5 Fakta Hujan Meteor Ursid, 'Bintang Jatuh' Terakhir di 2024

Di malam hari yang gelap, secara tidak sengaja kamu melihat kilatan cahaya meluncur dari atas langit. Kilatan cahaya tersebut mirip seperti bintang yang jatuh ke Bumi. Setelah ditelusuri, ternyata itu adalah fenomena hujan meteor yang berasal dari serpihan komet atau asteroid di luar angkasa.
Jika kamu tertarik untuk mengamati hujan meteor, kebetulan sekali, di penghujung 2024 ini bakal ada pertunjukan hujan meteor Ursid yang spektakuler. Fenomena langit tersebut bakal menjadi hujan meteor terakhir di tahun 2024. Terkenal karena cahayanya yang sangat terang, berikut fakta-fakta hujan meteor Ursid yang harus kamu ketahui!
1. Berasal dari komet 8P/Tuttle

Hujan meteor adalah fenomena yang terjadi saat Bumi melintasi jalur yang pernah dilalui oleh komet atau asteroid. Serpihan-serpihan komet atau asteroid yang tertinggal di jalur tersebut kemudian tertarik oleh gravitasi Bumi dan berubah menjadi meteor. Meteor-meteor itulah yang sering kita sebut sebagai fenomena bintang jatuh.
Dilansir Live Science, hujan meteor Ursid berasal dari puing-puing komet 8P/Tuttle yang tertinggal sepanjang jalur yang dilalui oleh Bumi. Komet tersebut merupakan komet periodik (periode pendek) yang orbitnya terhadap Matahari kurang dari 20 tahun. Untuk menuntaskan satu kali mengelilingi Matahari, 8P/Tuttle hanya membutuhkan waktu sekitar 13,6 tahun.
2. Puncaknya terjadi pada 22 Desember 2024

Hujan meteor Ursid adalah fenomena astronomi tahunan yang selalu terjadi di bulan Desember. Untuk tahun ini, hujan meteor Ursid aktif dari tanggal 17—26 Desember 2024. Sementara itu, puncaknya akan terjadi pada 22 Desember 2024.
Saat mencapai titik puncak, Ursid bakal memproduksi hingga10 meteor per jam (ZHR). Ini dengan catatan langit benar-benar gelap alias tidak terganggu oleh polusi cahaya ataupun cuaca buruk. Mengutip dari In-the-Sky, hujan meteor Ursid akan mulai terlihat pada pukul 03.49—05.11 WIB setiap hari selama periodenya masih berlangsung.
3. Muncul dari arah konstelasi Ursa Minor

Hujan meteor Ursid akan muncul dari arah konstelasi Ursa Minor. Dalam astronomi, Ursa Minor adalah konstelasi yang dibentuk oleh tujuh bintang. Jika diamati dari Bumi, konstelasi ini akan memperlihatkan sebuah pola yang membentuk sendok sayur.
Bintang paling terang di konstelasi Ursa Minor yaitu Polaris atau yang juga populer disebut bintang utara. Kamu bisa menemukan rasi bintang ini di cakrawala utara. Letaknya berbatasan dengan konstelasi Camelopardalis, Cepheus, dan Draco.
4. Sulit diamati di Indonesia

Meski bisa diamati dari Indonesia, hujan meteor Ursid sangat sulit dideteksi di langit Tanah Air. Pasalnya, titik radian (kemunculan) hujan meteor ini relatif rendah di cakrawala. Namun, jika kamu ingin mencoba, waktu terbaik untuk mengamatinya yakni sebelum fajar pada tanggal 22 Desember.
Pastikan langit benar-benar gelap (tidak mendung atau hujan). Carilah lokasi pengamatan yang jauh dari polusi cahaya. Setelah itu, arahkan pandangan ke langit untuk menyaksikan hujan meteor Ursid.
5. Hujan meteor terakhir di 2024

Hujan meteor Ursid menjadi fenomena astronomi spesial karena merupakan hujan meteor terakhir di tahun 2024. Saat periodenya berakhir pada tanggal 26 Desember, Ursid baru akan diikuti oleh hujan meteor Quadrantid yang puncaknya terjadi pada 2-3 Januari 2025. Hujan meteor Ursid bakal jadi fenomena bintang jatuh terakhir yang menutup tahun 2024.
Kendati demikian, sebagaimana yang telah dipaparkan di atas, sangat sulit untuk menemukan hujan meteor Ursid di langit Indonesia. Menurut prediksi, tidak akan ada meteor yang terlihat meskipun pada puncaknya di tanggal 22 Desember. Itu artinya, jika kamu berhasil menyaksikan hujan meteor Ursid, kamu adalah orang yang sangat beruntung!