Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Alasan Ilmiah Gajah Tidak Bisa Lompat, Bukan karena Berat Badan!

ilustrasi gajah (pexels.com/Pixabay)
ilustrasi gajah (pexels.com/Pixabay)
Intinya sih...
  • Struktur kaki gajah tidak dirancang untuk melompat, dengan tulang-tulang lurus dan vertikal yang tidak fleksibel.
  • Gajah tidak memiliki tendon kaki yang elastis untuk menyimpan energi loncatan, fokus pada kekuatan statis dan ketahanan.
  • Semua kaki gajah selalu menyentuh tanah saat bergerak, menunjukkan bahwa tubuhnya tidak dirancang untuk menciptakan momentum vertikal seperti melompat.

Gajah merupakan salah satu hewan darat terbesar di dunia dengan kekuatan fisik yang memukau. Namun, di balik tubuhnya yang besar ternyata ada satu keterbatasan unik yang membedakan gajah dengan makhluk mamalia lainnya, yaitu ketidakmampuan untuk melompat.

Banyak orang yang mengira bahwa ketidakmampuan gajah melompat diakibatkan karena berat tubuhnya yang cukup masif. Namun, sebetulnya ada beberapa alasan ilmiah berikut ini yang menunjukkan mengapa gajah tidak bisa melompat, sehingga tidak hanya sekadar karena berat badannya saja.

1. Struktur kaki yang dirancang untuk menahan beban

ilustrasi gajah (pexels.com/Adriaan Greyling)
ilustrasi gajah (pexels.com/Adriaan Greyling)

Kaki gajah memiliki struktur yang berbeda dengan mamalia lain karena memang tidak dirancang untuk menopang beban yang sangat besar. Tulang-tulang pada kaki tersebut berbentuk lurus dan vertikal, sehingga tidak memiliki fleksibilitas yang diperlukan untuk bisa menghasilkan dorongan ke atas ketika sedang melompat.

Tidak seperti hewan-hewan lain yang memang memiliki persendian, lutut, dan juga pergelangan kaki yang bisa memungkinkan adanya gerakan pegas, justru untuk gajah menyerupai pilar kokoh. Struktur inilah yang memang dapat memberikan stabilitas maksimal, namun tidak memungkinkan apabila harus melakukan loncatan yang berupa gerakan eksplosif.

2. Tidak memiliki tendon kaki yang elastis untuk melompat

ilustrasi gading gajah (pexels.com/FUTURE KIIID)
ilustrasi gading gajah (pexels.com/FUTURE KIIID)

Hewan yang dapat melompat, seperti kucing atau kanguru pada umumnya memiliki tendon kaki yang elastis, sehingga dapat menyimpan dan juga melepaskan energi ketika melakukan loncatan. Gajah tidak memiliki tendon seperti ini, sehingga energi yang dihasilkan oleh ototnya tidak cukup mampu untuk bisa mengangkat seluruh tubuh dari permukaan tanah.

Sistem otot dan juga tendon yang dimiliki gajah hanya difokuskan pada kekuatan statis dan juga ketahanan semata, sehingga tidak pada kecepatan atau fleksibilitasnya. Kombinasi inilah yang membuat gajah sangat kuat apabila harus berjalan jarak jauh, namun tidak mendukung adanya pergerakan yang memang memerlukan energi kinetik besar dalam waktu relatif singkat.

3. Semua kaki gajah selalu menyentuh tanah saat bergerak

ilustrasi gajah (unsplash.com/@bepnamanh)
ilustrasi gajah (unsplash.com/@bepnamanh)

Salah satu karakteristik unik yang memang dimiliki gajah adalah semua kakinya selalu menyentuh tanah ketika sedang berjalan atau bahkan berlari. Hal ini tentunya bertolak belakang dengan mamalia lain yang memang sering berlari seperti 'melayang', yaitu tidak ada kaki yang menyentuh tanah.

Cara berjalan ini tentu menunjukkan bahwa tubuh gajah memang tidak dirancang untuk menciptakan adanya momentum vertikal seperti melompat. Posisi kaki yang selalu menapak juga kerap menjadi indikator bahwa sistem geraknya lebih mengutamakan pada keseimbangan, bukan akselerasi semata.

4. Sistem pernapasan dan sirkulasi tidak mendukung lonjakan energi

ilustrasi gajah (pexels.com/Ghida Basma)
ilustrasi gajah (pexels.com/Ghida Basma)

Gajah memiliki sistem pernapasan dan juga sirkulasi darah yang cukup lambat, serta efisien untuk ukuran tubuhnya yang memang relatif besar. Namun, sistem tersebut tidak mendukung adanya aktivitas yang memerlukan semburan energi tinggi dalam waktu singkat, seperti lompatan secara mendadak.

Energi seperti melompat tentu memerlukan pasokan oksigen yang cepat dan sirkulasi kuat ke otot-otot utamanya. Gajah yang memang lebih terbiasa dengan aktivitas berjalan perlahan dan konstan tentu tidak memiliki kemampuan fisiologis untuk bisa memenuhi kebutuhan energi dengan cepat.

Ketidakmampuan gajah untuk melompat bukan semata-mata dikarenakan berat tubuhnya, namun merupakan hasil dari kombinasi struktur anatomi dan fisiologinya. Pemahaman ilmiah ini dapat membantumu untuk melihat bahwa setiap spesies ternyata memiliki desain tubuh yang berbeda-beda, serta disesuaikan dengan kebutuhannya di alam liar. Meski tidak bisa melompat, namun gajah memiliki kemampuan hebat untuk berjalan jauh dan bertahan hidup di alam liar!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us