[OPINI] Mewujudkan Program Kampung Penghijauan, Solusi Mencegah Banjir

Lingkungan yang hidup sebagai bentuk perlindungan habitat

Bencana banjir pada awal tahun 2020 ini sedang mengguncang beberapa wilayah di Kota Jakarta. Menilik dari peristiwa banjir di Kota Malang beberapa tahun yang lalu, terdapat satu kawasan perkampungan yang kerap didatangi banjir saat musim penghujan tiba. Kawasan yang ada di salah satu Kecamatan Blimbing, Kelurahan Purwantoro di mana orang-orang menyebutnya Kampung Glintung. Sebuah solusi brillian datang dan menghentikan bencana banjir tersebut. Salah satu solusinya kini dinobatkan sebagai nama kehormatan kampung tersebut yaitu Kampung Glintung Go Green. Pemberian nama Go Green tentunya diambil dari sejarah perjuangan panjang saat menanggulangi bencana banjir di kawasan tersebut.

Jika dianalisis lebih lanjut, usaha Go Green atau program kampung penghijauan yang dilakukan di kawasan tersebut memberi dampak positif yang cukup signifikan. Program kampung penghijauan ini dapat dijadikan contoh solusi yang tepat bagi beberapa kawasan di daerah lain yang kerap dilanda banjir saat musim penghujan tiba.

Apa itu program kampung penghijauan?

[OPINI] Mewujudkan Program Kampung Penghijauan, Solusi Mencegah Banjirglintunggogreen.com

Program kampung penghijauan adalah proses perencanaan dan implementasi pelestarian, pemeliharaan dan pemulihan lingkungan hidup nan hijau yang ditandai dengan berbagai kegiatan menanam pohon ataupun tanaman hijau di suatu kawasan tertentu untuk mencegah berbagai jenis bencana seperti banjir.

Manfaat penanaman pohon dalam mencegah bencana banjir

[OPINI] Mewujudkan Program Kampung Penghijauan, Solusi Mencegah BanjirUnsplash/David Clode

Seperti yang kita tahu pada umumnya, pohon memiliki bagian khusus yang berperan menampung air pada saat hujan turun. Bagian yang disebut tajuk, dimana bagian tersebut menamapung sejumlah air hujan yang turun. Berdasarkan identifikasi penyebab banjir di Jakarta dari data BMKG memaparkan bahwa tingginya curah hujan yang turun menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir. Adanya penanaman pohon di beberapa pekarangan rumah atau beberapa kawasan yang dekat dengan aliran sungai atau bahkan mata air membantu menyerap air dari curah hujan yang tinggi.

Salah satu pohon yang berfungsi optimal dalam hal ini adalah pohon bambu. Dikutip dari buku Pohon Sahabat Air oleh Dody Yuliantoro, dkk memaparkan bahwa pohon bambu berfungsi sebagai tanaman yang dapat menyerap air hujan dengan volume yang sangat banyak hingga 90%. Hal tersebut dikarenakan pada bagian pohon bambu memiliki tajuk yang rimbun. Tajuk inilah yang berperan penting dalam proses penyerapan air hujan terutama dengan curah hujan yang tinggi.

Fungsi tanaman non-pohon sebagai upaya membangun lingkungan hijau

[OPINI] Mewujudkan Program Kampung Penghijauan, Solusi Mencegah BanjirPexels/Alena Shekhovtcova

Terlepas dari penyebab banjir di beberapa kawasan ibu kota Jakarta yaitu curah hujan yang tinggi, permasalahan lingkungan lain yang kerap terjadi di Indonesia saat ini adalah polusi udara. Jika dikaitkan kembali dengan curah hujan tinggi di beberapa kawasan ibu kota, hujan dengan curah tinggi justru menjadi salah satu cara meminimalisasi polusi udara. Selain itu, polusi udara dapat diatasi dan diminimalisasi dengan adanya penanaman tanaman non-pohon yang optimal di sudut-sudut kawasan ibu kota. Program kampung hijau dapat dikatakan multiperan. Selain mencegah bencana banjir, program kampung hijau juga dapat dimanfaatkan untuk meminimalisasi pencemaran atau polusi udara.

Adapun jenis tanaman non-pohon yang optimal dalam meminimalisasi polusi dan pencemaran udara adalah tanaman lidah mertua (sansivera). Berdasarkan penelitian dari NASA yang berkolaborasi dengan ALCA menyatakan bahwa tanaman lidah mertua telah terbukti alami mengurangi polusi udara. Selain itu, Dilansir dari Jurnal Ilmiah Mahasiswa juga memaparkan bahwa tanaman lidah mertua dapat menyerap 107 polutan yang ada di udara seperti CO, bahan beracun, benzene, formaldehyde dan trichloroethylene serta asap kendaraan bermotor yang ada pada jalan raya khususnya di kawasan industri.

Adanya program kampung penghijauan di beberapa kawasan diharapkan dapat memberi motivasi bagi kawasan-kawasan di daerah lain untuk menumbuhkan kesadaran membangun lingkungan hidup. Jika tidak dimulai dari sekarang dan dari diri kita sendiri, lalu siapa lagi? Pada hakikatnya, bencana akibat ulah manusia seperti banjir adalah kesalahan setiap individu, tidak melulu tugas pemerintah. Nah, Sudahkah kita sadar akan pentingnya melestarikan alam di lingkungan sekitar kita?

Baca Juga: [OPINI] Penerapan Zero-Waste yang Justru Malah Salah Kaprah

Nurul Fitri Photo Writer Nurul Fitri

INFJ person.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya