5 Fakta Gunung Jirisan di Korsel, Punya Arti Mistis dan Kebijaksanaan

Gunung Jirisan adalah gunung tertinggi kedua di Korea Selatan, setelah Gunung Halla yang ada di Pulau Jeju. Gunung ini memiliki puncak tertinggi bernama Cheonwangbong yang menjulang hingga 1.915 meter di atas permukaan laut. Lokasinya berada di akhir rangkaian Pegunungan Sobaek yang membentang di sepanjang Semenanjung Korea.

Ketinggian dan letaknya yang strategis membuat Jirisan menjadi favorit para pendaki dari dalam maupun luar negeri. Tidak heran jika gunung ini sering dijadikan ajang petualangan dan eksplorasi alam bagi para pecinta hiking.

Nama Jirisan sebenarnya berasal dari kata "Jiri" yang memiliki arti kebijaksanaan sekaligus keindahan dalam kepercayaan Buddha. Gunung ini memang sering dianggap tempat suci dan penuh keajaiban oleh masyarakat Korea. Di sekitar gunung ini, terdapat tujuh kuil Buddha yang menjadi tempat bertapa dan mencari pencerahan.

Selain keindahan alamnya, aura mistis ini juga menjadikan Jirisan banyak dipercaya menyimpan energi spiritual yang kuat. Jadi, selain sebagai tempat pendakian, Jirisan juga kerap jadi destinasi ziarah spiritual oleh umat Buddha.

Sejak tahun 1967, Gunung Jirisan telah resmi menjadi taman nasional pertama dan terbesar di Korea Selatan. Kawasan taman nasional Jirisan ini meliputi wilayah yang cukup luas, membentang di beberapa kabupaten dan provinsi seperti Hadong, Hamyang, Sancheong, Gurye, dan Namwon.

Taman Nasional Jirisan merupakan rumah bagi ribuan jenis flora dan fauna yang beragam. Lingkungannya yang masih lestari membuat tempat ini jadi habitat alami yang penting untuk konservasi. Flora dan fauna yang hidup di kawasan ini termasuk pohon ceri higan, cemara ratusan tahun, hingga berbagai jenis satwa liar unik.

Gunung Jirisan menjadi favorit banyak pendaki karena menawarkan beberapa jalur pendakian dengan tingkat kesulitan yang bervariasi. Salah satu jalur yang paling populer adalah jalur Sancheong, yang bisa ditempuh dengan jarak sekitar 5,4 kilometer menuju puncak Cheonwangbong. Biasanya pendakian ini memakan waktu sekitar 5-6 jam.

Di sepanjang jalur pendakian, para pendaki dapat menikmati pemandangan alam yang menakjubkan dan beragam tantangan, mulai dari jalan berbatu hingga hutan rimbun. Meski menantang, jalur ini cukup ramai pengunjung yang ingin merasakan pengalaman mendaki gunung tertinggi kedua di Korea Selatan ini.

Seperti wilayah lainnya di Korea Selatan, Gunung Jirisan mengalami pergantian empat musim yang jelas, yaitu musim semi, panas, gugur, dan dingin. Musim semi dan gugur adalah waktu terbaik untuk mendaki, karena cuaca cenderung stabil dan pemandangan alamnya sangat indah dengan bunga bermekaran atau dedaunan yang berguguran.

Sedangkan di musim dingin, gunung ini diselimuti salju tebal yang bisa mencapai 1-2 meter dengan suhu sangat dingin hingga minus 30 derajat Celcius. Sedangkan musim panas bisa cukup hangat dan terkadang ada musim hujan yang membuat jalur pendakian menjadi licin, sehingga pendaki perlu ekstra hati-hati.

Gunung Jirisan bukan hanya sekadar destinasi wisata alam, tapi juga tempat yang kaya akan sejarah, budaya, dan spiritualitas. Keunikannya membuat banyak orang terus terpesona untuk datang dan menjelajahinya kapan pun berkesempatan. Bagi yang suka petualangan dan ingin merasakan keindahan alam Korea Selatan, Jirisan wajib masuk daftar kunjungan!