Avenged Sevenfold: Fans Alay Hingga Musik Berkualits

Simak pengalaman menarik saya tentang kecintaannya terhadap avenged sevenfold!

Avenged sevenfold adalah sebuah grup band dari Hutinton Beach, California. Aku sudah suka sama band ini sejak kelas 3 SMP, dan lagu pertama yang kudengar adalah Dear God, ya… itu adalah lagu yang kebanyakan didengar oleh fans a7x pertama kali, khususnya di Indonesia, dan melahirkan fans yang bisa di bilang paling alay jika di bandingkan dengan fans band cadas lainnya hehehe…(nanti kita bahas bos.)

Pertama kali kudengar lagu dear god  betapa kagumnya aku pada band ini, ibarat cinta pandangan pertama lah ini critanya bos…bagaimana tidak lagunya yang menurut ku easy listening sangat cocok di telinga apalagi dengan kemampuan setiap personil dalam bermusik memang lumayan bagus. Lagu ini sekaligus membuka gerbang musik cadas lain yang lebih mengagumkan lagi macam Dream Theater, Metallica, Korn, Slipknot, Megadeth. Dll.

Akan tetapi aku merasa A7x lah yang paling jago dibanding band yang kusebut tadi, pikiran seperti inilah yang menurutku banyak muncul di kepala para fans a7x di Indonesia, terlebih fans yang baru kenal music cadas sepertiku. Tingkah-tingkah alay pun mulai sering kulakukan, mulai memposting foto a7x di facebook dengan caption yang sangat berlebihan, menganggap a7x sebagai agama atau sebuah keyakinan dengan embel-embel SEVENFOLDISM (aduhh ngeri lah bos ke-ALAYanku jaman sma dulu).

Memang popularitas a7x pada waktu itu sedang sangat tinggi-tingginya, dengan album terkahir yaitu self titled: avenged sevenfold pada tahun 2007 yang memang berisi lagu-lagu hits a7x. kegilaanku pada band ini semakin menjadi-jadi setelah ku tonton live album di LBC (2008), video konser itu adalah video pertama konser band cadas yang ku tonton, padahal ada banyak band lain yang mempunyai kualitas lebih tinggi lagi dari a7x, (itulah memang bos, kalau kita udah fanatic kali, bakal payah bos, kita akan menganggap band kesukaan kita saja yang paling hebat tanpa menghiraukan band-band tua yang legendaris dan lebih besar dari a7x, mamak ku pernah bilang : jangan fanatic kali kepada sesuatu, itu bisa membuat kamu tidak bisa berfikir jernih, hehehe kalian ingat itu bos…).

Tingginya popularitas a7x di Indonesia dan banyaknya pula fans yang baru mengetahui band-band cadas seperti saya ini akhirnya membuat blunder pada a7x. banyak yang membenci a7x pada saat itu, karena dinilai tidak memiliki konsistensi dalam bermusik dan juga mempunyai fanbase yang kebanyakan diisi oleh bocah ingusan yang baru paham music cadas, sampai-sampai mereka membuat fanpage di facebook yang mengharamkan music a7x.

Kebencian mereka itu bukan tanpa alasan, mereka benci pada fans yang membandingkan a7x dengan band hebat nan legedaris seperti metallica, megadeth, balck Sabbath. Ini tentu agak aneh, bagaimana mungkin band baru yang masih jongos dibandingkan dengan black Sabbath yang sudah ada beberapa decade sebelum a7x muncul. Yang paling aneh lagi a7x dibandingkan dengan band lain yang jelas-jelas genre aja sudah jauh beda. (Aduh …Agak miris jika mengingat kelakuan fans a7x pada waktu itu bos…)

Kelabilan fans a7x ini mencapai puncaknya pada tahun 2009 yaitu ketika sang drummer The Rev Koid/mati/mokad/tewas. Saat itu pula seluruh fans a7x mewekk kayak  anak kecil, (hahaha mantab jiwa). Maka muncul lah jargon seperti ini foREVer di semua mahluk labil yang memuja band kesayangannya, ternyata bukan Cuma di  Indonesia aja fans labil itu muncul, di luar indo juga ada banyak, hal ini dapat di ketahui dari majalah music cadas (Metal HAMMER, KERRANG, Loudwire) pada saat membuat berita tentang a7x, tak jarang di jumpai di kolom komentar banyak komentar miring mengenai band dan fans labilnya.

(Begitulah kisah fans labil yang menyedihkan untuk di kenang, bos…hehehe. So jangan lah fanatic kali, santai aja menikmati music dan respect lah kepada hasil karya band-band lain.)

Lahirnya era Hail To The King, The Stage dan berkurangnya fans labil.

Akhirnya a7x membuat gebrakan baru dengan mengeluarkan album yang berjudul Hail To The King, yang musiknya jauh lebih kalem namun masih tetap keras di banding album-album lain, album ini adalah album setelah  Nightmare yang di bantu oleh ex drummer Dream Theater yaitu Mike Portnoy dan diganti lagi oleh seorang anak muda bernama Arin Alejay.

Dengan nuansa yang lebih kalem, dan melodi gitar yang lebih garang, Hail To The King disambut baik oleh fans dan juga khalayak pecinta musik metal. 3 tahun kemudian dikeluarkan lagi album The Stage yang mengejutkan fans, karena perilisannya tergolong mendadak dan tanpa publikasi yang luas layaknya album Hail To The King.

Dari kedua album ini Nampak perkembangan pesat kualitas musik a7x, apalagi pada album The Stage yang bernuansa antariksa, dan hal- hal lain berbau sains lain yang mengindikasikan kedewasaan yang meningkat dari seluruh personel band dan selera musiknya, Di tambah lagi drummer baru yang mengisis di album ini yaitu Brooks wackerman yang menambah nuasa baru dalam album.

Fans a7x yang dulunya labil pun, sepertinya sudah berkurang sangat drastis jika dibandingkan denga era sekarang, ada dua kemungkinan yang terjadi bos :

1. Fans sudah semakin dewasa dan membuka pikirannya, dan sudah paham bahwa kefanatikan itu hanya memnunjukkan kebodohan.

2. Fans labil masih ada dan banyak, tetapi sudah pindah haluan ke band-band lain yang lebih muda lagi macam (Asking Alexandria, BMTH, Suicidal silence, Pierce the veil, dll).

 

Sekian dulu bos cerita awak…

Tgr.Ringo

Tigor Siringoringo Photo Writer Tigor Siringoringo

Jadi Gini Boss...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya