Movie Review: Dunkirk

Survival is Victory

Pada bulan Mei tahun 1940, pasukan gabungan Perancis, Inggris dan Kanada semakin terdesak oleh tentara Jerman. Mempertahankan Perancis sudah sangat mustahil sehingga pasukan gabungan tersebut berupaya untuk pergi dari Perancis dan kembali ke Inggris melalui Dunkirk.

Namun, terdapat sebuah masalah besar, yakni kapal yang tersedia tidak cukup untuk menampung ribuan tentara yang terlantar. Bersama-sama, mereka harus menemukan sebuah cara untuk melarikan diri sebelum pasukan Jerman tiba dan menghabisi semuanya.

Perang Dunia II (PD II) adalah salah satu momen paling besar dalam sejarah. Konflik terakbar yang pernah dialami umat manusia tersebut menimbulkan pelbagai kisah, mulai dari cerita yang patriotik sampai mengerikan. Dalam dunia sinema, sudah tidak terhitung lagi rasanya film yang mengangkat tema tersebut, baik itu dari Hollywood atau negara lain. Dunkirk adalah film terbaru yang kembali mengangkat tema ini, dengan timeline masa kejayaan Nazi Jerman.

Dunkirk disutradarai oleh Christopher Nolan, salah satu sineas paling beken di Hollywood dan merupakan sutradara dari film- film seperti The Dark Knight trilogi, Inception, dan Interstellar. Namun dengan mengesampingkan hal tersebut, bagaimana sebenarnya kualitas dari film ini? 

Well...

Cara Nolan dalam menggunakan karakternya di film Dunkirk ini sedikit berbeda dari film kebanyakan, dimana Dunkirk tidak terlalu ambil pusing untuk menggali masing-masing karakter. Ini hal yang sebenarnya cukup riskan karena tanpa karakter yang kuat, akan sedikit sulit bagi film untuk bisa memikat penonton. Namun, teknik ini justru sanggup memberikan suguhan yang sangat menarik.

Dunkirk adalah kisah nyata mengenai evakuasi ribuan tentara sekutu, sebuah cerita yang sangat besar untuk satu atau dua karakter. Penulis merasa bahwa itulah sisi yang coba digali oleh Christopher Nolan, dimana Dunkirk bukanlah kisah personal satu orang, melainkan sebuah momen besar yang dialami oleh ribuan jiwa.

Plot yang diusung juga cukup unik. Ini bukanlah kisah dengan tiga act seperti film kebanyakan yang biasanya berisi:

First act : Pengenalan Karakter.
Second act : Konflik utama.
Third act : Penyelsaian konflik.

Jika mengharapkan kisah seperti di atas, kamu mungkin akan kecewa karena bahkan dari detik pertama. Dunkirk hanya fokus kepada satu hal, yakni usaha para tentara untuk menyelamatkan hidupnya. Kamu tidak akan melihat adegan dimana para karakter berkumpul dan berbagi kisah masing-masing yang biasanya ditujukan untuk mengenalkan karakter pada audience. Begitu pula konflik bombastis seperti penentuan kalah menang suatu pasukan atau sejenisnya. No, ini hanyalah sebuah misi penyelamatan, tidak kurang ataupun lebih.

Kisah yang ditampilkan sebenarnya sangat simple, namun bisa dikemas dengan apik. Bagaimana Dunkirk menjaga tensi mencekam juga patut diacungi jempol, karena kamu dipastikan tidak akan pernah merasa aman sedetikpun disepanjang durasi!

Seperti berbagai aspek lainnya, adegan aksi yang diusung Dunkirk terlihat berbeda dari film kebanyakan. Pertempuran tidak disajikan secara megah dan penuh aksi, namun dilakukan secara lebih realistis, dengan ledakan yang tidak berlebihan. Scoring dari hans Zimmer seperti biasa, sangat menakjubkan. Dan bagaimana Dunkirk menyatukan baik itu scoring, adegan aksi, dan juga sinematografi adalah salah satu hal terbaik dari film ini.

Sedikit sulit menemukan kelemahan dari Dunkirk, namun jika harus memilih, maka karakter George adalah salah satunya. Saya tidak bisa membahasnya tanpa membuka spoiler. Namun yang jelas, karakter ini tidak memberikan apapun, baik itu secara fisik ataupun emosional.

Overall, Dunkirk adalah film yang cukup unik. Ini jelas bukanlah kisah yang bisa diterima semua kalangan, tapi kalau kamu bisa menangkap apa yang coba diberikan film ini, maka Dunkirk akan sangat mungkin bisa kamu nikmati.

Selamat menonton!

 

Arie Ardian Photo Writer Arie Ardian

Seorang pria yang terjebak dalam mimpi dan fantasi.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya