Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Malam Magis Desember: Jangan Lewatkan Hujan Meteor Geminid! 

ilustrasi meteor (pexels.com/Eclipse Chaser)

Hujan meteor Geminid selalu menjadi salah satu momen yang paling dinanti oleh para pecinta langit malam. Fenomena ini dikenal dengan kilauan meteornya yang terang dan berwarna-warni, membuatnya begitu memikat untuk disaksikan setiap tahun. Keindahannya tak hanya menjadi daya tarik visual, tapi juga memberikan pengalaman yang membangkitkan rasa takjub akan alam semesta.

Untuk tahun 2024, puncak Geminid diprediksi akan terjadi pada malam tanggal 13 hingga 14 Desember. Meskipun cahaya Bulan hampir penuh diperkirakan akan sedikit mengganggu, meteor-meteor yang terang tetap punya peluang besar untuk terlihat. Yuk, simak detailnya agar kamu siap menikmati keajaiban hujan meteor ini!

1. Kapan waktu terbaik untuk mengamati Geminid?

hujan meteor Geminid (commons.m.wikimedia.org/Asim Patel)

Puncak hujan meteor Geminid diprediksi terjadi pada pukul 21.00 UTC tanggal 13 Desember 2024. Di Indonesia, waktu terbaik untuk mengamatinya adalah setelah tengah malam hingga menjelang fajar, sekitar pukul 02.00 waktu setempat. Saat itu, titik radian meteor berada paling tinggi di langit, tepat di sekitar rasi bintang Gemini.

Namun, sayangnya tahun ini Bulan akan berada dalam fase hampir purnama, dengan iluminasi mencapai 97%. Terangnya cahaya Bulan bisa memberikan sedikit hambatan saat melakukan pengamatan. Meski begitu, banyak meteor Geminid yang cukup terang untuk tetap terlihat. Dilansir Star Walk, kamu bisa menghalangi cahaya Bulan dengan menggunakan pohon, gedung, atau bahkan posisi tubuhmu agar pengalaman mengamati lebih maksimal.

2. Apa keunikan hujan meteor Geminid?

Hujan meteor Geminid pada tahun 2007 (commons.m.wkimedia.org/Brocken Inaglory)

Geminid adalah salah satu hujan meteor paling istimewa. Berbeda dengan kebanyakan hujan meteor yang berasal dari komet, Geminid berasal dari asteroid 3200 Phaethon. Asteroid ini meninggalkan jejak debu di orbitnya, yang kemudian terbakar saat memasuki atmosfer Bumi dan menciptakan pemandangan spektakuler. Meteornya dikenal dengan warna-warni unik, seperti putih, kuning, biru, dan hijau, yang disebabkan oleh kandungan logam seperti natrium dan kalsium.

Dilansir EarthSky, dalam kondisi ideal tanpa polusi cahaya dan tanpa gangguan Bulan, kamu bisa menyaksikan hingga 120-150 meteor per jam. Tapi, karena tahun ini Bulan cukup terang, jumlah meteor yang terlihat kemungkinan lebih sedikit.

3. Tips mengamati Geminid agar pengalaman makin seru

ilustrasi melihat meteor (pexels.com/Yuting Gao)

1. Pilih lokasi bebas polusi cahaya

Pergilah ke tempat yang jauh dari kota besar untuk mendapatkan langit yang gelap. Gunakan aplikasi seperti Sky Tonight untuk mengetahui posisi rasi bintang Gemini dan waktu terbaik pengamatan di lokasi kamu.

2. Adaptasikan mata dengan kegelapan

Berikan waktu sekitar 20-30 menit agar mata terbiasa dengan kegelapan. Hindari melihat cahaya ponsel secara langsung agar penglihatan malam kamu tetap maksimal. Dilansir Times of India, ini membantu kamu menangkap meteor yang lebih redup.

3. Bawa perlengkapan yang nyaman

Jangan lupa bawa jaket tebal, selimut, atau termos berisi minuman hangat untuk menemani malam panjangmu. Duduk santai sambil mengarahkan pandangan sedikit menjauh dari titik radian agar bisa melihat meteor dengan ekor yang lebih panjang.

Meskipun tahun ini Bulan hampir purnama, hujan meteor Geminid tetap layak ditunggu. Jika cuaca mendukung dan kamu menemukan lokasi yang tepat, pengalaman mengamati meteor akan jadi momen tak terlupakan di penghujung tahun. Dilansir Star Walk, puncak aktivitas meteor ini biasanya akan menurun menjelang fajar, jadi manfaatkan waktumu sebaik mungkin.

Selamat berburu bintang jatuh! Siapa tahu kamu juga bisa sekalian membuat permohonan, kan?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bagus Samudro
EditorBagus Samudro
Follow Us