Menlu Rusia: Barat Mendorong Timur Tengah ke Ambang Perang

Negara Barat seperti AS disebut suka membuat konflik

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Rusia mengatakan negara-negara Barat mendorong kawasan Timur Tengah ke jurang perang besar. Hal ini disebutnya menyebabkan lonjakan aksi militansi dan arus pengungsi.

“Sekarang kita melihat bagaimana Anglo-Saxon benar-benar mendorong Timur Tengah ke ambang perang besar,” kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov pada diskusi panel di Pameran dan Forum Internasional Rusia di Moskow pada Senin (6/11/2023), dilansir Anadolu Agency.

Lavrov melanjutkan dengan berargumen bahwa pendekatan yang digunakan oleh Barat telah terwujud sepenuhnya di Ukraina, Irak, Libya dan Suriah.

“Dampak lain dari kebijakan tersebut adalah meningkatnya terorisme dan ekstremisme, rusaknya nasib manusia, hancurnya keluarga, serta jutaan arus pengungsian,” tambahnya.

Baca Juga: Gaza Memanas, AS Kirim Kapal Selam Tenaga Nuklir ke Timur Tengah 

1. Barat sering mengorbankan pihak lain

Menlu Rusia: Barat Mendorong Timur Tengah ke Ambang PerangPresiden Amerika Serikat, Joe Biden (twitter.com/President Biden)

Tidak sampai di situ, Lavrov mengatakan bahwa negara Barat terbiasa menyelesaikan masalahnya sendiri dengan mengorbankan pihak lain. Ia juga mengatakan Barat sebagai pihak yang mengeksploitasi sumber daya orang lain.

Ia turut menyinggung Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO. Menurutnya, NATO adalah peninggalan masa lalu, namun aliansi tersebut telah menyebarkan pengaruhnya ke seluruh dunia yang menyebabkan mereka terlalu memaksakan diri dalam urusan setiap negara.

“Anda tidak bisa begitu berani dan terus-menerus memaksakan hegemoni Anda pada semua orang, zaman tidak lagi sama,” katanya.

Baca Juga: NATO Kirim Jet Pengintai ke Lithuania Pantau Rusia 

2. AS akan kirim senjata ke Israel

Menlu Rusia: Barat Mendorong Timur Tengah ke Ambang PerangKapal induk Gerald R Ford milik Amerika Serikat (twitter.com/CENTCOM)

Komentar Lavrov muncul di tengah eskalasi konflik Palestina-Israel yang tak kunjung selesai. Keterlibatan AS dalam mendukung Israel menjadi salah satu penentu arah perang ini ke depannya.

Pada Senin, menurut laporan Middel East Eye, pemerintahan AS Joe Biden telah mengatakan kepada Kongres bahwa mereka berencana mengirim bom presisi senilai 230 juta dolar ke Israel. Washington bermaksud mengirim Spice Family Gliding Bomb Assemblies, sejenis senjata berpemandu presisi yang ditembakkan oleh pesawat tempur.

Sebelumnya, dilaporkan bahwa pemerintahan Biden mengirimkan pemberitahuan resmi pada 31 Oktober kepada para pemimpin kongres mengenai rencana transfer tersebut. Laporan itu mengatakan produsen senjata Rafael USA akan mentransfer bom tersebut ke perusahaan mitranya di Israel.

3. Konflik Gaza terus berlanjut

Menlu Rusia: Barat Mendorong Timur Tengah ke Ambang PerangGedung-gedung di kamp pengungsi Jabalia di Gaza hancur setelah serangan Israel pada Rabu, 1 November 2023. (twitter.com/@UNHumanRights)

Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, Jumlah korban tewas di Gaza mencapai angka yang suram, yakni lebih dari 10.000 orang tewas. 4.104 di antaranya merupakan anak-anak dan 2.641 adalah wanita.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan Gaza sekarang menjadi kuburan bagi anak-anak. Ia menegaskan kembali seruannya untuk gencatan senjata.

Guterres juga mengatakan penyeberangan Rafah dengan Mesir tidak cukup untuk menyalurkan bantuan yang sangat dibutuhkan ke wilayah kantong Palestina.

Baca Juga: Para Menlu G7 Bahas Situasi Israel-Palestina di Tokyo

Zidan Patrio Photo Verified Writer Zidan Patrio

patrio.zidan@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya