Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

106 Telur Buaya Langka Ditemukan, Wajib Dilindungi!

Buaya siam di kebun binatang (commons.wikimedia.org/SuperJew)
Intinya sih...
  • 106 telur buaya siam ditemukan di Taman Nasional Cardamom, 60 di antaranya sudah menetas
  • Buaya siam adalah reptil air tawar berukuran sedang yang dulunya tersebar di Asia Tenggara dan kini terancam punah
  • Upaya perlindungan jangka panjang oleh masyarakat lokal memungkinkan populasi liar buaya siam untuk bangkit kembali

Sebanyak 106 telur milik buaya siam (Crocodylus siamensis) baru-baru ini ditemukan di Taman Nasional Cardamom, Kamboja. Di antaranya, 60 telur telah berhasil menetas sejak ditemukan. Menurut organisasi konservasi Fauna & Flora, jumlah ini merupakan rekor perkembangbiakan reptil yang terancam punah selama satu abad ini.

Melansir situs Popular Science, Pablo Sinovas, Country Director of the Fauna & Flora Cambodia Programme mengatakan, penemuan sarang liar tersebut menekankan pentingnya menjaga kawasan ini.

“Dengan perkiraan hanya beberapa ratus individu di alam liar, penetasan 60 buaya baru merupakan dorongan yang luar biasa. Di saat keanekaragaman hayati lahan basah menurun dengan cepat di seluruh kawasan, hal ini menyoroti potensi pemulihan alam melalui upaya konservasi kolaboratif yang berkelanjutan,” jelasnya.

Apa itu buaya siam?

Buaya siam adalah reptil air tawar berukuran sedang dengan jambul tulang yang menonjol di kepalanya. Beberapa kerabatnya mungkin bukan pemakan manusia, melainkan katak, ular, ikan, dan hewan kecil lainnya.

Spesies ini dulunya tersebar di seluruh lahan basah di Asia Tenggara, namun sebagian besar dari mereka telah menghilang dari 99 persen wilayah jelajahnya karena perkawinan silang dengan spesies buaya lain, perburuan, dan hilangnya habitat.

Spesies ini sebelumnya dikhawatirkan punah, namun ternyata didokumentasikan dengan baik oleh para ilmuwan selama survei Pegunungan Cardamom oleh Fauna & Flora, pemerintah Kamboja, dan kelompok lokal.

“Salah satu tujuan Circular Strategy on Environment adalah perlindungan dan konservasi keanekaragaman hayati,” kata Menteri Lingkungan Hidup Kamboja, Eang Sophalleth.

Lebih dalam dia mengatakan bahwa buaya siam mempunyai peran penting dalam ekosistem, dan penemuan lima sarang ini mencerminkan bahwa Taman Nasional Kapulaga merupakan habitat alami yang aman dan cocok bagi spesies ini.

"Merupakan suatu kebanggaan bahwa Kamboja memiliki spesies paling langka di dunia, terutama di Taman Nasional Kapulaga dan kawasan lindung lainnya,” imbuh Sophalleth.

Penemuan sarang buaya

ilustrasi telur buaya (animals.mom.com)

Pada Mei 2024, sekelompok penduduk setempat menemukan tiga sarang di kawasan yang belum pernah dilepasliarkan buaya hasil penangkaran. Menurut Fauna & Flora, hal ini menunjukkan bahwa kawasan tersebut merupakan habitat alami bagi spesies tersebut dan bahwa upaya perlindungan jangka panjang yang dipimpin oleh masyarakat memungkinkan populasi liar untuk mulai bangkit kembali.

Sarang tersebut dilindungi 24/7 dan dua sarang lainnya ditemukan hanya beberapa hari kemudian di area terpisah di taman. Sebanyak 60 anak buaya siam berhasil keluar dari sarangnya, memberikan secercah harapan bagi masa depan spesies ini.

Tangkal perburuan liar

Buaya (pexels.com/Hiren Ranpara)

Menurut Rainforest Trust, 27 spesies yang ditemukan di Kawasan Kapulaga terancam punah. Salah satu alasan mengapa buaya siam tidak mengalami nasib serupa berkaitan dengan hubungannya dengan komunitas tempat ia tinggal.

Buaya siam dihormati oleh kelompok masyarakat adat setempat dan dianggap tabu untuk menyakiti atau membunuh buaya. Namun, buaya siam belum mendapat perawatan yang sama dari pihak luar, dan mereka masih diburu oleh pihak luar dan habitatnya telah terkikis seiring berjalannya waktu.

Selama lebih dari 20 tahun, Fauna & Flora telah bekerja sama dengan masyarakat lokal dan pemerintah Kamboja untuk melindungi dan menambah populasi buaya yang tersisa.

Komunitas tersebut memimpin kegiatan pemantauan dan anti-perburuan liar untuk melindungi lokasi penangkaran utama dan bekerja sama dengan pemerintah Kamboja untuk mendukung populasi yang masih hidup dengan program penangkaran. Program ini telah berhasil melepasliarkan 196 buaya siam hasil penangkaran di Pegunungan Cardamom sejak 2012.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mayang Ulfah Narimanda
Achmad Fatkhur Rozi
3+
Mayang Ulfah Narimanda
EditorMayang Ulfah Narimanda
Follow Us