Menlu AS: Negara Palestina Bisa Berdiri, Asal Dibantu Israel
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan, ada potensi untuk mendirikan negara Palestina. Namun, harus ada kerja sama timbal balik dengan Israel.
“Anda tidak akan mendapatkan keamanan sejati yang Anda perlukan jika tidak ada hal tersebut. Dan untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan Otoritas Palestina yang lebih kuat dan telah direformasi agar dapat memberikan pelayanan yang lebih efektif bagi rakyatnya sendiri," kata Blinken di Davos pada Rabu (17/1/2023), dilansir AFP.
Blinken menambahkan, Otoritas Palestina yang efektif hanya dapat beroperasi dengan dukungan dan bantuan Israel, bukan dengan Hamas.
“Bahkan Otoritas yang paling efektif pun akan mendapat banyak masalah jika mendapat oposisi aktif dari pemerintah Israel mana pun,” kata dia.
Baca Juga: Netanyahu Bakal Lanjutkan Perang di Gaza sampai 2025
1. Solusi damai
Seruan Blinken pada Rabu merupakan salah satu langkah konkret yang diusulkannya dalam WEF. Pada kesempatan itu, Blinken menyerukan Israel agar membantu Palestina, dengan mengatakan bahwa keamanan jangka panjang Israel sedang dipertaruhkan.
AS mendukung seruan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk memberantas Hamas, yang menguasai Jalur Gaza, namun menyerukan Otoritas Palestina, yang dipimpin oleh Mahmud Abbas di Tepi Barat secara bertahap mengambil alih kendali di Jalur Gaza.
Sementara itu, Netanyahu telah lama mengecam Otoritas Palestina dan bersikap skeptis terhadap negara Palestina. Terlebih, kehadiran Hamas di Gaza membuat kebencian Netanyahu semakin meningkat terhadap Palestina.
2. Saudi akan mengakui Israel jika negara Palestina didirikan
Editor’s picks
Menlu Arab Saudi mengatakan pada Selasa bahwa kerajaannya bisa mengakui Israel jika kesepakatan komprehensif tercapai yang mencakup status kenegaraan bagi Palestina.
“Kami setuju bahwa perdamaian regional mencakup perdamaian bagi Israel, namun hal itu hanya dapat terjadi melalui perdamaian bagi Palestina melalui negara Palestina,” kata Pangeran Faisal bin Farhan dalam forum Davos, dilansir Reuters.
Ketika ditanya apakah Arab Saudi akan mengakui Israel sebagai bagian dari perjanjian politik yang lebih luas, dia menjawab, “Tentu saja.”
Pangeran Faisal mengatakan, menjaga perdamaian regional melalui pembentukan negara Palestina adalah sesuatu yang telah kami kerjakan bersama pemerintah AS, dan ini lebih relevan dalam konteks Gaza.
Baca Juga: Di Davos, Sekjen PBB Kembali Serukan Gencatan Senjata Konflik Gaza
3. Konflik di Gaza terus berlanjut
Sementara itu, konflik antara Israel dan Hamas masih terus berlanjut. Terbaru, jumlah korban jiwa tewas telah melampaui 24 ribu jiwa di Gaza. Mayoritas merupakan perempuan dan anak-anak.
Belum ada tanda-tanda gencatan senjata sejauh ini. Konflik telah berimbas terhadap situasi di Timur Tengah. Di Laut Merah, Houthi mengadakan blokade mengatasnamakan perjuangan rakyat Palestina terhadap Israel.
Baca Juga: AS akan Masukkan Kembali Houthi dalam Daftar Teroris Dunia
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.