4 Hewan yang Ternyata Bisa Belajar dari Pengalaman Sebelumnya

- Gagak bisa menyimpan ingatan tentang pengalaman negatif atau positif, memecahkan masalah menggunakan alat berdasarkan pengalaman sebelumnya.
- Gurita memiliki sistem saraf berkembang, bisa mengingat bentuk objek tertentu, dan belajar dari pengalaman buruk untuk menghindari bahaya.
- Tikus mampu belajar dari pengalaman melalui uji coba berulang, mengenali pola khusus, dan menghindari ancaman dari pengalaman traumatis.
Memahami perilaku hewan sering kali membuka wawasan terkait kemampuan kognitif yang tidak diduga sebelumnya. Banyak spesies ternyata memiliki kemampuan untuk belajar dari pengalaman, baik itu melalui pengamatan, kebiasaan berulang, hingga respon terhadap lingkungan sekitar.
Dalam dunia biologi, proses belajar pada hewan kerap disebut sebagai learning behavior yang mencakup pada beragam mekanisme, mulai dari asosiasi sederhana hingga pembelajaran kompleks yang melibatkan ingatan jangka panjang. Berikut ini merupakan beberapa hewan yang ternyata bisa belajar dari pengalaman sebelumnya, sehingga memahami bahwa insting bukan satu-satunya hal yang menggerakkan mereka.
1. Gagak

Gagak dikenal sebagai salah satu burung paling pintar di dunia karena mereka bisa menyimpan ingatan tentang pengalaman negatif atau positif. Hewan ini bisa mengingat wajah manusia yang pernah mengancam mereka, kemudian menghindari dan juga memberikan peringatan pada kelompoknya terhadap ancaman yang sama.
Gagak bisa memecahkan masalah menggunakan alat yang mereka pilih berdasarkan pengalaman sebelumnya. Mereka belajar bahwa bentuk kedua ukuran alat tertentu ternyata bisa memberikan hasil yang jauh lebih efektif, sehingga keputusan yang diambil ke depannya pun akan lebih akurat.
2. Gurita

Gurita memiliki sistem saraf yang sangat berkembang, sehingga memungkinkan mereka untuk mempelajari pola dan situasi yang pernah dihadapi. Mereka bisa mengingat bentuk objek tertentu membedakan manusia yang pernah memberi makan dan memecahkan teka-teki sederhana berdasarkan percobaan sebelumnya.
Dalam kondisi alam, ternyata gurita belajar dari pengalaman buruk seperti pernah terjebak dan diserang predator. Mereka kemudian menghindari tempat berbahaya atau mengubah strategi bersembunyi dengan cara yang lebih efektif.
3. Tikus

Tikus mampu belajar dari pengalaman melalui uji coba berulang, khususnya pada saat mencari rute terpendek untuk menuju sumber makanan. Mereka bisa mengingat jalur labirin, mengenali pola khusus, hingga menyesuaikan perilaku berdasarkan hasil sebelumnya.
Kemampuan yang ada membuat tikus sering digunakan sebagai model penelitian perilaku kognitif. Tikus bisa mengenali ancaman dari pengalaman traumatis yang sebelumnya pernah mereka alami agar bisa dihindari di kemudian hari.
4. Kuda

Tidak banyak yang tahu bahwa kuda ternyata memiliki ingatan jangka panjang yang sangat baik dan mampu mengingat situasi bermakna dalam kehidupan mereka. Kuda bisa mengingat perlakuan manusia, rute perjalanan, hingga pengalaman latihan yang pernah mereka lakukan sebelumnya.
Pengalaman yang menyenangkan biasanya akan membuat mereka lebih kooperatif, sedangkan pengalaman buruk justru bisa memicu kecemasan atau bahkan penolakan berlebih. Dalam proses latihannya, kuda belajar melalui repetisi dan asosiasi positif, sehingga mereka pun bisa memahami perintah berdasarkan pengalaman yang diulang.
Kemampuan hewan untuk belajar dari pengalaman menunjukkan bahwa insting bukan satu-satunya faktor yang membentuk perilaku mereka. Dengan memahami proses yang ada, maka bisa melihat bahwa banyak hewan ternyata memiliki kecerdasan adaptif yang mendukung kehidupan mereka sehari-hari. Pengetahuan ini bukan hanya menarik, namun juga bisa meningkatkan empati terhadap makhluk hidup lainnya.


















