[OPINI] Krisis Energi Dunia, Tanggung Jawab Siapa?

Kemarin pandemi, hari ini krisis energi

Krisis energi sedang melanda dunia. Setelah pandemi, kini kelangkaan pasokan bahan bakar fosil mulai dirasakan menjelang akhir tahun 2021 secara serentak di beberapa negara di belahan dunia.

Krisis energi yang melanda dunia ini menyebabkan, setidaknya, China, Inggris, Korea Selatan, India mengalami kenaikan harga komoditas untuk pembangkit listrik. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan kebutuhan listrik yang membutuhkan lebih banyak daya, sementara sebagian besar energi berasal dari batu bara. Alhasil, beberapa negara tidak sanggup memenuhi kebutuhan listrik di sejumlah sektor seperti konsumsi listrik di sektor jasa, indrustri primer, manufaktur dan rumah tangga.

Ancaman krisis energi di sejumlah negara yang berlangsung lama tentu saja sedikit banyak akan berpengaruh pada kondisi bumi. Bukan tidak mungkin, kelangkaan yang terjadi saat ini dapat membuat kondisi bumi yang kita tinggali kian memburuk. Keterbatasan sumber daya seperti minyak bumi, batu bara dan gas mendorong manusia untuk melakukan segala daya upaya untuk memenuhi kebutuhan termasuk berlomba-lomba menggali dan mengeksploitasi sumber daya yang tersisa. Mirisnya, situasi ini boleh jadi akan dimanfaatkan oleh pihak tertentu untuk memeroleh keuntungan tanpa mengutamakan ‘kesehatan’ bumi yang nantinya akan mengalami kerusakan di mana-mana.

Oleh sebab itu, penting sekali menyusun skala prioritas terhadap kebutuhan terhadap energi. Termasuk membuat daftar perencanaan penggunaan energi maupun mengalihkan penggunaan sumber daya energi tidak dapat diperbaharui ke sumber daya yang dapat diperbaharui. Misal, memanfaatkan sinar matahari atau air sebagai sumber energi alternatif yang lebih ramah lingkungan.

Namun, penting digarisbawahi bahwasanya sumber daya energi yang dapat diperbaharui inipun memiliki keterbatasan. Memang betul, air dan sinar matahari bisa menjadi sumber daya cadangan, tetapi, keberadaannya juga dibatasi oleh faktor alam.

Kita tidak dapat terus-menerus memanfaatkan sinar matahari di mana kita tahu bahwa di belahan dunia lain terdapat musim dingin yang mengindikasikan keberadaan sinar matahari pada musim tersebut sangatlah minim. Sementara di Indonesia, musim kemarau yang berkepanjangan dapat menyebabkan kekeringan di mana-mana bahkan dapat mengurangi debit air sungai secara ekstrem dalam hitungan hari. Dengan kata lain, untuk membangkitkan tenaga listrik dengan memanfaatkan sinar matahari maupun aliran air tetap mengalami keterbatasan. Artinya, sumber daya alam yang dapat diperbaharui pun tidak bisa diandalkan sepanjang tahun.

Dengan memahami keterbatasan yang dimiliki sumber energi yang dapat diperbaharui, maka sepatutnya kita membuat opsi lain. Melakukan penghematan energi, misalnya. Meski sumber energi yang tidak dapat diperbaharui maupun yang dapat diperbaharui sangat melimpah di negeri ini, apabila pemanfaatannya tidak bijak dan tidak dibatasi, lambat laun ketersediannya pun akan mengalami penipisan bahkan habis. Itu tidak mustahil. Bijak memanfaatkan sumber energi dan hemat dalam penggunaannya adalah cara yang tepat demi menjaga keseimbangan, bukan mengeksploitasinya secara berlebihan apalagi besar-besaran.

Perlu diingat bahwasanya sumber energi yang terkandung di bumi bukanlah warisan nenek moyang apalagi sebatas hasil ekstraksi fosil-fosil yang terperangkap jutaan tahun lalu yang dapat secara bebas kita gunakan sebanyak apapun. Sumber energi yang ada hari ini harus kita bagi untuk masa depan generasi mendatang, bukan untuk dihabiskan di masa kini.

Ketersediaan energi merupakan masalah global dan bukan tanggung jawab satu dua orang. Masalah ini adalah masalah bersama, semua negara di dunia harus turut bertanggung jawab dalam mencari solusi, bukannya tutup mata dan lepas tangan.

Dengan kesadaran betapa urgensinya krisis energi hari, semoga negara-negara di dunia dapat duduk bersama dan menemukan solusi yang tepat, efektif dan efisien sehingga masalah krisis energi yang dihadapi saat ini dapat secepatnya teratasi.

Baca Juga: [OPINI] Siapakah yang Bertanggung Jawab Mendidik Anak?

Diena Photo Verified Writer Diena

Writing is a healing

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya