Ramadan 2024: Saya Memilih Fokus Pada Diri Saya Sendiri

#CeritaRamadan Sejak tulisan ini dibuat, saya belum berpuasa

Masih ingat betul dengan segala rencana yang akan saya lakukan ketika bulan Ramadan tahun ini tiba. Mulai dari berburu takjil tiap sore, yang sudah jadi kebiasaan saya, berbuka puasa dengan teh hangat bersama keluarga, pergi salat terawih ke masjid, hingga menjadwalkan buka bersama dengan teman terdekat. Semua itu sudah terancang dengan baik di kepala.

Namun, yang namanya manusia boleh berencana, tetapi Allah SWT yang berkehendak, iya, bukan? Rencana dan impian mendadak sirna, karena saya jatuh sakit tepat seminggu sebelum Ramadan tiba. Awalnya memang masih optimis bisa mengejar untuk mendapatkan puasa di hari pertama, tetapi nyatanya penyakit ini cukup betah berada di tubuh saya.

Saya mengidap sinusitis sejak kecil dan sudah beberapa kali diambil tindakan di rumah sakit, yakni operasi. Saya pun tak menyangka ia akan kambuh dan mendadak menjadi parah ketika menjelang Ramadan. Saya harus ikhlas untuk tidak ikut berpuasa terlebih dahulu, meski di hari pertama Ramadan, saya masih mencoba ikut santap sahur.

Setelah berkonsultasi dengan dokter, saya disarankan untuk operasi kembali. Sebetulnya saya sudah menyangka hal tersebut akan keluar dari mulut sang dokter, tetapi karena ini sedang bulan Ramadan, saya tidak membayangkan harus menginap di rumah sakit.

Saya pun harus rela menghabiskan beberapa malam di rumah sakit ketika mungkin orang-orang sedang buka bersama, sahur bersama keluarga, atau pergi ke masjid untuk melaksanakan salat tarawih. Jujur, membayangkan seperti itu saja sudah membuat hati ini sedih. Saya pun membatin, "Ramadan tahun ini pasti terasa begitu cepat."

Tidak jarang saya mengungkapkan kekecewaan karena belum bisa berpuasa pada mama dan teman. Mereka berusaha menghibur dengan caranya sendiri, meski memang rasa kesal dan kecewa masih ada.

Selama tiga hari dua malam saya habiskan di rumah sakit. Di rumah sakit saya kebanyakan sendiri, karena mama memang lebih baik di rumah dan kakak yang juga punya kesibukannya sendiri, sehingga saya jadikan itu sebuah waktu untuk merenungi semua yang terjadi belakangan ini.

Saya menyadari bahwa sehat adalah kenikmatan yang tiada duanya. For these past two months, I've been so hard on myself and my body. Sudah ada sinyal dari tubuh kalau sebenarnya ia meminta istirahat, tetapi tidak saya gubris. Saya tetap menjalankan hari alih-alih beristirahat sebentar.

Mungkin kamu memang disuruh istirahat sebentar, fokus sama kesehatan yang belakangan ini gak kamu hiraukan.

Salah satu teman mengucapkan kalimat tersebut pada saya. Saya pun menyadari bahwa saya adalah pribadi yang ambisius, and I'm not ashamed for it, di berbagai hal, termasuk pekerjaan dan aspek lainnya. Namun, memang sejatinya manusia perlu berhenti berlari dan mencoba berjalan sesekali untuk melihat lebih jelas apa yang ada di sekelilingnya.

Setelah tubuh ini kembali kuat, saya tidak sabar untuk berpuasa, meskipun bisa dibilang tertinggal jauh dari yang lainnya. Banyak yang bilang pula mungkin ini jadi salah satu cara Allah SWT mengugurkan dosa. Saya pun meyakini hal tersebut.

Saya mungkin memang belum bisa berpuasa hingga tulisan ini diterbitkan, tetapi saya mendapatkan hikmah dari apa yang sedang terjadi. Memprioritaskan diri sendiri bukan hal yang salah, beristirahat sebentar dari dunia yang serbacepat ini juga tidak ada salahnya.

Di awal Ramadan tahun ini, saya memilih fokus pada diri saya sendiri. No one gonna save you, unless yourself. Make sure you feel comfortable standing on your own feet.

Have a blessing Ramadan everyone, make it the best version of yours!

Baca Juga: Kena PHK saat Bulan Ramadan Bikin Saya Berburuk Sangka ke Tuhan

Topik:

  • Naufal Al Rahman
  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya