AS Dinilai Berkontribusi Besar atas Kematian Ribuan Warga Sipil Yaman

AS menjadi salah satu pemasok senjata ke koalisi Arab Saudi

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Amerika Serikat (AS) gagal mengevaluasi korban sipil dan penggunaan senjata buatan Amerika dalam pembunuhan yang disebabkan oleh koalisi pimpinan Saudi di Yaman. Hal itu diungkap oleh laporan internal pemerintah yang dilihat oleh New York Times.

Laporan oleh Kantor Akuntabilitas Pemerintah tersebut berfokus pada serangan antara 2015-2021 oleh koalisi pimpinan Saudi. Koalisi tersebut telah berperang dengan Houthi Yaman sejak Maret 2015.

"Koalisi telah melakukan serangan mematikan menggunakan jet tempur dan amunisi yang telah dipasok oleh sebagian besar perusahaan Amerika dengan persetujuan Departemen Luar Negeri dan Pentagon," kata laporan itu, dilansir Middle East Eye, Rabu (8/6/2022).

 

AS Dinilai Gagal Mengevaluasi Korban Sipil Dalam Perang Yaman 

1. Laporan masih belum dirilis secara publik 

AS Dinilai Berkontribusi Besar atas Kematian Ribuan Warga Sipil YamanIlustrasi tandatangan perjanjian (pixabay.com/Andreas Breitling)

Laporan tersebut dikabarkan belum dirilis secara publik karena cabang eksekutif menetapkan bahwa laporan itu berisi informasi rahasia. Namun, media mengatakan laporan itu telah beredar di kantor-kantor kongres karena undang-undang anggaran.

Menurut Times, itu adalah laporan besar kedua oleh agen AS yang membahas kekurangan pemerintah dalam mencegah korban sipil dalam perang di Yaman.

Laporan pertama dirilis oleh Departemen Luar Negeri pada 2020 dan mengatakan badan tersebut gagal mengambil tindakan yang tepat untuk mengurangi kematian warga sipil.

Baca Juga: Terlibat Kejahatan Perang Yaman, Produsen Senjata Prancis Digugat

2. Laporan diungkap oleh media menjelang kunjungan Biden ke Saudi 

AS Dinilai Berkontribusi Besar atas Kematian Ribuan Warga Sipil YamanPresiden Amerika Serikat, Joe Biden (twitter.com/President Biden)

Berita tentang laporan itu muncul saat Presiden Joe Biden dijadwalkan mengunjungi Arab Saudi. Pada Senin, beberapa anggota parlemen AS mendesak Biden untuk memperbaiki hubungan Washington dengan Riyadh.

Parlemen meminta untuk memperingatkan Saudi agar tidak mengadakan kerja sama yang lebih strategis dengan China dalam pengadaan rudal balistik.

“Saudi adalah salah satu pelanggar terburuk hak asasi manusia di dunia. Mereka memicu perbudakan modern, menindas hak-hak perempuan, menyiksa dan membunuh pembangkang, menekan pengorganisasian demokrasi dan bertanggung jawab atas bencana kemanusiaan yang sedang berlangsung di Yaman,” kata anggota Kongres Ilhan Omar, seorang kritikus vokal kerajaan.

"Menempatkan hak asasi manusia di pusat kebijakan luar negeri kami berarti konsisten dalam memanggil pelanggar hak asasi manusia. Dan Arab Saudi harus berada di urutan teratas daftar itu," lanjut dia.

3. Konflik Yaman terjadi sejak 2014 

AS Dinilai Berkontribusi Besar atas Kematian Ribuan Warga Sipil YamanSeorang warga Yaman berjalan di bawah puing-puing reruntuhan bangunan. (Via Twitter/UN Human Rights)

Laporan itu juga muncul seminggu setelah kelompok bipartisan anggota parlemen AS memperkenalkan resolusi War Powers, yang akan mengakhiri semua dukungan yang tersisa untuk koalisi pimpinan Saudi yang berperang di Yaman. Itu memperkuat janji Biden tahun lalu untuk mengakhiri bantuan kepada koalisi.

Yaman telah mengalami kekacauan selama bertahun-tahun sejak pemberontak Houthi merebut ibu kota Sanaa pada 2014 dan menggulingkan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi dari kekuasaan.

Konflik kemudian berlarut-larut menjadi perebutan kekuasaan regional pada Maret 2015, ketika Arab Saudi dan sekutu regionalnya, termasuk Uni Emirat Arab turun tangan untuk menggulingkan Houthi yang bersekutu dengan Iran.

Sejak itu, konflik yang berkepanjangan telah menyebabkan sekitar 377 ribu orang tewas, empat juta mengungsi, dan 80 persen negara terpaksa bergantung pada bantuan kemanusiaan internasional untuk bertahan hidup.

Baca Juga: 5 Fakta Kota Tarim di Yaman, Tempat Berkumpulnya Para Wali Allah

Zidan Patrio Photo Verified Writer Zidan Patrio

patrio.zidan@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya