Virus Corona, Pengamat Ini Khawatir PSBB Jakarta Terancam Gagal

Catatan Uni Lubis

Jakarta, IDN Times - Gubernur Anies Baswedan berencana memperpanjang masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Anies menyampaikan hal itu dalam rapat koordinasi dengan Tim Pengawas COVID-19 DPR RI yang disiarkan TV Parlemen, Kamis (16/4). Memperpanjang masa PSBB, menurut dia, adalah upaya pemerintah memulihkan Jakarta.

PSBB Jakarta sudah berlangsung sejak 10 April, dan rencananya berakhir 23 April, persis saat umat Islam memasuki Ramadan.

Sampai hari ketujuh PSBB, Jakarta belum kosong betul. Kamis malam ini, sekitar pukul 19.00 WIB, sesudah melakukan wawancara khusus dengan Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto, saya melihat Jalan Jenderal Gatot Subroto masih dilalui banyak kendaraan roda empat maupun roda dua. Memang tidak ada antrean kendaraan, tetapi suasananya seperti pada Minggu, masa sebelum Pandemik COVID-19 menyerang.

Tidak heran jika pengamat kebijakan publik, Agus Pambagio menyebutkan bahwa PSBB Jakarta terancam gagal.

Baca Juga: Data Lengkap Kasus COVID-19 di Indonesia per 16 April 2020

Dalam keterangan tertulisnya, Agus mengaku memperhatikan situasi di lapangan.   Dia mengkritisi dualisme kebijakan yang membingungkan publik.

Berdasarkan Peratusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 33 Tahun 2020, PSBB Jakarta dimulai 10 April 2020. “Terhitung sejak tanggal tersebut seharusnya di wilayah DKI Jakarta sudah tidak ada lagi perkantoran, industri, sekolah, dan lain-lainnya yang masih buka serta memunculkan kerumunan, apapun alasannya,” kata Agus.

Akibatnya keberadaan semua angkutan umum, angkutan pribadi dan fasilitas umum seperti minimarket dan supermarket, warung dan sebagainya dapat beroperasi terbatas, tidak dihentikan total.

Agus mengaku memantau bahwa sampai hari ketujuh ini, lalu lintas masih ramai. “Penumpang KRL pagi ini dari semua jurusan menurun dibandingkan kemarin, tapi masih ramai dan berdempetan di dalam KRL Jabodetabek. Pengaturan jarak masih belum efektif,” kata dia.

Dia membagikan data penumpang KRL, 15 April 2020, penumpang yang tap in di gate masuk seluruh stasiun hingga pukul 08.00 WIB, jumlahnya 64.649 orang. Pagi ini, 16 April 2020, jumlahnya 53.284 orang. Menurun tapi masih padat untuk implementasi kebijakan PSBB.

Dualisme kebijakan publik yang terjadi di tingkat Peraturan Menteri dinilai membingungkan, termasuk bagi pelaksana di lapangan, termasuk pemerintah daerah. Misalnya soal Permenkes Nomor 9 Tahun 2020 dengan Permenhub Nomor 33 Tahun 2020 yang sempat memicu kontroversi soal boleh tidak nya ojek daring mengangkut penumpang. Permenhub sempat membolehkan. Tapi Pemprov DKI Jakarta tetap mengacu ke Permenkes.

Menurut Agus, ambiguitas bertambah rumit setelah munculnya Surat Edaran Menteri Perindustrian Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Operasional Pabrik dalam Masa Kedaruratan Kesehatan Masyarakat karena virus corona. “Berkat SE Menperin, banyak pabrik/industri termasuk 200 industri non-esensial tetap beroperasi. Bagaimana PSBB mau berhasil?” tanya dia. 

Agus mengingatkan, “tanpa sanksi penegakan hukum dan banyaknya pasal pengecualian jangan harap COVID-19 hengkang dari bumi Indonesia.”

Saat saya telepon, dua hari lalu, Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi, Andri Yansyah menceritakan pihaknya setiap hari melakukan inspeksi ke lapangan. Termasuk, inspeksi ke pabrik biskuit Khong Guan dan Panasonic.

Untuk yang pabrik biskuit, tergolong produsen makanan, yang dikecualikan dari aturan PSBB, artinya boleh tetap beroperasi dengan protokol COVID-19. Panasonic tetap beroperasi karena mendapatkan izin khusus dari Kementerian Perindustrian.

Hari ini, Disnaker akhirnya menutup lima perusahaan yang masih menjalankan kegiatan selama PSBB. Bidang usaha mereka di luar dari bidang yang dikecualikan. Disnaker melakukan sidak ke 61 perusahaan di kawasan Jakarta Pusat dan Jakarta Barat.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengklaim industri yang masih beroperasi sudah dapat izin operasional darinya. Dia juga mengaku sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Anies Baswedan.

Menurut situs corona.jakarta.go.id, sampai hari ini ada 2.670 kasus positif COVID-19 di Jakarta, dengan 248 orang meninggal dunia. Pasien yang sembuh di Jakarta ada 202 orang, lebih kecil dibandingkan dengan yang meninggal. Sebanyak 1.601 pasien dalam perawatan, sementara yang melakukan isolasi mandiri tercatat 619 orang.

Kasus positif virus corona di Indonesia hari ini bertambah 380, menjadi 5.516.  Sedangkan pasien yang meninggal bertambah 27 orang, total menjadi  496 orang, atau hampir mencapai 500 orang.

Dalam konferensi pers melalui video pada 14 April 2020, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan berucap, “Buat saya juga jadi tanda tanya sih, kenapa jumlah yang meninggal sampai hari ini, maaf sekali lagi, itu angkanya enggak sampai 500, padahal penduduk 270 juta, dan yang terinfeksi 4.000 lebih, katakan lah kaki sepuluh jadi 50 ribu,” ujar dia.

Mudah-mudahan jumlah korban meninggal dunia tidak bertambah besok hari, sehingga Menko Luhut bisa terus bertanya-tanya.

https://www.youtube.com/embed/aUrK9HlKpD8

Baca Juga: [LINIMASA-2] Perkembangan Terkini Wabah Virus Corona di Indonesia

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya