4 Faktor Penyebab Kurangnya Kesadaran Menjaga Lingkungan

Yuk, segera sadar sebelum semuanya terlambat!

Lingkungan yang bersih tentu menjadi idaman semua orang. Jika lingkungan tempat kita tinggal bersih dan sehat, tentu kita akan senang dan tenteram karenanya. Sayangnya, hal itu tidak sejalan dengan apa yang sebenarnya terjadi di masyarakat. 

Kerusakan lingkungan masih terus terjadi di berbagai belahan dunia, seperti pertambangan illegal, penggundulan hutan, kebakaran hutan, dan lain-lain. Ada prediksi mengerikan dari lembaga MAHB (Millenium Alliance for Humanity and the Biosphere) di Stanford,  mereka menyatakan bahwa cadangan minyak dunia akan habis di tahun 2052, gas habis di tahun 2060, sedangkan batu bara akan habis di tahun 2090.

Meski ancaman sudah terlihat jelas di depan mata, kenapa kita masih belum tergerak untuk menjaga lingkungan? Beberapa poin di bawah ini bisa jadi jawabannya!

1. Manusia terlalu sibuk dengan urusan masing-masing, sehingga tidak ada waktu untuk memikirkan lingkungan

4 Faktor Penyebab Kurangnya Kesadaran Menjaga LingkunganOrang sibuk memikirkan urusannya sendiri. (unsplash.com/José Martín Ramírez Carrasco)

“Yang penting hidup saya nyaman, perut kenyang.” Mindset semacam inilah yang telah tertanam oleh masyarakat kita, khususnya yang tinggal di daerah perkotaan. Banyak penelitian yang menunjukkan orang kota itu jauh lebih sibuk daripada orang desa. 

Di kota, alat pemuas kebutuhan, baik primer, sekunder, dan tersier, harganya lebih mahal dibandingkan dengan yang tinggal di pedesaan. Akibatnya, mereka tidak ada waktu untuk memikirkan lingkungan. Pikiran mereka telah dipenuhi berbagai macam strategi untuk memenuhi kebutuhan masing-masing.

2. Tidak mendapatkan edukasi yang baik

4 Faktor Penyebab Kurangnya Kesadaran Menjaga LingkunganMendapatkan edukasi tidak harus di bangku sekolah. (unsplash.com/Syahrul Alamsyah Wahid)

Penyebab lain yang mungkin bisa jadi jawaban kenapa kita masih tidak tergerak untuk menjaga lingkungan, bisa jadi karena kurang mendapatkan edukasi yang baik. Ketika ingin menyelamatkan lingkungan tapi tidak mengetahui caranya, ibaratnya kita ingin menyalakan kendaraan pribadi, tapi tidak mengetahui cara menyalakannya.

Akibatnya, jika orang-orang tidak mendapatkan edukasi yang baik, maka lingkungan akan tetap rusak. Meski ada orang yang peduli dengan lingkungan, hasilnya akan sama saja dengan orang yang tidak peduli dengan lingkungan. Pemberian edukasi bisa dilakukan oleh orang-orang yang berwenang, seperti pemerintah, para pakar, dan lain-lain.

Baca Juga: Jaga Lingkungan, 5 Cara Membiasakan Diri Buang Sampah pada Tempatnya

3. Tidak mau sadar dengan kesalahan yang telah dia perbuat

4 Faktor Penyebab Kurangnya Kesadaran Menjaga LingkunganDunia ini banyak dipenuhi oleh orang-orang yang tidak sadar atas kesalahannya. (unsplash.com/Jerry Zhang)

Ada beberapa tipe orang yang beranggapan kalau tindakan yang mereka lakukan selama ini tidak akan merusak lingkungan. Mereka tidak tahu berapa Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang sudah tidak bisa menampung sampah karena telah memenuhi kapasitas maksimal, seperti di DKI Jakarta. Orang-orang yang apatis seperti ini biasanya disebabkan karena latar belakang kehidupan, pergaulan, dan lain sebagainya.

4. Pergaulan juga mengubah kita menjadi orang yang cuek

4 Faktor Penyebab Kurangnya Kesadaran Menjaga LingkunganDengan siapa kita bergaul, itulah diri kita yang sebenarnya. (unsplash.com/Hannah Busing)

Pepatah mengatakan, “Berteman dengan penjual minyak wangi, maka kita akan mendapatkan wanginya. Kalau kita berteman dengan penjual minyak bumi, maka kita akan mendapatkan baunya.” Maksudnya adalah teman dalam pergaulan akan berpengaruh kepada jati diri seseorang.

Kalau kita berteman dengan orang yang kelakuannya baik, maka kita akan ikut jadi orang yang baik. Sebaliknya, kalau kita berteman dengan orang yang tidak baik, maka kita akan ikut jadi orang yang tidak baik pula.

Dalam ilmu sosiologi, ada sebuah teori bernama Teori Asosiasi Diferensial yang dikemukakan oleh sosiolog Edwin H. Sutherland. Teori ini membicarakan jika ada anggota baru dalam suatu kelompok atau pergaulan, maka anggota baru itu akan ikut terpengaruh oleh kehidupan sosial yang ada dalam pergaulan atau kelompok tersebut. Kaitannya dengan lingkungan adalah kita mungkin sudah tinggal dalam pergaulan yang secara tidak langsung telah membuat kita menjadi orang yang cuek.

Banyak penelitian yang membicarakan mengenai pengaruh kerusakan lingkungan bagi umat manusia. Salah satunya laporan penelitian yang ditulis oleh Christopher Wolf dkk. berjudul "Global estimates of mammalian mortality and human consumption in terrestrial ecosystems" yang terbit tahun 2021 di Conversation Biology. Penelitian ini membicarakan bahwa kegiatan manusia yang tidak etis akan memberikan ancaman bagi keseimbangan ekosistem secara keseluruhan.

Oleh karena itu, yuk, kita sadarkan diri kita untuk bisa tinggal selaras dengan alam. Apakah kalian mau anak cucu kalian merasakan susahnya tinggal di Bumi yang sudah gersang? 

Baca Juga: 7 Ide Kado yang Ramah Lingkungan, Unik!

Binnar Kurnia Ramadhan Photo Writer Binnar Kurnia Ramadhan

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira

Berita Terkini Lainnya