Apa tempat favorit kamu untuk nugas? Kafe? Perpustakaan? Tidak sedikit dari kita yang menikmati mengerjakan tugas di perpustakaan. Tempat yang nyaman dan sunyi serta fasilitas internet yang tersedia membuat perpustakaan jadi tempat yang pas untuk berkutat dengan pekerjaan. Sebagai salah satu orang yang menyukai perpustakaan, mendapati peresmian gedung perpustakaan daerah tentu merupakan kabar yang bahagia.
[OPINI] Kala Anak-anak Menjadi Pengunjung Dominan Perpustakaan

Intinya sih...
Peresmian perpustakaan baru di Kota Banjar
Kunjungan anak-anak yang mematahkan prasangka
Peran perpustakaan dalam meningkatkan minat baca anak-anak
1. Kegembiraan perpustakaan baru
Kabar diresmikannya Perpustakaan Daerah Kota Banjar oleh Wali Kota Banjar dan Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia saat itu adalah kabar yang menggembirakan. Meski jaraknya tidak begitu dekat dari rumah, keberadaan perpustakaan di daerahku cukup untuk membangkitkan antusiasku berkunjung dan merasakan atmosfer membaca di gedung yang tenang dan nyaman.
Perpustakaan Daerah Kota Banjar baru diresmikan di bulan Maret 2023 lalu. Lokasinya dekat dengan terminal kota. Berkali-kali aku melewatinya dan melihatnya dari balik jendela bus ketika keluar-masuk kota. Berkali-kali itu pula rasa antusias dan penasaran menyelimuti untuk berkunjung ke sana. Sejak diresmikan, walau cukup membangkitkan semangat berkunjung, aku memang tak bisa langsung mengunjunginya karena beberapa hal. Aku baru mengunjungi perpustakaan itu kali pertama di awal tahun 2025.
2. Kunjungan yang mematahkan prasangka
Kunjungan kali pertama di awal tahun 2025 tahun itu merupakan pengalaman yang berkesan sekaligus berharga karena pengalaman itulah yang mematahkan prasangkaku dan rasa skeptisku selama ini terhadap masyarakat di daerahku.
Gedung perpustakaan terlihat mewah dari luar dengan warna putih dan biru yang mendominasi. Kali pertama aku melihatnya, aku sudah membayangkan betapa nyamannya suasana di dalam dengan tampilan gedung yang terlihat sebesar ini. Namun, tiap kali aku melihatnya, perpustakaan tampak sepi, tak banyak kendaraan yang terparkir di halamannya. Hanya ada beberapa yang aku menduga itu mungkin milik pustakawan yang bekerja di sana.
Aku sempat berpikir, perpustakaan sebagus ini, sayang sekali tidak banyak pengunjung. Ketika aku mengunjungi perpustakaan itu untuk kali pertama, saat itu sekitar pukul 10.00 WIB, memang sepi. Suasana seperti ini sebenarnya menguntungkan karena pengunjung bisa lebih fokus dan berkonsentrasi. Namun, saat itu, aku benar-benar merasa sendiri dan sunyi. Sampai beberapa menit kemudian, kejutan manis datang. Suara langkah kaki orang yang bergerombol dan tawa kecil terdengar memasuki ruang baca utama.
3. Kejutan manis di ruang baca perpustakaan
Beberapa detik berlalu sejak suara-suara itu terdengar, aku bisa melihat wajah-wajah kecil itu berlarian menuju rak buku dekat sudut ruangan. Ada keceriaan dan antusiasme yang terpancar dari wajah mereka. Mereka adalah anak-anak yang usianya mungkin sekitar 5 sampai 7 tahun. Mereka datang bergerombol tanpa ditemani oleh orang dewasa.
Untuk aku pribadi, pemandangan seperti ini adalah pemandangan yang jarang ditemui selama aku mengunjungi perpustakaan. Alih-alih pengunjung remaja atau dewasa yang biasanya mendominasi ruangan, ketika aku berada di perpustakaan tersebut selama berjam-jam, yang datang adalah anak-anak, mereka datang dengan orang dewasa atau tanpa orang dewasa (seperti gerombolan anak yang aku ceritakan itu).
Aku melihat jelas mata mereka yang berbinar saat melihat-lihat buku-buku di rak. Aku melihat jelas rasa antusias mereka saat membaca buku cerita bersama-sama (sejumlah anak mengelilingi satu buku dan membacanya bersama-sama). Prasangkaku tentang minat baca yang rendah, terlebih anak-anak, di tempat tinggalku pun gugur seketika. Ada kesenangan tersendiri ketika melihat mereka membaca. Pemandangan itu begitu menghangatkan hati sekaligus meneduhkan.
Pembangunan dan peresmian perpustakaan ini tidak sia-sia. Yang terlihat sepi di luar bisa saja ramai di dalam. Aku seharusnya tidak menyimpulkan banyaknya pengunjung dari melihat banyaknya kendaraan yang terparkir di depan karena nyatanya pengunjung adalah masyarakat lokal sekitar yang datang tanpa kendaraan.
Pemandangan di kunjungan kali pertamaku itu membuat aku merasa senang. Bukankah memang perpustakaan berpengaruh terhadap minat baca masyarakat, termasuk anak-anak? Berbagai penelitian pun menunjukkan adanya korelasi yang positif antara keberadaan, fasilitas, serta layanan perpustakaan dengan peningkatan minat baca.
4. Peran perpustakaan untuk tingkatkan minat baca
Anwar Abdul Majid dalam penelitiannya yang berjudul Program pengembangan minat baca di Perpustakaan Kota Banjar Patroman (2021) menyebutkan bahwa perpustakaan punya peran dalam meningkatkan minat baca di Indonesia. Dalam artikel tersebut disebutkan bahwa salah satu upaya meningkatkan minat baca di Kota Banjar Patroman adalah penyelenggaraan program Wisata Baca dan Literasi. Kegiatan ini dilaksanakan di tempat rekreasi yang terdapat di Kota Banjar Patroman, seperti di taman kota, alun-alun, maupun objek wisata lainnya.
Sasaran kegiatan ini adalah anak-anak PAUD, TK, dan RA. Kegiatan tersebut diadakan setiap satu minggu sekali dan dibatasi 20 orang serta beberapa guru yang mendampingi. Dari artikel tersebut, barulah aku memahami mengapa anak-anak begitu antusias berkunjung ke perpustakaan layaknya berkunjung ke taman bermain. Program ini diselenggarakan oleh Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Banjar Patroman dan artikel tersebut terbit pada tahun 2021. Ini berarti, program peningkatan minat baca telah digalakkan beberapa tahun sebelum peresmian Perpustakaan Daerah Kota Banjar di tahun 2023. Maka, ketika gedung perpustakaan daerah telah diresmikan dan dibuka, anak-anak bisa lebih terfasilitasi dengan ruang dan sumber daya yang memadai untuk mengembangkan minat baca mereka sejak dini.
Setelah diresmikan, Perpustakaan Daerah Kota Banjar pun menyajikan program peningkatan minat baca dengan sasaran anak-anak. Dilansir laman Perpustakaan Kota Banjar, sejumlah kegiatan yang bisa dilakukan di Perpustakaan Daerah Kota Banjar adalah workshop dan seminar, kompetisi membaca, dan kegiatan cerita bersama. Peningkatan minat baca terhadap anak-anak di perpustakaan itu pun semakin terlihat jelas dari adanya ruang baca khusus anak yang bersebelahan dengan ruang baca utama. Pantas saja, banyak anak-anak yang berkunjung ke sana.
Jika kita terus giat meningkatkan minat baca pada anak-anak di Indonesia, kita bisa membangun fondasi yang kuat untuk masa depan bangsa. Indonesia gak seburuk itu kok minat bacanya. Masih banyak anak-anak di Indonesia yang bergairah untuk membaca. Masih banyak anak-anak di Indonesia yang antusias melihat buku dan akan semakin banyak lagi ketika kita terus berupaya secara konkret menyediakan akses, fasilitas, serta program menarik bagi mereka.
Narasi tentang rendahnya minat baca di Indonesia kerap kali menutupi potensi besar yang sebenarnya ada di lapangan. Kisah dari Banjar Patroman ini membuka pandanganku. Anak-anak, dengan rasa ingin tahu alami dan antusias mereka, nyatanya begitu tertarik pada buku-buku.
Referensi:
Innovative: Journal Of Social Science Research. (2024). Pengaruh Kualitas Layanan Perpustakaan terhadap Minat Baca Masyarakat (Studi Korelasi Tentang Kualitas Layanan Perpustakaan Kota Bogor terhadap Minat Baca Masyarakat Bogor Model LibQual+TM). Innovative: Journal Of Social Science Research. Diakses Juli 2025.
Majid, A. A. (2021). Program Pengembangan Minat Baca di Perpustakaan Kota Banjar Patroman. Pustaka Karya: Jurnal Ilmiah Ilmu Perpustakaan dan Informasi, 9(1), 23–36. Diakses Juli 2025.
Perpustakaan Kota Banjar. (2025, Maret). Meningkatkan Minat Baca melalui Kegiatan di Perpustakaan Kota Banjar. Diakses Juli 2025.
UNM Online Journal Systems. (2023). Pengaruh Fasilitas Perpustakaan Sekolah terhadap Minat Baca Siswa Sekolah Dasar di Kota Makassar. Diakses Juli 2025.