TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

[OPINI] Promosi Bersifat Kontroversial Ibarat Sebuah 'Taruhan'

Strategi promosi salah kaprah? Belajar dari 2 brand ternama 

Ilustrasi taruhan (Pexels by Pixabay)

Bukan hal baru jika sebuah kontroversi dinilai mampu memperkuat branding yang sudah dibangun. Teknik ini sudah sering dipakai dalam mempromosikan film dan buku. Sensitivitas yang dihasilkan suatu konten akan menarik perhatian publik dan hal ini membuat brand dikenal dan semakin kuat terlepas dari citra negatif yang mungkin dihasilkan. Ibarat sebuah ‘taruhan’, hasil akhirnya ditentukan oleh opini publik. Apakah setelah publik marah, masih terdapat toleransi atau tidak. Mengambil contoh kasus terbaru dalam dunia marketing, kita akan menemukan dua hasil ‘taruhan’ yang berbeda.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Parfum Unisex, Didominasi Brand Lokal

MS Glow: digital marketing, Paris Fashion Week dan Permintaan maaf

ilustrasi produk kecantikan (Shiny Diamond/Pexels)

Dalam industri kecantikan, MS Glow dinilai melakukan pendekatan marketing inovatif yang berbeda dengan marketing konvensional lainnya. Jika kebanyakan industri kecantikan melakukan promosi lewat kerjasama di klinik kecantikan dan customer care maka MS Glow menggunakan pendekatan digital dengan memanfaatkan pengalaman pengguna (customer experience) yang didukung dengan meningkatnya pengguna teknologi.

MS Glow juga dikenal mempunyai dampak sosial lewat tema yang mereka usung dengan memberikan kesempatan bagi wanita untuk berwirausaha dan bagaimana MS Glow didirikan sampai mampu merambah mancanegara. Oleh karena itu, mereka mempunyai citra yang baik sebelum klaim MS Glow terhadap keikutsertaannya dalam Paris Fashion Week menjadi kontroversi.

Secara nyata, brand MS Glow semakin dikenal publik setelah kejadian tersebut. Walaupun dihujani kritik dan dianggap sengaja mengaburkan informasi, tampaknya permintaan maaf yang mereka keluarkan masih dapat diterima. Dukungan masih terus mengalir di berbagai platform media sosial untuk brand yang satu ini. ‘Taruhan’ mereka berhasil.

Holywings : pelanggaran PPKM, penganiayaan dan promosi tidak etis 

Pexels by cottonbro

Holywings merupakan grup bisnis yang bergerak dalam bidang food and beverage yang ditujukan sebagai tempat hiburan dengan tiga jenis usaha yakni bar, klub dan restoran. Holywings semakin terkenal saat sahamnya dipegang oleh banyak publik figur yang salah satunya adalah Hotman Paris. Dalam perjalanannya, Holywings pernah melakukan pelanggaran aturan PPKM dan akhirnya dikenakan sanksi. Selain itu, cabang Holywings di kota Yogyakarta menjadi tempat penganiayaan salah seorang pengunjung.

Sebagai tempat yang juga menjual minuman beralkohol, sejak awal Holywings mempunyai citra yang negatif sebab Indonesia sendiri masih menjunjung nilai agama, adat dan etika yang kuat di kalangan masyarakatnya. Ketika sebuah promosi berisi ajakan untuk datang dan mendapatkan minuman gratis jika punya nama Muhammad dan Maria, maka publik tidak mampu menahan kemarahannya dan menuntut penjelasan.

Bukan hal baru jika indutri hiburan malam, seperti bar, klub malam dan tempat prostitusi menjadi masalah tersendiri dan belum mendapatkan solusi terbaiknya. Di tengah keresahan akan masalah tersebut, promosi yang dikeluarkan Holywings dengan citra negatif mereka kemudian menjadi ledakan amarah yang sepertinya tidak akan bisa diselesaikan dengan mudah.

Dianggap sangat tidak etis dan menyinggung, kontroversi ini berubah menjadi kasus penistaan agama dan pencabutan izin usaha. Akhirnya, ‘taruhan’ mereka dapat dikatakan gagal. Kenapa? Tentunya karena motif promosi ini dikabarkan untuk meningkatkan penjualan outlet yang berada di bawah target dan malah berujung penutupan banyak outlet.

Baca Juga: [OPINI] Media Sosial Membuatku Semakin Kesepian

Writer

Mega Leoni

Berminat pada sisi psikologi dari kehidupan manusia.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya