Jumanji: Welcome To The Jungle, Hidangan Sehat di Penutup Tahun 2017

Ulasan menarik tentang Jumanji: Welcome To The Jungle. Ada yang sudah menontonnya?

Dunia game (Permainan) diyakini tidak akan pernah mati, dan justru akan terus berkembang sampai waktu yang entah kapan. Perkembangan dunia game paling baru adalah virtual reality, di mana si gamer akan masuk ke dalam dunia game yang dimainkannya dengan bantuan beberapa devices.

Sebenarnya, konsep dasar dari virtual reality sudah lama muncul sebelum benar-benar diimplementasikan ke dalam game. Satu implementasinya adalah di film.

Beberapa dekade belakangan ini, konsep dasar dari virtual reality ini banyak diadaptasi oleh para film maker dalam mendukung film yang dibuatnya. Meski tidak sepenuhnya dengan konsep game, namun konsep dasar tentang masuknya karakter-karakter tertentu ke dalam dunia yang benar-benar lain dari dunia nyata, sangat mudah ditemukan di banyak film yang berkembang sekarang ini. Film-film seperti The Matrix dan Inception adalah sedikit dari banyaknya contoh.

Di akhir tahun ini, sebuah film berkonsep yang kurang lebih sama kembali dihidangkan kepada para penikmat film di seluruh dunia. Jake Kasdan, satu film maker ternama Holywood, melalui film besutannya, Jumanji: Welcome To The Jungle, mencoba menyegarkan kembali ingatan para penikmat film akan film Jumanji yang sukses di era 90-an, memadukannya dengan konsep dasar virtual reality.

 

Jumanji: Welcome To The Jungle, Masih Soal Karakter-karakter yang Terjebak di Dalam Sebuah Game

Jumanji: Welcome To The Jungle masih menggunakan dasar plot yang sama dengan Jumanji (1995), yakni terjebaknya beberapa karakter di dalam sebuah game bernama Jumanji. Hanya saja di Jumanjiplatform permainan yang digunakan adalah sebuah papan, lengkap dengan dadu serta bidak avatar berkarakter hewan liar, di mana para pemain akan mengalami petualangan (Tantangan) di luar akal sehat manusia setiap kali mereka melempar dadu.

Sedikit lebih maju daripada Jumanji, di Jumanji: Welcome To The Jungle, papan permainan Jumanji diubah menjadi menggunakan sebuah nintendo game.

Saya rasa hal tersebut dilakukan Jake Kasdan yang menilai bahwa penggunaan papan permainan biasa sudah terlalu lawas. Meski pada akhirnya nintendo game yang dipakai pun adalah nintendo game keluaran lama, jika dibandingkan dengan keluaran tahun sekarang.

Hal berbeda yang lain adalah, di Jumanji: Welcome To The Jungle, para karakterlah yang tersedot dan akhirnya terjebak di dalam dunia game. Sedangkan di Jumanji, kita paham bahwa fantasi dari dunia game-lah yang justru tersedot dan di beberapa kesempatan merusak tatanan normal kehidupan dunia nyata.

Jumanji: Welcome To The Jungle juga berhasil menggambarkan dunia game yang cukup utuh dengan menampilkan pemilihan karakter game terlebih dahulu, lalu para pemain akan mengalami perubahan penampilan dan kemampuan secara total saat sudah masuk ke dunia game Jumanji.

Masing-masing karakter baru tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing, yang pada akhirnya memaksa mereka bekerja sama untuk menyelesaikan permainan. Suasana dunia game semakin terasa dengan adanya batas nyawa masing-masing karakter.

 

Petualangan dan Komedi, Kedua Unsur yang Tak Pernah Habis

Dari posternya saja, para penonton agaknya sudah mampu menilai secara umum, bahwa Jumanji: Welcome To The Jungle akan dipenuhi dengan banyak aksi menegangkan, berbahaya, sekaligus kocak. Bagaimana tidak? Poster tersebut dipenuhi dengan wajah para aktor dan aktris yang sudah sangat identik dengan genre film mereka masing-masing.

Ada Dwayney Johnson (The Rock) yang memerankan Dr Smolder Bravestone sebagai karakter utama. Karakternya sebagai satu aktor film bergenre action terbaik sudah tidak perlu diragukan lagi.

Pembawaannya yang sudah terlanjur cowok banget (Berbadan kekar, suara lantang, tatapan mata ‘membara’, jago berkelahi pula) sangat membantunya dalam memerankan Dr Smolder Bravestone, yang karakternya bisa dibilang tidak terlalu berbeda dengan karakternya saat sedang tidak acting.

Adegan berkelahi, dan adegan-adegan berbahaya yang disertai guyonan-guyonan renyah akan banyak dimainkan Dwayney Johnson dalam fim ini.

Aksi Dwayney Johnson dalam Jumanji: Welcome To The Jungle sangat terbantu dengan hadirnya aktor sekaligus komedian terkenal Holywood, Kevin Hart, yang berperan sebagai Moose Finbar.

Cukup banyak scene yang menampilkan kolaborasi dialog dan aksi antara Dwayney Johnson dengan Kevin Hart yang berhasil menimbulkan gelak tawa penonton di bioskop. Ditambah, gaya bicara dan mimik wajah yang sangat khas dari Kevin Hart juga sangat mudah memancing penonton untuk tertawa.

Tidak lupa juga, guyonan khas stand up comedy, di mana dia berulang kali memecahkan ekspektasi para penonton dengan berbagai monolognya yang (Sekali lagi) sangat berhasil membuat seisi bioskop berkali-kali PECAH!

Genre sebagai film komedi semakin melekat kepada Jumanji: Welcome To The Jungle dengan hadirnya Jack Black yang berperan sebagai Prof Shelly Oberon. Perannya terbilang cukup unik.

Karena dia harus berperan sebagai seorang wanita muda, meski secara fisik dia tetap seorang pria tulen. Lebih tepatnya, dia harus memerankan seorang wanita yang terjebak di dalam tubuh pria. Guyonan-guyonan kotor berhasil dibawakannya dengan sangat renyah.

Stu guyonan paling menarik yang dia bawakan adalah saat dia ingin buang air kecil, dan dia meminta Moose Finbar untuk mengajarinya bagaimana cara seorang pria biasanya buang air kecil. “Oh... It’s so much easier!” Katanya sambil mempraktikkan gaya berdiri buang air kecil pria.

Dunia akan begitu hampa tanpa hadirnya sosok wanita. Mungkin itu yang melatarbelakangi dihadirkannya sosok Karen Gillan yang memerankan Ruby Roundhouse, si wanita perkasa jago karate, namun alergi pada racun.

Ya, dia adalah satu-satunya karakter wanita di Jumanji: Welcome To The Jungle setelah memasuki dunia game Jumanji. Kehadirannya sudah cukup menjadi penyeimbang dominasi sosok pria di film ini. Terlebih lagi, karakternya terbilang lebih menonjol jika dibanding Moose Finbar dan Prof Shelly Oberon.

Bahkan di bagian akhir scene, dirinya dan Dr Smolder Bravestonelah yang menjadi penentu kemenangan mereka di dalam game Jumanji.

Tentu saja masih ada beberapa aktor dan artis lain yang bermain di Jumanji: Welcome To The Jungle, namun kehadiran meraka bisa dibilang hanya sebagai pelengkap. Kehadiran mereka begitu proporsional jika berpijak pada genre film yang dipilih.

Unsur adventure dan action begitu dominan dibawakan oleh Dwayney Johnson dan Karen Gillan. Begitu juga sebaliknya. Unsur komedi banyak dibawakan oleh Kevin Hart dan Jack Black.

Sedangkan sosok Dwayney Johnson dan Karen Gillan berperan sebagi pendukung materi lawakan mereka berdua. Jumanji: Welcome To The Jungle adalah paket lengkap dengan isi action, adventure, dan comedy yang proporsional.

 

Eksplorasi Unsur Jungle yang Kurang Mendalam

Namun sayangnya, untuk sebuah film yang mengusung tema utama jungle di dalamnya, film Jumanji: Welcome To The Jungle justru tidak secara total menonjolkan unsur tersebut.

Pemilihan alam liar sebagai setting utama sudah tepat. Namun yang menjadi catatan adalah, kurangnya penekanan akan unsur-unsur di dalamnya.

Kemunculan kuda nil liar pada bagian awal film, sekelompok badak liar di sebuah tebing curam, seekor gajah yang ditunggangi Moose Finbar, beberapa ekor jaguar pada bagian akhir film, serta beberapa ekor nyamuk yang beberapa kali menggigiti satu karakter, masih kurang mewakili keliaran alam liar itu sendiri.

Ditambah lagi, durasi kemunculan mereka di film tersebut tidaklah lama. Unsur jungle di dalam film tersebut justru tertutupi oleh konflik antara keempat karakter utama dengan kelompoknya Cannavale, karakter antagonis di Jumanji: Welcome To The Jungle 

Unsur jungle yang ada juga sempat sedikit terganggu dengan pemilihan pasar tradisional ala Timur Tengah sebagai setting tambahan oleh si film maker. Faktanya, tidak terdapat satupun alam liar (Hutan) yang memiliki pasar tradisional di dalamnya.

Namun terlepas dari secuil kritik di atas, sebagai medium hiburan, film Jumanji: Welcome To The Jungle terbilang berhasil membawakan hiburan dengan paket lengkap. Pemilihan artis dan aktor dan peran masing-masing yang begitu proporsional telah menjadi kelebihan utama dari film tersebut.

Unsur adventure dan comedy yang sangat kuat juga sukses menarik emosi para penonton untuk masuk ke dalam film tersebut.

Hasilnya, durasi pemutaran film selama 112 menit berlalu begitu cepat. Terlebih lagi, penayangan perdananya yang mendekati waktu libur natal dan tahun baru, menjadikan film tersebut semakin cocok dijadikan tontonan sehat keluarga di akhir tahun 2017.

Zulkarnain Akhyar Wicaksana Photo Writer Zulkarnain Akhyar Wicaksana

Suka menulis opini di facebook: Zulkarnain Akhyar Wicaksana

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya