5 Hewan Langka dan Eksotis di Gunung Slamet, Kadang Bertemu Pendaki

- Gunung Slamet memiliki ketinggian 3.432 meter di atas permukaan laut dan terletak di beberapa kabupaten di Pulau Jawa.
- Di Gunung Slamet, terdapat hewan langka seperti macan tutul jawa, rusa, babi hutan, elang jawa, elang ular bido, surili jawa, dan monyet kra.
- Hewan-hewan tersebut memiliki peran penting dalam ekosistem Gunung Slamet dan harus dilindungi agar tetap hidup dengan tenang dan nyaman.
Gunung Slamet merupakan salah satu gunung tertinggi di Pulau Jawa dengan ketinggian yang mencapai 3.432 meter di atas permukaan laut. Secara administratif, Gunung Slamet berada di beberapa kabupaten, seperti Kabupaten Banyumas, Pemalang, Purbalingga, Tegal, dan Brebes. Gunung Slamet juga cukup terkenal, bahkan sering didaki oleh berbagai orang dari penjuru dunia.
Selain tinggi dan terkenal, Gunung Slamet juga masih asri dan memiliki wilayah hutan yang luas. Karena hal tersebut, kekayaan hewani di Gunung Slamet tak bisa diremehkan. Tercatat, Gunung Slamet menjadi salah satu gunung di Jawa Tengah yang sangat ideal sebagai habitat berbagai hewan langka dan eksotis. Jadi, mari kita bahas beberapa hewan langka dan eksotis yang masih bisa kamu temukan di Gunung Slamet!
1. Macan tutul jawa

Walau sedikit, namun kamu masih bisa menemukan Panthera pardus melas atau macan tutul jawa di area Gunung Slamet. Spesifiknya, kucing besar ini bisa ditemukan di dalam hutan atau di area dengan vegetasi rapat yang penuh dengan makanan dan jauh dari jangkauan manusia. Biasanya, macan tutul jawa akan berkelana di lantai hutan, bersembunyi di semak-semak, atau bertengger di atas pohon.
Dilansir Animal Diversity Web, hewan ini adalah predator penyergap yang akan bersembunyi dan menunggu mangsa. Setelah mendekat, ia akan langsung menyergap mangsa dengan gesit. Sayangnya, populasi macan tutul jawa terus menurun dan ia menjadi satwa yang dilindungi. Konflik dengan manusia, kerusakan habitat, perburuan liar, dan berkurangnya pasokan makanan membuat hewan ini menjadi terancam.
2. Rusa

Rusa timorensis atau rusa merupakan salah satu mamalia herbivor yang sering dijumpai di hutan dan sabana Gunung Slamet. Dilansir iNaturalist, hewan bertanduk ini merupakan hewan nokturnal yang sangat aktif pada malam hari. Rusa juga termasuk hewan sosial, karenanya ia kerap terlihat berkelana dalam kelompok kecil atau secara berpasang-pasangan. Lebih lanjut, makanan utama hewan ini mencakup dedaunan, rumput, dan buah-buahan.
Sebagai mamalia herbivor berukuran sedang, rusa menjadi salah satu mangsa utama bagi macan tutul jawa. Di Gunung Slamet, kedua hewan tersebut menjadi makhluk hidup yang penting bagi ekosistem hutan. Jika berbicara soal ukuran, rusa bisa tumbuh hingga sepanjang 1,8 meter dan bobot maksimalnya ada di angka 70 kilogram. Terakhir, hewan ini mampu hidup hingga usia 20 tahun.
3. Babi hutan

Sama seperti rusa, Sus scrofa atau babi hutan juga merupakan salah satu mangsa utama bagi macan tutul jawa. Babi hutan sendiri memiliki ukuran yang cukup besar dengan panjang maksimal 1,5 meter dan bobot yang bisa mencapai 350 kilogram. Tapi jangan salah, ternyata hewan ini cukup lincah, lho. Dalam hal ini, ia bisa melompat hingga 1,5 meter, bisa menggali hingga kedalaman 10 centimeter, dan kecepatannya mencapai 40 km/jam.
Laman Ecologyasia menjelaskan kalau babi hutan kerap menghuni hutan sekunder. Karenanya, ia sering berjumpa dengan manusia, diburu oleh manusia, dan masuk ke area pemukiman. Babi hutan juga termasuk hewan yang rakus. Bayangkan saja, ia bisa memakan apapun, mulai dari rerumputan, dedaunan, buah-buahan, reptil kecil, amfibi, mamalia kecil, sampai bangkai hewan.
4. Elang

Terdapat dua spesies elang yang sering beterbangan di lereng dan hutan Gunung Slamet, yaitu Nisaetus bartelsi (elang jawa) dan Spilornis cheela (elang ular bido). Keduanya merupakan hewan yang dilindungi dan merupakan hewan terancam punah. Dilansir Animalia, elang ular bido lebih panjang karena panjangnya bisa mencapai 75 centimeter. Di sisi lain, panjang elang jawa hanya sekitar 60 centimeter. Tapi elang jawa punya satu ciri khas, yaitu kehadiran jambul di atas kepalanya.
Soal makanan, keduanya tak terlalu berbeda karena sama-sama bisa memakan tikus, serangga, ikan, kodok, kadal, sampai ular. Secara umum, elang sering terlihat bertengger di atas pohon, berjalan di lantai hutan, atau terbang di langit dalam upaya mencari mangsa. Elang juga merupakan hewan soliter yang artinya ia hidup sendiri dan jarang berinteraksi dengan sesamanya.
5. Monyet

Karena memiliki hutan yang masih asri, lebat, dan pepohonan yang tinggi, alhasil Gunung Slamet sangat cocok sebagai habitat monyet. Sebenarnya di Gunung Slamet ada banyak spesies monyet. Nah, beberapa diantaranya adalah Presbytis comata (surili jawa) dan Macaca fascicularis (monyet kra). Tentunya, monyet merupakan hewan arboreal yang hidup di pepohonan.
Di atas pohon, biasanya primata tersebut sering terlihat memakan buah, menggendong anak, atau sekadar bersantai. Monyet sendiri cukup cerdas, bahkan ia bisa mengenali sesamanya, peduli dengan sesamanya, dan bisa berkomunikasi dengan berbagai cara. Selain itu, beberapa spesies monyet juga tak takut dengan manusia. Terkadang, mamalia ini masuk ke area pemukiman yang akhirnya menghebohkan masyarakat lokal.
Melihat ekosistem Gunung Slamet yang masih asri dan terjaga, tidak mengherankan jika Gunung Slamet masih dihuni oleh berbagai hewan langka dan eksotis. Di Gunung Slamet, mereka saling menguatkan ekosistem dan memiliki perannya masing-masing. Karenanya, kamu tak boleh sembarangan memburu atau menangkap hewan-hewan tersebut. Sebaliknya, biarkan mereka hidup dengan tenang dan nyaman.