Presiden Serbia Kecam Penembakan di Gedung Parlemen

- Polisi sudah tangkap terduga pelaku penembakan
- Vucic dan sejumlah warga unjuk rasa dukung korban penembakan
- Uni Eropa desak Serbia untuk selidiki kasus robohnya atap stasiun Novi Sad
Jakarta, IDN Times - Presiden Serbia, Aleksandar Vucic, pada Rabu (22/10/2025), mengecam penembakan di acara kampanye partainya tepat di depan gedung parlemen Serbia di Belgrade. Penembakan ini mengakibatkan satu orang terluka.
“Penembakan di depan gedung parlemen Serbia ini adalah sebuah tindakan terorisme. Aksi ini didorong oleh sejumlah oposisi di Serbia,” ungkap Vucic, dikutip dari Deutsche Welle.
Selain itu, tenda yang digunakan untuk kampanye juga dibakar oleh sejumlah pelaku. Sejumlah pejabat menyebut bahwa pelaku penembakan bertanggung jawab atas pembakaran di area gedung parlemen Serbia.
1. Polisi sudah tangkap terduga pelaku penembakan
Beberapa jam setelah aksi penembakan, polisi berhasil mengidentifikasi terduga pelaku berinisial V.A. yang sudah berusia 70 tahun. Kantor Kejaksaan Belgrade mengatakan bahwa pria tersebut melakukan penembakan usai berdebat imbas perbedaan pandangan politik.
“Dia mengambil senjata api yang dibawanya dan menembakkan sejumlah peluru dan salah satunya mengenai seseorang di bagian pinggang. Sementara, peluru lainnya mengenai tabung gas yang mengakibatkan ledakan dan kobaran api,” terangnya, dikutip dari Balkan Insight.
Pria yang lahir tahun 1955 itu ditangkap setelah 48 jam menjadi buronan. Ia dijerat dengan pasal percobaan pembunuhan, memiliki senjata api tanpa izin, dan menyelundupkan senjata api dan alat peledak ke Serbia yang memicu bahaya.
2. Vucic dan sejumlah warga unjuk rasa dukung korban penembakan

Pada hari yang sama, sejumlah warga sudah berkumpul di depan gedung parlemen Serbia untuk mendukung korban penembakan bernama Milan Bogdanovic. Aksi itu juga dihadiri oleh Vucic dan sejumlah pejabat pemerintahan Serbia.
Dilansir N1, Vucic menyebut bahwa terduga pelaku penembakan adalah seseorang yang sudah pernah dipenjara selama 16 tahun. Presiden Serbia itu mengatakan bahwa kejadian terorisme seperti ini hanya tinggal menunggu waktu sebelum nantinya akan terjadi.
Insiden penembakan in terjadi di tengah rentetan demonstrasi akbar anti-pemerintah imbas insiden robohnya atap stasiun Novi Sad. Mahasiswa rencananya akan kembali mengadakan demo besar pada 31 Oktober 2025.
3. Uni Eropa desak Serbia untuk selidiki kasus robohnya atap stasiun Novi Sad

Mendengar demonstrasi besar dan polarisasi di Serbia, Komisaris Perluasan Uni Eropa (UE), Marta Kos mengecam tindakan represif polisi kepada mahasiswa, jurnalis, dan demonstran lainnya. Ia meminta Serbia untuk lebih serius dalam menyelesaikan kasus di Novi Sad.
“Kami berharap Serbia menghargai nilai-nilai dalam UE. Jika mereka ingin bergabung dalam klub, maka hargai kehormatan manusia, kebebasan, demokrasi, dan kesetaraan. Kami berharap investigasi insiden Novi Sad dapat diselesaikan karena belum ada hasil apapun dari kasus ini,” tuturnya, dikutip dari EU News.
Peristiwa robohnya atap stasiun Novi Sad terjadi pada 1 November 2024. Kejadian itu telah menewaskan 16 orang dan terdapat dugaan kasus korupsi yang menyebabkan kualitas buruknya kualitas bangunan.

















