Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Bangau Berwarna Hitam dari Genus Ciconia, Menghuni Afrika hingga Asia!

bangau hitam, bangau dari genus Ciconia (commons.wikimedia.org/Quartl)
Intinya sih...
  • Bangau hitam Ciconia nigra memiliki tubuh seluruhnya hitam, kokoh, tegak, dan pemalu saat berburu di pinggir sungai.
  • Bangau leher wol afrika Ciconia microscelis memiliki perpaduan warna unik, sering terlihat menyendiri, berpasang-pasangan, atau membentuk kelompok kecil.
  • Bangau leher wol asia Ciconia episcopus merupakan spesies yang terancam punah dengan panjang 75-92 cm dan habitatnya mencakup Afrika, India, hingga Indonesia.

Bangau merupakan burung berukuran sedang hingga besar yang berasal dari famili Ciconiidae. Bangau memiliki tubuh yang khas dengan kaki panjang, badan ramping, sayap lebar, paruh panjang nan runcing, serta leher yang panjang. Lebih lanjut, bangau juga dibagi menjadi beberapa genus dan salah satunya adalah genus Ciconia.

Biasanya, bangau memiliki tubuh berwarna putih dengan sedikit aksen hitam atau cokelat. Uniknya, ada beberapa bangau dari genus Ciconia yang justru punya tubuh hitam yang gelap. Karena warnanya tersebut, mereka mudah dibedakan dari bangau lain. Nah, mari kita bahas beberapa bangau berwarna hitam dari genus Ciconia yang mungkin belum kamu ketahui!

1. Bangau hitam

bangau hitam (commons.wikimedia.org/מינוזיג - MinoZig)

Seperti namanya, Ciconia nigra atau bangau hitam punya tubuh yang seluruhnya deselimuti warna hitam. Tentunya, hal tersebut membuatnya mencolok dan mudah dikenali. Dilansir Animal Diversity Web, bangau hitam sering bereproduksi di daerah lembab yang tenang. Saat bertelur, burung ini akan membangun sarang di tempat yang tinggi, seperti puncak pohon.

Ia termasuk burung yang kokoh dan tegak dengan panjang sekitar 1 meter dan bentang sayap mencapai 1,5 meter. Bangau hitam memang terlihat sangar dan garang, namun ia punya sifat pemalu. Saat berburu, unggas ini akan berjalan di pinggir sungai sembari memperhatikan mangsa di air. Setelah menemukan mangsa, ia akan langsung menyergap dengan paruhnya yang panjang.

2. Bangau leher wol afrika

bangau leher wol afrika (commons.wikimedia.org/Bernard DUPONT)

Dilansir BirdLife DataZone, burung dengan nama ilmiah Ciconia microscelis ini bisa dijumpai di Afrika Tengah, Timur, Barat, hingga Selatan. Populasinya melimpah, stabil, dan ia bukan termasuk hewan terancam punah. Ia punya perpaduan warna yang unik dengan bagian kepala berwarna putih dan badan berwarna hitam pekat. Selain itu, gradasi merah dan hijau juga nampak di bagian sayap dan membuat burung ini terlihat makin cantik.

Biasanya, burung dengan bulu leher yang tebal ini sering terlihat menyendiri, berpasang-pasangan, atau membentuk kelompok kecil. Tentunya, ia termasuk predator dan makanan utamanya mencakup kodok, ikan, ular, kepiting, dan mamalia kecil. Terakhir, bangau leher wol afrika bisa memproduksi sekitar dua hingga enam butir telur dalam satu masa reproduksi.

3. Bangau leher wol asia

bangau leher wol asia (commons.wikimedia.org/Deepak Budhathoki)

Ciconia episcopus atau bangau leher wol asia merupakan kerabat dekat dari bangau leher wol afrika. Jadi, mereka punya bentuk tubuh dan perpaduan warna yang serupa. Sayangnya, laman Thai National Parks menjelaskan kalau spesies ini merupakan hewan yang terancam punah. Spesifiknya, ia dimasukan ke kategori vulnerable atau rentan. Secara internasional, ia dilindungi oleh perjanjian Agreement on the Conservation of African-Eurasian Migratory Waterbirds (AEWA).

Bangau leher wol asia punya panjang sekitar 75 - 92 centimeter. Penyebarannya sendiri mencakup Afrika, India, hingga Indonesia. Habitatnya juga beragam di mana unggas ini bisa hidup di dataran rendah dan dataran tinggi yang elevasinya mencapai 3,700 meter di atas permukaan laut. Gak cuma di rawa, hutan, atau pantai, bahkan bangau leher wol asia juga kerap terlihat di area pertanian, lho.

4. Bangau abdim

bangau abdim (commons.wikimedia.org/Hobbyfotowiki)

Unggas dengan nama ilmiah Ciconia abdimii terbilang unik, pasalnya ia merupakan spesies insektivor yang makanan utamanya berupa serangga. Dilansir iNaturalist, belalang dan ulat merupakan makanan kesukaan hewan ini. Nah, saat populasi serangga menurun barulah ia akan memakan hewan lain macam ular, kodok, tikus, dan kepiting. Bangau abdim juga merupakan spesies bangau terkecil dengan panjang 73 centimeter dan bobot 1 kilogram.

Bangau abdim sendiri bisa dijumpai di wilayah Afrika, mulai dari daerah Sahara yang panas hingga ke wilayah savana dan hutan yang lebat. Sebenarnya, populasi bangau abdim cukup melimpah dan ia bukan termasuk hewan terancam punah. Hanya saja, penurunan populasinya cukup drastis sehingga banyak pihak yang mencoba menangkarkannya.

5. Bangau hutan rawa

bangau hutan rawa (commons.wikimedia.org/Eric Savage)

Laman Avibase menjelaskan kalau Ciconia stormi atau bangau hutan rawa merupakan hewan terancam punah yang masuk ke kategori endangered. Penyebarannya juga sempit karena ia hanya bisa ditemukan di Sumatra, Kalimantan, dan sebagian wilayah Semenanjung Malaya. Habitatnya sendiri tak jauh berbeda dari bangau lain, yaitu hutan, rawa, area pinggir sungai, dan area pertanian yang lembap.

Saking terancamnya, bahkan para ahli memperkirakan kalau hanya tersisa 400 - 500 individu bangau hutan rawa di alam liar. Warna hitam di tubuh bangau ini berfungsi sebagai alat kamuflase. Mengandalkan warna hitamnya, ia bisa bersembunyi di malam hari. Selain itu, bangau hutan rawa juga termasuk hewan yang pemalu dan akan kabur saat bertemu dengan manusia.

Bangau berwarna hitam dari genus Ciconia memang sangat unik dan menarik. Sayangnya, saat ini populasi mereka terus terancam. Berbagai upaya konservasi memang sudah dilakukan, namun jika tak ada dukungan dari masyarakat lokal maka semuanya akan sia-sia. Jadi, kita semua harus turut menjaga, melindungi, dan melestarikan ekistensi burung-burung tersebut!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us