Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
bendera Serbia (unsplash.com/thestefankostic)
bendera Serbia (unsplash.com/thestefankostic)

Intinya sih...

  • Oposisi Serbia menyebut langkah pemerintah melanggar konstitusi.

  • Tak hanya ditolak oleh ribuan warga, keputusan untuk merekonstruksi monumen tersebut ditolak oleh sejumlah politikus oposisi Serbia.

  • Mereka menyebut pemerintah Serbia sengaja menyetujui tanpa mengamandemen konstitusi.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Ribuan warga Serbia, pada Selasa (11/11/2025), mengadakan demonstrasi akbar menolak izin rekonstruksi monumen di Belgrade menjadi hotel mewah. Pembangunan ini menjadi investasi besar perusahaan milik menantu Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, Jared Kushner. 

“Kami datang ke sini untuk menyuarakan penolakan kami terhadap hukum yang memperbolehkan pembangunan monumen bersejarah di Belgrade menjadi kompleks hotel mewah,” tutur salah seorang demonstran. 

Selama ini, Monumen Gedung Pusat Staf Militer di Belgrade adalah simbol dari pemboman yang dilakukan NATO pada 1999. Gedung itu dibiarkan rusak dan terbengkalai untuk mengenang korban tewas dalam serangan tersebut. 

1. Oposisi Serbia menyebut langkah pemerintah melanggar konstitusi

Tak hanya ditolak oleh ribuan warga, keputusan untuk merekonstruksi monumen tersebut ditolak oleh sejumlah politikus oposisi Serbia. Mereka menyebut pemerintah Serbia sengaja menyetujui tanpa mengamandemen konstitusi. 

“Dia (Presiden Serbia, Aleksandar Vucic) mencoba merayu Trump agar memiliki hubungan baik dengan AS,” terang mantan Kepala Staf Militer Serbia, Zdravko Ponos yang kini memimpin Partai Srbija Centar, dikutip dari TVP World

Sementara itu, warga Serbia menyatakan akan melindungi bangunan tersebut sebagai cagar budaya. Bangunan rusak tersebut dipandang sebagai contoh dari bangunan dengan arsitektur peninggalan masa Yugoslavia pada pertengahan abad ke-20. 

2. Serbia percepat proses rekonstruksi Gedung Pusat Militer Yugoslavia

suasana di Belgrade, Serbia (unsplash.com/jovanvasiljevic)

Pada akhir pekan lalu, Parlemen Serbia menyetujui hukum khusus untuk mengizinkan pembangunan kembali bekas Gedung Pusat Militer Yugoslavia di Belgrade. Sebanyak 130 dari 171 anggota parlemen menyetujui hukum tersebut dan hanya 40 yang menolak, serta 1 orang yang tidak memilih. 

“Hukum ini bertujuan untuk mendeklarasikan pembangunan ulang yang berhubungan dengan investasi Jared Kushner dalam proyek penting di Republik Serbia,” ungkapnya, dilansir dari Balkan Insight.

Sementara, penetapan hukum khusus ini akan memberikan peluang pemerintah Serbia untuk melompati prosedur normal. Terdapat kemungkinan hukum ini memperbolehkan melewati prosedur pengadaan publik dan keamanan konstruksi. 

3. Monumen akan diubah menjadi hotel dan hunian mewah di Belgrade

suasana Belgrade, Serbia dari atas (unsplash.com/centosfotos)

Proyek di Belgrade tersebut rencananya akan mengubah gedung rusak tersebut dengan komplek hotel mewah, 1.500 unit hunian, dan sebuah museum. Pembangunan hotel tersebut diklaim mampu mendorong pertumbuhan ekonomi di Serbia. 

Pada Mei 2024, Serbia dan perusahaan Kushner, Affinity Partners sudah menyetujui pembangunan Menara Trump di bekas gedung militer tersebut. Investasi proyek pembangunan gedung itu bahkan mencapai 500 juta dolar AS (Rp8,3 triliun). 

Tak hanya di Serbia, menantu Trump itu juga sudah merencanakan proyek resort mewah di Albania. Proyek tersebut akan dibangun di sebuah pulau di pesisir Laut Adriatik dengan investasi yang mencapai 1,6 miliar dolar AS (Rp26,8 triliun).

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team