Kenang Aura Tegang Wajah Yuri Jubir Corona

#SatuTahunPandemik COVID-19

Jakarta, IDN Times - Saat Presiden Joko "Jokowi" Widodo mengumumkan kasus pertama COVID-19 di Indonesia pada 2 Maret 2020 lalu, aku tidak terlalu terkejut. Sebab, sudah terlalu banyak kabar bahwa memang Indonesia akan menjadi salah satu negara yang terdampak virus tersebut. Benar saja, kini COVID-19 menjadi pandemik yang melanda dunia.

Setelah pengumuman kasus pertama, masyarakat di Indonesia perlahan-lahan sadar bahwa situasi ini adalah bahaya. Bahkan, setiap hari pemerintah secara khusus mengumumkan penambahan kasua COVID-19. Seluruh stasiun TV, radio, hingga media online seperti IDN Times pun memantau hal tersebut.

Kebetulan, aku adalah wartawan yang bertugas untuk membuat berita update COVID-19 di Tanah Air. Tidak bisa terlupakan, rasa cemas yang membuat jantung berdebar aku rasakan pada pukul 15.00 WIB setiap harinya. Pada jam itu, Achmad Yurianto, mantan juru bicara penanganan COVID-19 membagikan informasi penambahan kasus. Dari puluhan, ratusan, hingga kini lebih dari satu juta. Raut wajah Yuri, panggilan akrab Achmad Yurianto, tidak akan pernah bisa aku lupakan. Menurutku, ketegangannya menggambarkan situasi awal COVID-19.

Selain penambahan kasus harian yang semakin meroket. Aku meliput kebijakan penanganan COVID-19. Pada 9 April 2020, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk pertama kalinya menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB). Rasa terkurung benar-benar menjadi satu perasaan yang mendominasi masyarakat ibukota kala itu.

Pada saat itu pula masyarakat lebih mengenal istilah work from home dan study from home. Pekerja dan pelajar dipaksa untuk mengubah kebiasaannya. Tidak lagi bekerja di kantor, bahkan tidak ada lagi belajar di sekolah.

Namun, pada 7 Mei 2020, Presiden Jokowi memperkenalkan new normal ke masyarakat. Jokowi menyebutkan bahwa masyarakat harus bisa hidup berdamai dengan COVID-19. Kita ingat, masyarakat kembali beraktifitas di luar rumah, walaupun masih dalam batasan.

Face shield adalah salah satu tren yang muncul di masa new normal. Bukan hanya pelapis bening polos biasa, bahkan Pemimpin Redaksi IDN Times Uni Lubis adalah salah satu orang yang mengikuti tren tersebut. Uni mengenakan face shield berwarna merah muda hingga motif batik untuk ke kantor. Unik rasanya jika mengingat masa itu. Kegembiraan untuk bisa kembali bersama di kantor tercinta, walau sekat ada dimana-mana.

Kebiasaan baru memang terbentuk, tetapi pemerintah kembali mengubah regulasi. Aktivitas new normal ternyata menambah kasus COVID-19 di Tanah Air. Pemerintah mengatakan hal itu terjadi karena masyarakat tidak paham 3 M yang baik dan benar. Contohnya, penggunaan face shield yang tidak dibarengi dengan masker.

Satu tahun pademik COVID-19, Minggu 28 Februari 2021, ada 1,33 juta kasus di tanah air. Sebanyak 1,14 juta sembuh, 35.981 meninggal dunia.

Belum ada yang tahu kapan pandemik COVID-19 akan berakhir. Namun setidaknya masyarakat masih bisa menikmati kehidupan yang terbatas ini dengan penuh rasa syukur. Lebih menghargai waktu bersama hingga belajar untuk mencintai waktu sendiri di rumah. Semoga semuanya bisa segera bertemu dalam keadaan yang baik.

#SatuTahunPandemik adalah refleksi dari personel IDN Times soal satu tahun virus corona menghantam kehidupan di Indonesia. Baca semua opini mereka di sini.

Baca Juga: Setahun Pandemik: Kawal Orangtua adalah Jalan Ninjaku

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya