5 Fakta Portuguese Man o' War, Jangan Pernah Coba Sentuh sekalipun!

Disebut Portuguese Man o' War karena bentuk tubuhnya menyerupai kapal perang Portugis dari abad ke-18 yang tengah berlayar di lautan. Lebih tepatnya, bagian yang seperti balon, pneumatofora, itulah yang membuatnya dimiripkan dengan kapal tersebut.

Meskipun kemiripannya masih diperdebatkan, bagian pneumatofora inilah yang memungkinkan hewan tersebut mengapung karena mengandung karbon monoksida. Biasanya, bagian tersebut berwarna biru, ungu, ataupun merah muda, serta tingginya bisa mencapai 15 cm. Selain itu, apabila terdeteksi ancaman di permukaan air, pneumatofora dapat mengempis untuk akhirnya kembali menyelam ke dalam lautan.]

Dilihat sekilas, Portuguese Man o’ War ini benar-benar mirip dengan ubur-ubur, mulai dari tubuhnya yang seperti jeli hingga tentakel-tentakel panjangnya. Akan tetapi, nyatanya, hewan dengan nama ilmiah Physalia physalis ini termasuk ke dalam spesies tersendiri yang disebut sifonofora.

Jadi, mengutip laman Mongabay, sifonofora merujuk kepada kelompok hewan yang tubuhnya tersusun atas individu-individu berbeda dengan fungsi yang berbeda pula. Untuk lebih memahaminya, baca poin berikutnya, ya!

Kalau ubur-ubur hanyalah terbilang seekor, Portuguese Man o’ War terbilang sebuah koloni. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, tubuhnya terdiri atas zooid yang memiliki beragam fungsi. Dalam hal ini, Portuguese Man o’ War terdiri atas empat macam zooid, yakni pneumatofora sebagai pelampung, sel penyengat, gastrozooid (polip untuk sistem pencernaan), dan gonozooid (polip untuk sistem reproduksi).

Seperti yang dilansir laman Oceana, meskipun tersusun atas organisme yang berbeda-beda, zooid tadi tak bisa hidup terpisah. Mereka harus selalu bersama supaya bisa bertahan hidup karena saling terikat dan bergantung satu sama lain. 

Bukan hanya namanya saja, tentakel dari hewan ini juga cukup panjang. Apabila tengah mengambang, panjang dari tentakel dan polipnya bisa mencapai mulai dari 9-50 meter, lho! Di samping itu, tentakel panjangnya ini mengandung nematosis alias kapsul penyengat yang biasa digunakan untuk berburu ikan-ikan kecil.

Dikarenakan tentakel penyengat itulah kamu sebaiknya tidak menyentuhnya. Meskipun tidak mematikan, sengatan dari Portuguese Man o’ War mampu menimbulkan luka yang sangat menyakitkan. Mengejutkannya lagi, laman National Geographic juga menyebutkan bahwa dalam keadaan tak hidup pun tentakel hewan ini masih bisa menyengat manusia. Ngeri!

Dikarenakan sengatan mengerikannya, banyak hewan yang enggan memangsa Portuguese Man o’ War. Akan tetapi, beberapa spesies siput laut, seperti Janthina janthina dan Glaucus, nampaknya menjadikan hewan ini menjadi santapan mereka. Bahkan, siput laut naga biru alias Glaucus atlanticus kerap menjadi berbahaya disentuh setelah memakan tentakel penyengat dari Portuguese Man o’ War.

Selain itu, ikan mola-mola dan penyu laut juga terlihat memangsa Portuguese Man o’ War karena mereka cukup kebal dengan sengatannya. 

Dari artikel ini, kita belajar bahwa ada juga hewan yang berupa sebuah koloni dan salah satu contohnya adalah Portuguese Man o’ War. Kalau nemu di pantai, jangan kamu ambil, ya! Nanti malah kesakitan, lho.