[OPINI] Tragedi Mei 1998, Dosa ABRI yang Mulai Terlupakan
Mereka hanya menjalankan tugas dan perintah dari pimpinan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tragedi Kerusuhan Mei 1998 selalu diingat masyarakat Indonesia sebagai masa tergelap dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kekokohan Indonesia di bawah komando Presiden Soeharto mulai goyah setelah dipicu Krisis Finansial Asia dan Tragedi Trisakti, yang akhirnya merembet hingga ke ranah politik, ekonomi, dan militer.
Mungkin bagi sebagian orang, tragedi Kerusuhan Mei 1998 sendiri adalah murni kekacauan negara akibat perekonomian yang memburuk. Tetapi, jangan pernah kita melupakan bahwa penjaga kedaulatan Indonesia pun pernah mengarahkan pucuk senapannya kepada rakyat Indonesia.
1. Keterlibatan ABRI dalam Kerusuhan Mei 1998
Masih sebuah misteri jika kita mempertanyakan apa yang sebenarnya terjadi dalam kesatuan ABRI saat Kerusuhan Mei 1998 membara. Bergeraknya personel dan kendaraan lapis baja ABRI ke jalanan Ibu Kota untuk meredam kerusuhan rakyat, terbukti hanya menambah kebencian dan amarah terhadap kesatuan penjaga kedaulatan NKRI.
Kerusuhan yang semakin membesar, memaksa ABRI bertindak lebih jauh. Berdasarkan fakta yang ada, konteks "bertindak lebih jauh" dalam hal ini ternyata memunculkan berbagai kasus kekerasan, penganiayaan, dan penembakan yang dilakukan oleh militer. Alhasil, darah rakyat mengalir dan dosa ABRI pun mekar seperti bunga di musim semi.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.