Sosialisme demokratis menekankan kendali publik atas sektor penting untuk kepentingan masyarakat, bukan korporasi.
Popularitas sosialisme demokratis meningkat di AS, terutama di kalangan muda setelah kampanye Bernie Sanders pada 2016.
Kemenangan Zohran Mamdani sebagai wali kota NYC menjadi tolok ukur baru bagi gerakan progresif di AS dan simbol perubahan arah politik Amerika.
Jakarta, IDN Times - New York City resmi memilih Zohran Mamdani sebagai wali kota baru dengan kemenangan yang menandai kebangkitan gerakan sosialisme demokratis di Amerika Serikat. Milenial progresif ini mengusung visi kota yang lebih terjangkau, dengan kebijakan seperti bus gratis, pembekuan sewa, penitipan anak universal, dan upah minimum yang lebih tinggi.
Ia maju melalui Partai Demokrat dan Working Families Party, sekaligus menjadi anggota aktif Democratic Socialists of America (DSA).
Sosialisme demokratis tidak memiliki satu definisi tunggal, tetapi secara umum menekankan kendali publik atas sektor-sektor penting seperti kesehatan dan sektor energi (istrik, bahan bakar, dan fasilitas publik), agar dijalankan untuk kepentingan masyarakat, bukan keuntungan korporasi. DSA menjelaskan bahwa mereka ingin menciptakan tatanan ekonomi yang lebih adil melalui perencanaan demokratis, sekaligus tetap memanfaatkan mekanisme pasar.
Berbeda dari sosialisme otoriter, aliran ini menolak kekerasan atau kontrol negara secara total atas ekonomi. Para pendukungnya juga menilai sosialisme demokratis lebih progresif dibanding “sosial demokrasi” tradisional yang hanya memperkuat negara kesejahteraan dalam sistem kapitalis.
Popularitas sosialisme demokratis di AS meningkat sejak kampanye Bernie Sanders pada 2016, yang memperkenalkan gagasan seperti Medicare for All dan Green New Deal. Setelah kemenangan Donald Trump, keanggotaan DSA melonjak tajam karena banyak anak muda merasa Partai Demokrat gagal menjawab ketimpangan ekonomi.
Menurut survei Gallup terbaru, sekitar dua pertiga pemilih Demokrat kini memandang sosialisme secara positif, naik signifikan dari satu dekade lalu. Pandangan ini dipengaruhi oleh frustrasi terhadap biaya hidup, krisis perumahan, dan ketidakstabilan kerja yang menimpa generasi muda.
Kemenangan Mamdani tidak hanya bersejarah bagi New York, tetapi juga menjadi tolok ukur baru bagi gerakan progresif di AS. Ia berhasil mengalahkan kandidat dari Partai Republik dan faksi lama Partai Demokrat sekaligus. Dukungan dari tokoh seperti Bernie Sanders dan Alexandria Ocasio-Cortez memperkuat posisi politiknya.
Meski beberapa analis menilai strategi Mamdani mungkin tidak mudah diterapkan di wilayah yang lebih konservatif, pendukungnya melihat keberhasilan ini sebagai bukti bahwa ide-ide sosialisme demokratis bisa diterima publik, asalkan disampaikan melalui isu nyata seperti perumahan, transportasi, dan kesejahteraan pekerja.
Zohran Mamdani kini menjadi simbol perubahan arah politik Amerika, dari politik arus utama menuju gerakan yang menekankan keadilan ekonomi dan kesetaraan sosial. Cara ia memimpin New York dalam beberapa tahun ke depan akan menjadi ujian penting bagi masa depan sosialisme demokratis di negara yang selama ini identik dengan kapitalisme.