Lagu Anak Punya Peran Penting Sebagai Sarana Edukasi

“Semua nada-nada dengan bernyanyi itu jauh lebih kena sasaran dibandingkan dengan perintah,” tambah Kak Seto.

JAKARTA - Musik adalah susunan dari nada, irama, dan bait  menjadi suatu komposisi lagu yang dapat didengar dan dinikmati oleh umat manusia. Musik sendiri masuk kedalam Indonesia pada abad ke-2 dan ke-3 sebelum masehi ketika budaya zaman perunggu. Kita sebagai umat manusia biasanya sudah mulai mendengarkan musik dari bayi, jadi tidak heran jika musik sangat digemari oleh anak-anak hingga orang dewasa. Musik sendiri dikelompokan sesuai dengan kegunaannya dan memilki perbedan kriteria yang akhirnya di bedakan. Ada tiga jenis ranah pengelompokan musik, yang pertama ada musik seni, musik populer, dan musik tradisional.

Musik seni atau yang biasanya disebut dengan musik serius, maka dari itu hanya beberapa orang yang benar- benar menikmati aliran musik  ini, seperti musik klasik. Jenis musik klasik ini adalah salah satu jenis musik yang tidak lekang oleh waktu berbeda dengan musik populer dan musik tradisonal. Untuk musik populer sangat digemari oleh banyak orang karena sesuai dengan zaman seperti music pop, jazz, blues, rock, punk, metal, indie, hip hop, rap, reggae, dan yang paling banyak diminati oleh anak muda di zaman sekarang adalah EDM (Electronic Dance Music). Musik tradisonal sendiri juga lebih sering di dengan dengan sebutan musik dangdut.

Seiring berkembangnya zaman dan kemajuan teknologi, orang lebih mudah mendengarkan musik dibandingkan menonton film, bahkan di setiap film pasti memilki soundtrack lagu untuk mendukung film tersebut. Banyak orang yang mendengarkan musik di mana pun mereka berada entah itu lagu sedih, kecewa maupun gembira. Akan tetapi akibat dari era globalisasi ini dapat membuat kita melupakan beberapa batasan untuk menciptakan lagu seperti lagu untuk anak. Lagu anak sendiri sekarang sudah mulai dilupakan oleh anak yang lahir di era globalisasi, karena maraknya musik bertema cinta yang sering diputarkan oleh lingkungan sekitar yang membuat anak -anak lebih sering mendengarkan lagu orang dewasa yang lirik dan temanya tidak sesuai dengan umur mereka. Menurunnya lagu anak dapat berdampak pada psikologi anak, pernyataan ini pun dibenarkan oleh Seto Mulyadi.

Seto Mulyadi atau yang akrab dipanggil Kak Seto ialah salah satu psychologist dan pemerhati anak yang sudah 47 tahun mengabdi di dunia anak dan masih sibuk di lembaga perlindungan anak Indonesia atau yang dulu dikenal dengan KOMNAS PA (Komnas Perlindungan Anak). Beliau juga sedang melakukan salah satu  program untuk membangkitkan kembali eksistensi lagu anak serta memproduksi lagu anak melalui salah satu media sosial yang berjudul Senyum Anak Indonesia dan melakukan sebuah pelatihan membuat lagu untuk para guru maupun para orang tua untuk bisa lebih kreatif lagi dalam menciptakan lagu anak sehingga frekuensi anak – anak untuk  mendengarkan dan menyanyikan lagu orang dewasa semakin berkurang.

Kurangnya lagu anak yang beredar di masa sekarang ini bukan hanya meredupkan hiburan yang layak bagi anak tetapi juga  pendidikan yang layak bagi  anak. Melalui lagu anak yang positif itu anak mendapat pendidikan seperti cuci tangan sebelum makan, sikat gigi sebelum tidur, rajin belajar, menghargai teman, menghargai  perbedaan dan sebagainya. Kekurangan tersebut dapat membuat anak  bercermin dari perilaku orang tuanya yang memiliki sifat egois, main kuasa, yang  tanpa sadar membentuk anak - anak yang mencoba memaksakan kehendaknya saat dewasa nanti dengan kekerasan.

“Jadi ini yang ingin kita luruskan dimulai dari anak - anak  bahwa mendidik harus dengan kekuatan cinta bukan cinta  pada kekuatan atau kekerasan,” ucap Kak Seto.

Beliau juga memiliki standarisasi tersendiri untuk lagu anak di Indonesia. Mulai dari nada untuk lagu anak, menurut Beliau nada jangan terlalu rumit, misalnya dengan nada - nada setengah seperti sol jadi sel karena itu membuat anak tidak mudah mengingatnya, lalu untuk durasi lagunya jangan terlalu panjang, serta lompatan nadanya sebaiknya tidak terlalu tinggi sehingga anak mudah menirukan dan menghafalkan lagu anak tersebut. Untuk dari segi lirik kata - katanya  juga jangan yang tidak sesuai dengan usia anak, jadi harus sesuai dengan daya tangkap dan kehidupan anak sehari- hari.

Salah satu cara yang efektif untuk memperkenalkan dan mengajarkan lagu terhadap anak agar mereka tertarik adalah dimulai dari dalam keluarga, apabila dirumah orang tuanya tidak senang bernyanyi, anak – anak jangan di harapkan senang bernyanyi. Hal itu sudah dibuktikan oleh Kak Seto kepada anak dan cucunya.

“Dari kecil saya menyuruh anak saya mandi dengan cara ayo kita mandi dengan sabun wangi (sambil bernyanyi), kan berbeda selain anak senang mandi juga senang pada nada, senang pada estetika keindahan bertutur kata,” ujar Kak Seto. Apa susahnya kata – kata itu dibuat menjadi kata-kata indah selain penuh dengan suasana anak juga sekaligus membuat pendidikan pada nilai-nilai nada yang indah di dalam kehidupan ini.

 “Semua nada-nada dengan bernyanyi itu jauh lebih kena sasaran dibandingkan dengan perintah,”  tambah Kak Seto.

Kita bisa mengajarkan anak untuk selalu menanamkan kebiasan baik melalui lagu yang dapat diterima dan disenangi oleh anak karena nada itu sendiri cenderung disukai oleh hampir semua manusia apalagi anak. Menurut Kak Seto pemerintah masih belum maksimal mendukung lagu anak di Indonesia karena ada hilangnya progam musik yang dapat memperkenalkan anak terhadap lagu anak seperti di salah satu saluran televisi yang menyiarkan program pilihanku, ayo bernyanyi itu  memperkenalkan lagu baru anak-anak seperti lagu dari Pak Kasur, Pak AT Mahmud, Papa T Bob lalu setelah itu berkurang para pencipta lagu anak.

Untuk melakukan upaya mengedukasi anak yang sudah terlanjur mendengarkan, mengerti dan menikmati lagu orang dewasa yang kurang pantas dengan cara menciptakan lagu anak-anak yang tidak kalah menarik. Bisa dibantu dengan musik yang fantastis seperti musik-musik Walt Disney, lagu dari salah satu penyayi cilik, Tasya yang dikemas dengan cara menarik menampilkan orkestra yang bagus atau yang terbaru seperti lagu Nidji yang berjudul laskar pelangi hal tersebut dapat bersaing dengan lagu orang dewasa. Lagu anak tidak juga harus sederhana tapi juga bisa dikemas dengan cara yang modern juga.

Kak Seto berharap untuk musik anak ke depannya di Indoensia adanya peran dari gerakan mahasiswa yang juga ikut memecahkan masalah redupnya lagu anak- anak di Indonesia, lalu Kak Seto juga berharap lagu anak dapat kembali mendapatkan suasana yang lebih indah, nyaman, serta produksi dari para produser kaset-kaset atau CD dan sebagainya yang tentu hal tersebut didukung oleh pihak televisi dan untuk pemerintah diharapkan ikut turun tangan mensponsori program–program di mana berisi ciptaan dari komponis-komponis muda yang banyak menciptaakan lagu untuk anak-anak.

Cindy Noviori Nabila Photo Writer Cindy Noviori Nabila

LaLaLa Indonesia

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya