Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
tristan thrush (commons.m.wikimedia.org/Brian Gratwicke)

Intinya sih...

  • Inaccessible island rail adalah spesies burung tak terbang terkecil di dunia, hanya ditemukan di Pulau Inaccessible.

  • Gough moorhen merupakan burung ayam-ayaman berukuran sedang yang hanya ada di Pulau Gough dan Tristan da Cunha.

  • Tristan thrush adalah burung endemik Kepulauan Tristan da Cunha yang dapat ditemukan di hampir semua pulau dengan variasi warna bulu yang unik.

Tristan da Cunha merupakan sebuah kepulauan vulkanik yang terletak di Samudra Atlantik Selatan. Kawasan kepulauan ini terdiri dari 6 pulau kecil yaitu Tristan da Cunha, Imaccesible, Nightingale, Middle, Stoltenhoff dan Gough.

Jika digambarkan dalam sebuah peta, Tristan da Cunha tampak berada di tengah-tengah antara Benua Afrika dan Benua Amerika Selatan. Mengutip dari National Geographic Society, kepulauan ini juga diapit oleh pertemuan dua arus laut yaitu arus Samudra Atlantik Selatan di sisi utara dan arus lingkar kutub Antartika di sisi selatan.

Kondisi geografisnya yang unik dan terpencil membuat Tristan da Cunha memiliki tingginya keragaman satwa. Kali ini kita akan membahas burung-burung endemik dari Kepulauan Tristan da Cunha.

1. Inaccessible island rail

inaccessible island rail (youtube.com/@Lindblad Expeditions)

Inaccessible island rail (Laterallus rogersi) memiliki bulu punggung berwarna cokelat tua dan abu-abu gelap di bagian perut serta kepalanya. Dengan panjang tubuh berkisar antara 13-15 cm, inaccessible island rail berpredikat sebagai spesies flightless bird terkecil di dunia.

Dikutip dari Animalia, burung kecil ini hanya ditemukan di Pulau Inaccessible yang tidak dihuni manusia. Meskipun dapat ditemukan di hampir semua habitat di pulau tersebut, inaccessible island rail sangat menyukai berada di tempat yang didominasi rumput tussock dan tumbuhan paku.

Serangga, cacing tanah, ulat bulu dan kaki seribu, adalah beberapa jenis hewan buruan inaccessible island rail. Dikenal sebagai hewan monogami, setiap pasangan inaccessible island rail memiliki kebiasaan mengerami telur secara bergantian dan mencarikan makanan untuk satu sama lain.

2. Gough moorhen

gough moorhen (youtube.com/@360 Travels)

Gough moorhen (Gallinula comeri) merupakan burung jenis ayam-ayaman berukuran sedang yang hanya ditemukan di dua pulau yaitu Pulau Gough dan Tristan da Cunha. Menurut informasi dari Animalia, nama spesies burung ini diambil dari penjelajah kutub, George Comer, yang mendokumentasikan penemuan gough moorhen pada 1880.

Gough moorhen dapat dikenali dari paruh merah dengan ujungnya yang berwarna kuning, serta struktur keras berwarna merah di bagian mukanya. Dibandingkan common moorhen, gough moorhen memiliki tubuh dan sayap yang lebih kecil.

Dikutip dari IUCN, gough moorhen kerap ditemukan di dekat lahan gambut dan pesisir pantai. Berstatus hewan omnivora, gough moorhen memiliki jenis makanan variatif meliputi dedaunan, biji-bijian, tikus, hingga sisa bangkai hewan.

3. Tristan thrush

tristan thrush (commons.m.wikimedia.org/Brian Gratwicke)

Tristan thrush (Turdus emerita) merupakan salah satu burung endemik Kepulauan Tristan da Cunha yang dapat ditemukan di hampir semua pulau. Ekosistem padang rumput tussock, semak-semak yang didominasi tumbuhan paku, dan bebatuan pesisir, adalah berbagai jenis habitat dari tristan thrush.

Meskipun hidup di beberapa pulau, tristan thrush dari satu pulau memiliki warna bulu yang cukup berbeda dari jenis di pulau lainnya. Burung dari Pulau Tristan da Cunha, misalnya, memiliki warna bulu cokelat gelap dibandingkan tristan thrush di Pulau Nightingale yang berwarna cokelat pudar.

Dikutip dari Animalia, tristan thrush gemar menyusuri tanah untuk menemukan makanan favoritnya seperti cacing tanah, sisa dedaunan, maupun hewan invertebrata tanah lainnya. Selain itu, sampah sisa makanan, sisa bangkai hewan, dan telur-telur burung, juga menjadi beberapa pilihan makanan tristan thrush.

4. Inaccessible island finch

inaccessible island finch (commons.m.wikimedia.org/Brian Gratwicke)

Inaccessible island finch (Nesospiza acunhae) merupakan jenis burung finch yang hanya ditemukan di Pulau Inaccessible. Dikutip dari Oiseaux Birds, terdapat tiga subspesies dari inaccessible island finch yaitu acunhae, fraseri dan dunnei, yang dibedakan berdasarkan bentuk paruhnya.

Ketiga subspesies tersebut juga diketahui menghuni habitat yang berbeda. Acunhae merupakan penghuni kawasan pesisir, berbeda dengan fraseri yang kerap ditemukan di dataran tinggi serta dunnei yang mendiami wilayah hutan.

Bulan November hingga Februari merupakan rentang musim kawin bagi inaccessible island finch. Berbeda dengan inaccessible island rail, tugas mengerami telur pada spesies ini hanya dilakukan oleh betina. Meski begitu, setiap individu jantan memiliki kebiasaan untuk mencarikan makanan bagi pasangannya yang tengah mengerami telur.

5. Nightingale island finch

nightingale island finch (commons.m.wikimedia.org/Brian Gratwicke)

Nightingale island finch (Nesospiza questi) memiliki bulu tubuh yang didominasi warna kuning olive dan paruh hitam berbentuk kerucut. Dibandingkan individu jantan, individu betina dapat dibedakan dari ukuran tubuh yang lebih kecil serta warna bulu yang tidak terlalu terang.

Nightingale island finch sangat menyukai padang rumput tussock, meskipun mereka juga bisa tinggal di ekosistem lainnya seperti kawasan berbatu pesisir ataupun hutan pegunungan. Biji-bijian kecil dari rumput tussock sangat sesuai dengan ukuran paruhnya yang kecil.

Selain biji-bijian, nightingale island finch juga kerap berburu invertebrata kecil dan aneka jenis buah beri. Saat musim kawin tiba di antara bulan November hingga Januari, burung ini akan membangun sarangnya diantara rimbunnya rerumputan, dikutip dari Oiseaux Birds.

Secara keseluruhan, burung-burung endemik Kepulauan Tristan da Cunha memiliki tren pertumbuhan populasi yang stabil. Meski begitu, kehadiran spesies invasif seperti tikus atau kucing liar yang terbawa melalui kapal penyeberangan, dapat menjadi ancaman predasi bagi populasi burung-burung endemik.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team