Mengapa Zohran Mamdani Bisa Menang Jadi Wali Kota New York?

- Zohran Mamdani menang karena fokus pada isu ekonomi rakyat, terutama biaya hidup yang tinggi di New York, dengan menawarkan solusi konkret seperti pembekuan sewa dan transportasi gratis.
Kampanye berbasis akar rumput menjadi kunci keberhasilannya, berkat dukungan luas dari komunitas Muslim, Asia Selatan, dan relawan muda yang aktif di lapangan tanpa ketergantungan pada dana besar.
Karisma, komunikasi efektif di media sosial, dan pesan yang tegas membuat Mamdani diterima lintas etnis dan generasi, menjadikannya simbol perubahan politik progresif di New York.
Jakarta, IDN Times – Zohran Mamdani mengejutkan publik Amerika Serikat dengan memenangkan pemilihan Wali Kota New York. Kemenangan politisi sosialis demokrat berusia 34 tahun ini menandai pergeseran besar dari gaya kepemimpinan moderat pendahulunya, Eric Adams.
Kemenangan Mamdani menandai perubahan arah politik kota tersebut, dari kepemimpinan moderat ke progresif. Hal ini mengingatkan publik pada era Bill de Blasio yang juga menekankan kesetaraan ekonomi.
Apa faktor yang Zohran Mamdani membuat terpilih menjadi Wali Kota New York? Mari kita simak beritanya.
1. Fokus pada isu biaya hidup dan keterjangkauan

Salah satu alasan utama kemenangan Mamdani adalah kepekaannya terhadap isu biaya hidup yang semakin mencekik warga New York. Ia menyoroti mahalnya isu perumahan, pengasuhan anak, layanan publik, dan kebutuhan dasar, yang menurut laporan Gothamist telah meningkat 131 persen sejak 2000.
Dengan slogan kampanye “pembekuan sewa, bus gratis, dan jaminan anak universal,” Mamdani menawarkan solusi konkret untuk meringankan beban warga kota. Kampanyenya yang berbasis pada isu kesejahteraan membuatnya berbeda dari pesaing utamanya, mantan Gubernur Andrew Cuomo, yang dianggap terlalu dekat dengan elit politik dan bisnis.
“Zohran menang dengan agenda kelas pekerja yang tanpa penyesalan,” kata Gustavo Gordillo dari Partai Sosialis Demokrat Amerika di New York City, dikutip dari USA Today.
2. Kampanye akar rumput dan kedekatan dengan komunitas

Keberhasilan Mamdani juga ditopang oleh pendekatan akar rumput yang kuat. Ia membangun kepercayaan dengan komunitas muslim, Asia Selatan, dan pekerja imigran melalui dialog langsung dan kegiatan sosial di lingkungan mereka. Kampanyenya dimulai lebih awal di luar kuil, masjid, dan acara budayanya.
Kampanye Mamdani tidak bergantung pada sumbangan besar dari pengusaha, melainkan tenaga relawan dan partisipasi publik. Dengan 90 ribu relawan dan target 3 juta pintu yang diketuk, timnya menjadikan kampanye ini sebagai gerakan sosial.
“Ia tidak perlu terikat dengan miliarder, karena semua berbasis akar rumput” kata anggota dewan Brooklyn, Rodneyse Bichotte Hermelyn.
3. Karisma, media sosial, dan pesan yang tegas

Selain substansi, karisma pribadi dan kehadiran Mamdani di media sosial turut memperkuat daya tariknya. Gaya komunikasinya yang lugas, dibalut empati dan kesederhanaan, menjadikannya figur yang relatable bagi pemilih muda. “Orang-orang menyoroti karisma dan media sosialnya, tapi pesannya tentang keterjangkauanlah yang paling kuat,” ujar analis politik Ross Barkan kepada USA Today.
Mamdani juga mampu menjangkau komunitas Yahudi dengan pendekatan dialogis, meskipun ia dikenal sebagai aktivis hak-hak Palestina. Ia menegaskan komitmennya untuk membangun hubungan lintas agama dan etnis. Dengan gaya kepemimpinan yang terbuka, Mamdani menegaskan bahwa perubahan bisa dimulai dari kota, dengan keberanian untuk berpihak pada rakyat kecil.



















