5 Fakta Kumbang Ambrosia, Punya Hubungan Simbiosis dengan Jamur

- Kumbang ambrosia hidup bersimbiosis dengan jamur ambrosia, menginfeksi kayu sebagai sumber makanan dan nutrisi.
- Peran penting kumbang ambrosia dalam ekosistem, mengurai pohon mati, mendukung kehidupan organisme lain, dan memengaruhi keanekaragaman tanaman.
- Kumbang ambrosia bisa menjadi ancaman serius bagi pohon sehat karena jamur yang dihasilkannya merusak sistem pembuluh pohon.
Di Indonesia, ada banyak jenis kumbang yang sering kita temui. Namun, ada satu jenis kumbang yang cukup unik dan sangat berbeda dari jenis kumbang pada umumnya. Namanya kumbang ambrosia, merupakan kumbang dari subfamili Platypodinae dan Scolytinae. Sesuai dengan sebutannya, kumbang ambrosia hidup secara bersimbiosis nutrisi dengan jamur ambrosia.
Serangga ini dikenal memiliki kemampuan menginfeksi dan memanfaatkan kayu sebagai sumber makanan dan nutrisi. Khususnya pada pohon-pohon yang sudah mati atau yang sedang mengalami stres. Ukuran tubuh kumbang ambrosia bervariasi, tetapi umumnya mereka memiliki panjang sekitar 1—10 mm, tergantung spesiesnya.
Keberadaan mereka sering kali dapat diidentifikasi melalui lubang kecil yang mereka buat di permukaan kayu, yang berfungsi sebagai pintu masuk untuk koloni mereka. Lebih lengkapnya, mari simak beberapa fakta menarik kumbang ambrosia di bawah ini.
1. Memiliki kehidupan yang bersimbiosis dengan jamur ambrosia

Kumbang dengan panjang tubuh sekitar 1—10 mm ini umumnya berwarna cokelat tua atau hitam, dan dihiasi bulu halus. Kehidupannya sendiri juga ditopang oleh hubungan simbiosis yang mereka jalin dengan jamur. Dilansir Science Direct, jamur ambrosia hidup berasosiasi dengan kumbang (Scolytidae dan Platypodidae) di pohon inang dan bertindak sebagai sumber makanan bagi serangga (kumbang).
Dengan kata lain, kumbang ambrosia menyimpan spora jamur dalam kantong khusus di tubuhnya, dan saat menggali kayu, spora tersebut berkecambah, hingga menyediakan makanan bagi larva kumbang. Kumbang ambrosia juga memiliki struktur mulut yang unik untuk mengebor kayu, dengan mandibula yang kuat yang memungkinkan mereka mengukir terowongan guna mencari habitat dan sumber makanan.
2. Memiliki peran penting bagi ekosistem di samping hubungan simbiosisnya dengan jamur

Meskipun keberadaannya kerap disepelekan, kumbang ambrosia ternyata sangat berperan penting dalam ekosistem tempat mereka berada. Sebagai serangga penggerek kayu, kumbang ambrosia bekerja mengurai pohon yang telah mati atau sekarat, yang kemudian akan mengembalikan nutrisi ke dalam tanah. Ketika menggali terowongan di dalam kayu, kumbang ambrosia menciptakan lingkungan yang mendukung kehidupan organisme lain.
“Galeri” yang mereka buat menjadi tempat tinggal bagi jamur dan mikroorganisme yang berkontribusi terhadap kesehatan hutan. Di samping itu, kumbang ambrosia turut memengaruhi keanekaragaman tanaman, di mana mereka mengendalikan populasi spesies pohon tertentu. Sehingga pada gilirannya mendorong pertumbuhan tanaman yang lebih kuat di sekitarnya.
Kumbang ambrosia juga berperan sebagai sumber makanan bagi burung dan satwa liar lainnya. Namun terlepas dari itu, hubungan simbiosis yang mereka jalin dengan jamur menciptakan kehidupan yang saling menguntungkan. Jamur mendapatkan nutrisi dari kayu, kemudian menyediakan dirinya menjadi makanan bagi larva kumbang.
3. Memiliki perilaku mengebor kayu untuk membangun tempat tinggal dan berkomunikasi menggunakan sinyal feromon

Kumbang ambrosia memiliki perilaku menarik yang terkait dalam hubungannya dengan jamur. Serangga ini secara cermat membudidayakan jenis jamur tertentu di terowongan yang mereka gali di dalam pohon. Pada gilirannya kebun jamur tersebut menjadi sumber makanan utama, hingga menciptakan siklus kehidupan yang kompleks.
Selain itu, kumbang ambrosia menunjukkan kemampuan luar biasa dalam mengebor kayu. Mereka menciptakan terowongan pada kayu atau pohon mati untuk membangun “galeri” tempat tinggal dan tempat berkembang biak. Selain memberikan perlindungan, perilaku ini juga berfungsi sebagai lokasi pembibitan bagi larva mereka.
Dalam hal komunikasi, kumbang ambrosia menggunakan sinyal feromon yang telah mereka kembangkan. Mereka menggunakannya dengan cara melepaskan sinyal kimiawi tersebut untuk menarik pasangan atau memberi peringatan tentang ancaman di sekitarnya.
4. Spesies kumbang ambrosia invasif non-asli menjadi hama bagi pohon yang masih sehat

Di samping perannya yang menguntungkan ekosistem sebagai pengurai pohon mati, kumbang ambrosia ternyata bisa menjadi ancaman serius bagi pohon yang masih sehat. Akan tetapi, kumbang yang menjadi hama bukanlah spesies yang menyerang pohon mati atau stres. Dilansir Riverbend Landscapes & Tree Service, spesies kumbang ambrosia invasif non-asli itulah yang menyebabkan sebagian besar kerusakan pada pohon, termasuk menyerang pohon yang tampaknya sehat.
Spesies hama yang banyak diwaspadai adalah kumbang ambrosia granulat (Xylosandrus crassiusculus), yang umumnya ditemukan di Virgina Utara, AS, tepatnya di negara bagian tenggara. Meskipun spesies hama ini membuat terowongan yang luas, namun bukan itu yang membunuh pohon. Sebaliknya, jamurlah yang membunuh pohon.
Laman Riverbend Landscapes & Tree Service mengulas lebih lanjut bahwa jamur yang dihasilkan oleh kumbang ambrosia akan berakibat fatal bagi pohon (hidup) yang terinfeksi. Jamur akan merusak dan menyumbat sistem pembuluh pohon (floem) yang menyerap air dan nutrisi, yang pada akhirnya membunuh pohon. Pohon yang terinfeksi oleh jamur biasanya menunjukkan gejala seperti daun yang layu dan perubahan warna.
5. Kumbang ambrosia bisa menyerang 200 spesies tanaman yang berbeda

Para ahli mengungkapkan bahwa kumbang ambrosia bisa menyerang hampir semua spesies pohon, alias tidak spesifik terhadap ciri pohon tertentu. Namun, para ahli di Amerika Serikat melihat bahwa kumbang ini tampaknya lebih menyukai pohon berdaun lebar. Menurut mereka, kumbang ambrosia bisa menyerang 200 spesies tanaman yang berbeda, termasuk aspen, poplar, cherry, maple, oak, dan masih banyak lagi.
Secara umum, kumbang ambrosia menyerang pohon yang sedang stres atau yang telah mati. Di mana di antaranya diakibatkan oleh panas, kekeringan, kekurangan nutrisi, kerusakan konstruksi atau pemadatan tanah, hingga penyakit.
Nah, pohon yang stres dan rusak ini akan melepaskan etanol, yang pada gilirannya akan menarik perhatian kumbang ambrosia. Ternyata, etanol adalah komponen utama yang digunakan untuk menangkap dan melacak jumlah kumbang di suatu area.
Di Indonesia sendiri apakah kamu sudah pernah melihat kumbang ini di pohon? Selain berada di Amerika Selatan dan Tengah, ternyata kumbang ambrosia telah menyebar ke Indonesia sejak tahun 1980-an (Beaver, 2013). Di sini, kumbang ambrosia biasanya menyerang pohon jati dan kopi. Penamaan kumbang ini didasarkan pada mitologi Yunani kuno, di mana dewa-dewa Yunani bertahan hidup dengan satu-satunya “makanan keabadian,” yang disebut “ambrosia.”