi ke negara lain. Sehingga kita bisa mencapai keseimbangan,” ungkap Tedros. 

Baca Juga: WHO Geram, Negara Produsen Distribusikan Vaksin di Luar Skema COVAX

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya