[OPINI] Menilik Redefinisi Arti Kecantikan Melalui Budaya KPop
"Masa cowok kok pakai baju pink sama nangis kayak cewek?"
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Berapa kali kamu mendengar bahwa laki-laki itu harus macho, brewokan, berpakaian kotor dan lusuh, gak boleh menangis, mengeluh, merokok serta berkata kasar? Mungkin gak satu kali atau dua kali. Berapa kali kamu mendengar orang mencibir transgender hanya karena penampilannya dianggap tidak ideal karena masih memiliki jakun tapi mengidentifikasi dirinya sebagai perempuan? Mungkin berkali-kali.
Sadar atau tidak, sepanjang hidup kita, banyak anggapan atau stereotip yang salah mengenai bagaimana seseorang atau sesuatu harus berlaku. Ketika anak perempuan dikenalkan dengan standar permainan sosial kecantikan seperti boneka Barbie, pakai gaun warna-warni kemudian menyebut diri sebagai "Princess." Ketika anak laki-laki hanya boleh main mobil-mobilan, robot-robotan, pakai baju superhero dan segala sesuatu yang terkesan macho. Itu adalah persepsi kecantikan yang dibangun sejak masih kecil dan kadang gak kita sadari.
Saat kita sudah dewasa, tak jarang kita masih terpaku pada standar kecantikan yang selama ini digadang-gadang masyarakat. Sehingga ketika kita melihat sesuatu yang tak sesuai dengan standar kecantikan pada umumnya, kita atau orang lain akan bergidik ngeri bahkan mencibir dan menghina. Apa yang salah?
Di zaman ketika konstruksi maskulin terasa begitu mencekik dan rapuh, para anggota boyband KPop dengan lantang mendobrak standar kecantikan yang ada
KPop grup, Bangtan Sonyeondan (BTS) secara lantang mau tak mau membuat kita meredefinisi apa arti sebuah maskulinitas. Bersama dengan boyband KPop lainnya, naiknya popularitas mereka juga semakin menyita perhatian publik tentang bagaimana seharusnya laki-laki berpakaian sesuai standar maskulin pada umumnya.
Bintang KPop laki-laki biasanya mendapat dua reaksi publik: teriakan pujian dan antusiasme para fansnya, dan hinaan serta cibiran dari orang di luar lingkaran tersebut. Itu adalah hal yang biasa kamu temui di dunia KPop, terlebih lagi para laki-laki KPop ini terlihat feminin seperti perempuan.
Seiring berjalannya proses KPop menuju industri musik ke luar Korea Selatan, idol laki-laki mereka ini perlahan-lahan membentuk standar baru: menyiarkan bentuk baru dari maskulinitas yang tentu saja sangat jauh dari standar kecantikan maskulin dunia barat.
Konsep "flower boy" ala Korea Selatan ini bukan barang baru. Kata ini sudah terbentuk di Korea Selatan sebelum abad ke-10 pada saat permulaan dinasti Silla. "Hwarang" ("Flowering Knights") digunakan oleh grup elit sekumpulan pelajar laki-laki muda yang mempelajari budaya yang memang dikenal dalam penggunaan makeup serta aksesorisnya. Ada dramanya kalau mau lihat, coba cari sendiri ya, judulnya "Hwarang."
Baca Juga: [OPINI] 5 Hal Ini Mungkin Jadi Alasan Kenapa Ada Haters KPop
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.