Cula badak tidak menempel langsung pada tulang tengkorak (pixabay.com/Mani300)
Satu hal yang membedakan cula badak dari tanduk hewan lain adalah struktur penopangnya. Kalau tanduk umumnya menyatu dengan tulang tengkorak, cula badak justru menempel pada lapisan kulit luar (epidermis). Dilansir International Rhino Foundation, cula badak tumbuh di lapisan kulit di atas hidung dan tidak memiliki inti tulang sama sekali. Jadi, secara teknis, cula ini lebih mirip ‘rambut besar yang memadat’ daripada tanduk sejati. Makin unik, ya?
Cula badak tidak hanya menjadi ikon hewan besar yang tangguh, tapi juga merupakan hasil evolusi biologis yang sangat mengagumkan. Cula ini menjadi alat serbaguna bagi si badak, baik untuk melindungi diri, menunjukkan dominasi, maupun menggali tanah.
Sayangnya, keunikan ini juga membuat badak jadi salah satu hewan paling terancam di dunia. Cula mereka banyak diburu untuk perdagangan ilegal, meskipun khasiatnya belum terbukti secara medis. Oleh karena itu, demi menyelamatkan populasi badak dari perburuan liar, beberapa negara mengambil langkah ekstrem dengan sengaja memotong cula badak. Hal ini dilakukan agar pemburu tidak tertarik lagi karena culanya sudah tidak ada. Yuk, lebih peduli dengan badak dan ikut mendukung pelestariannya. Jangan sampai keunikan cula mereka justru menjadi alasan kepunahannya!