Wisata Taj Mahal Kembali Dibuka meski COVID-19 di India Masih Parah
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Ikon pariwisata India Taj Mahal kembali dibuka untuk umum pada Rabu (16/6/2021). Hakim Distrik Agra, Prabhu Singh, mengatakan bahwa hanya 650 wisatawan yang diizinkan masuk ke dalam bangunan bersejarah tersebut.
Terlepas dari pandemik COVID-19 yang kian parah di India, monumen dibangun pada abad ke-17 itu mampu menarik pengunjung sebanyak 7-8 juta setiap tahun, atau lebih dari 20 ribu orang per hari, berdasarkan laporan Channel News Asia.
Baca Juga: PM India Resmikan Pembangunan Metro di Agra, Tempat Taj Mahal
1. Upaya untuk menghidupkan kembali ekonomi melalui sektor pariwisata
Dibukanya kembali Taj Mahal merupakan strategi pemerintah untuk merevitalisasi ekonomi, pascasejumlah pembatasan ketat mulai dilonggarkan. Selain itu, pemerintah juga akan membuka kembali Benteng Merah New Delhi dan Qutub Minar.
Negara bagian Uttar Pradesh, tempat Taj Mahal berada, melaporkan 270 infeksi baru dan 56 kematian dalam sehari. Wilayah ini merupakan salah satu negara bagian tersulit di India dalam hal penanganan COVID-19.
2. Khawatir terjadi lonjakan kasus lagi di India
Editor’s picks
Seiring pelonggaran perbatasan dan dibukanya kembali objek wisata, media lokal melaporkan kemacetan lalu lintas dan lonjakan pengunjung di stasiun bukit utara Shimla, salah satu destinasi wisata yang menyajikan keindahan puncak Himalaya. Meningkatnya aktivitas penduduk di luar ruangan dikhawatirkan menjadi pemicu lonjakan kasus baru.
Kementerian kesehatan India pada Rabu melaporkan 62.224 kasus baru dalam semalam, sedikit lebih tinggi dari angka sebelumnya, tetapi masih jauh di bawah puncak Mei yang menyentuh angka 400 ribu infeksi harian.
Baca Juga: Varian COVID-19 India Masuk RI, Luhut: Ini Kesalahan Kita Ramai-ramai
3. India mencatatkan 29 juta infeksi virus corona
Sejauh ini, berdasarkan data yang dihimpun Worldometer, Negeri Bollywood telah mencatat 29 juta total kasus infeksi, dengan 379 ribu di antaranya berujung kematian dan 28 juta lainnya berhasil sembuh.
Gelombang kedua pandemik COVID-19 sempat menyebabkan kelumpuhan fasilitas kesehatan di India. Hal itu berdampak terhadap terganggunya suplai vaksin global, sebab India merupakan salah satu negara produsen vaksin AstraZeneca.
Baca Juga: [UPDATE] 177 Juta Warga Dunia Terpapar COVID-19, India Masih Parah