Cerita Ramadan: Ketika Salah Ucap Fakir Jadi Kafir

#CeritaRamadan, pertama kali jadi Ketua Amil

Satu hal yang identik dengan Ramadan adalah zakat. Biasanya, umat Islam memilih membayarkan zakatnya di masjid dekat lingkungan rumahnya. Untuk itu, tiap Ramadan dibentuklah panitia penerimaan zakat di masjid-masjid. Nah, panitia penerimaan zakat ini biasa disebut Amil.

Kisah ini terjadi beberapa tahun lalu ketika saya ditunjuk menjadi Ketua Amil di masjid lingkungan rumah saya. Itu merupakan pertama kalinya saya menjadi orang yang bertanggung jawab dalam kegiatan resmi di masjid.

Sebagai Ketua Amil, saya bertanggung jawab untuk mengawasi jalannya penerimaan zakat yang dibayarkan oleh para jemaah masjid dan warga sekitar. Hal itu termasuk menghitung berapa penerimaan uang dan beras setiap harinya, hingga menyalurkannya kepada para mustahik alias orang-orang yang berhak menerima zakat tersebut.

Distribusi zakat kepada para mustahik biasanya dilakukan beberapa hari sebelum hari raya Idul Fitri tiba. Tidak ada masalah berarti dalam distribusi zakat saat itu, semua lancar, aman, dan terkendali. Para mustahik mendapatkan haknya dan saya serta Amil yang lain menunaikan kewajiban memberikan beras dan uang yang diterima dari warga dan jemaah sekitar masjid.

Namun, tugas saya sebagai Ketua Amil tidak berhenti sampai situ. Saya masih harus menyampaikan laporan hasil penerimaan zakat dan distribusi zakat kepada para jemaah masjid sebelum salat Ied.

Hari raya Idul Fitri pun tiba, saya bergegas dari rumah menuju masjid pagi-pagi sekali dengan membawa buku catatan yang berisi data penerimaan dan distribusi zakat. Rasa deg-degan berbicara di depan orang banyak untuk pertama kalinya pun menyelimuti diri ini.

Sekitar pukul 06.30 pagi, saya mulai naik mimbar dan menyapa para jemaah salat Ied yang hadir di masjid. Saya pun mulai membacakan laporan pertanggungjawaban penerimaan zakat. Sebagai informasi, salah satu golongan yang termasuk mustahik adalah kaum fakir.

Ketika saya membacakan laporan distribusi zakat kepada golongan tersebut, saya salah ucap atau sliptongue di depan ratusan jemaah salah Ied yang hadir kala itu.

"Kepada kaum kafir, maksud saya kaum fakir, zakat berupa beras dan uang diberikan..."

Ya, alih-alih menyebut fakir, saya justru mengeluarkan kata kafir di depan ratusan jemaah di masjid. Keringat dingin langsung membasahi tubuh ketika tahu saya salah ucap. Para jemaah pun sepertinya sadar dengan ucapan saya yang salah tersebut. Sebagian ada yang langsung mengoreksi dan sebagian lagi sepertinya merasa kaget saja.

Itulah sekelumit cerita Ramadan yang menurut saya unik dan berkesan. Semoga bisa menjadi hiburan bagi yang membaca ya!

Baca Juga: Ramadan Jauh dari Rumah: Merajut Kebersamaan di Tengah Pandemik

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya