Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Burung Berekor Panjang dari Genus Urocissa dan Negara Asalnya

ilustrasi burung dari genus Urocissa (commons.wikimedia.org/Thomas.abey)
ilustrasi burung dari genus Urocissa (commons.wikimedia.org/Thomas.abey)

Apakah kamu familier dengan burung di atas? Itu adalah magpie, burung berekor panjang dari famili Corvidae. Karena berkerabat dekat dengan burung gagak, magpie memiliki kecerdasan yang sama. Mereka bisa bekerja dalam tim, memahami cara kerja permainan, dapat merasakan kesedihan atau duka, serta mampu membuat dan menggunakan alat (misalnya memakai kayu untuk memotong makanan menjadi lebih kecil).

Famili Corvidae terdiri dari puluhan genus, salah satunya adalah Urocissa. Mereka hanya bisa ditemukan di Asia Timur, Tenggara, dan Selatan. Kenali mereka lebih dekat, yuk!

1. Urocissa erythroryncha

ilustrasi Urocissa erythroryncha (commons.wikimedia.org/Charles Lam)
ilustrasi Urocissa erythroryncha (commons.wikimedia.org/Charles Lam)

First of all, mari kita awali dengan Urocissa erythroryncha alias red-billed blue magpie. Spesies ini pertama kali dideskripsikan oleh Georges-Louis Leclerc (naturalis berkebangsaan Prancis) pada tahun 1775. Kamu bisa menjumpainya di China, Nepal, India, Bangladesh, Myanmar, Laos, Kamboja, Vietnam, dan Thailand.

Panjangnya kurang lebih 65–68 sentimeter dengan berat 196–232 gram. Pemakan buah-buahan, biji-bijian, dan invertebrata (hewan tak bertulang belakang) ini biasanya bertelur sebanyak 3–5 butir. Syukurlah, Urocissa erythroryncha dikategorikan sebagai spesies berisiko rendah (least concern).

2. Urocissa caerulea

ilustrasi Urocissa caerulea (commons.wikimedia.org/Charles Lam)
ilustrasi Urocissa caerulea (commons.wikimedia.org/Charles Lam)

Seperti namanya, Urocissa caerulea atau Taiwan blue magpie hanya bisa ditemukan di Taiwan. Tepatnya di hutan, lahan pertanian, serta di dekat pemukiman penduduk pada ketinggian 300–1.200 meter. Mereka dapat tumbuh sepanjang 63–68 sentimeter (belum termasuk ekor 34–42 sentimeter) dengan berat 254–260 gram.

Sebagai omnivora (pemakan segala), mereka tidak pilih-pilih makanan. Hampir semuanya mereka lahap, mulai dari buah-buahan, biji-bijian, ular, tikus, serangga, telur burung lain, sisa makanan manusia, hingga bangkai. Setiap musim kawin, mereka akan bertelur sebanyak 3–8 butir dan menetas dalam 17–19 hari. Walau berstatus least concern, spesies ini dilindungi oleh Undang-Undang Konservasi Satwa Liar Taiwan karena merupakan hewan endemik kawasan tersebut.

3. Urocissa flavirostris

ilustrasi Urocissa flavirostris (commons.wikimedia.org/Dr. Raju Kasambe)
ilustrasi Urocissa flavirostris (commons.wikimedia.org/Dr. Raju Kasambe)

Bergeser ke Urocissa flavirostris, yang juga dikenal sebagai yellow-billed blue magpie karena paruhnya berwarna kuning. Mereka tinggal di Vietnam, Myanmar, China, Bhutan, Nepal, India, dan Pakistan. Panjang ekornya sekitar 46 sentimeter, sementara badannya hanya 20 sentimeter.

Hewan ini hidup dalam kelompok kecil yang terdiri dari 7–8 ekor burung. Mereka dikenal sebagai burung yang berisik dan gemar terbang dari satu dahan ke dahan lainnya. Luckily, Urocissa flavirostris digolongkan sebagai spesies yang paling tidak mengkhawatirkan karena populasinya terpantau stabil.

4. Urocissa ornata

ilustrasi Urocissa ornata (commons.wikimedia.org/Steve Garvie)
ilustrasi Urocissa ornata (commons.wikimedia.org/Steve Garvie)

Urocissa ornata mempunyai beberapa julukan sekaligus, antara lain Sri Lanka blue magpie dan Ceylon magpie. Hanya dapat dijumpai di Sri Lanka, namanya dalam bahasa setempat ialah kehibella. Hutan atau perkebunan pada ketinggian 150–2.150 meter di atas permukaan laut merupakan rumahnya.

Burung yang panjangnya 42–47 sentimeter ini cukup menoleransi keberadaan manusia, bahkan terkadang sengaja menampakkan diri agar diberi makan. Berdasarkan data pada tahun 2004–2006, populasinya diperkirakan tersisa 10.181–19.765 ekor saja, sehingga diklasifikasikan sebagai spesies rentan (vulnerable). Penyebab utamanya adalah alih fungsi hutan menjadi lahan pertanian, pemukiman, dan pertambangan.

5. Urocissa whiteheadi

ilustrasi Urocissa whiteheadi (commons.wikimedia.org/Henrik Grønvold)
ilustrasi Urocissa whiteheadi (commons.wikimedia.org/Henrik Grønvold)

Urocissa whiteheadi disebut sebagai white-winged magpie karena memiliki sayap berwarna putih. Selain itu, mereka juga dijuluki Hainan magpie karena hidup di salah satu provinsi China tersebut. At the same time, mereka juga ditemukan di Vietnam dan Laos.

Burung berparuh oranye ini terbagi atas dua subspesies, yakni Urocissa whiteheadi whiteheadi dan Urocissa whiteheadi xanthomelana. Bulunya hanya berwarna hitam dan putih, tidak ada warna biru sama sekali seperti kerabatnya. Status konservasinya paling mengkhawatirkan dibanding yang lain, yaitu genting (endangered).

Ternyata, tidak ada satu pun burung dari genus Urocissa yang hidup di Indonesia. Meski begitu, tetaplah berdoa supaya mereka tidak punah!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nena Zakiah
EditorNena Zakiah
Follow Us