Kepulauan Hawaii memang dikenal sebagai surganya keanekaragaman hayati. Dari hutan hujan tropis hingga gunung berapi, banyak spesies unik yang hanya bisa ditemukan di sini. Salah satunya adalah ‘apapane (Himatione sanguinea), burung kecil berwarna merah terang yang lincah menari di antara bunga-bunga di hutan. Meski namanya belum sepopuler burung tropis lainnya, keunikan burung yang satu ini membuatnya layak jadi pusat perhatian. Penasaran kan dengan ‘apapane? Yuk simak 5 fakta menarik burung ‘apapane selengkapnya di artikel ini!
5 Fakta Menarik Apapane, si Burung Merah Gesit dari Kepulauan Hawaii

Intinya sih...
‘Apapane adalah spesies burung endemik Kepulauan Hawaii, hidup di hutan beriklim lembap hingga sangat lembap.
Burung ‘apapane dikenal dengan tubuh merah mencolok dan paruh panjang untuk mengisap nektar dari bunga.
‘Apapane terkenal gesit, jarang menyentuh tanah, aktif bersuara, dan agresif saat musim kawin tiba.
1. Spesies burung endemik dari Kepulauan Hawaii
‘Apapane merupakan spesies burung endemik yang ditemukan secara alami di Kepulauan Hawaii. Populasinya tersebar di beberapa pulau besar seperti Hawai‘i (Big Island), O‘ahu, dan Kaua‘i. Mereka hidup di hutan beriklim lembap hingga sangat lembap, dengan curah hujan sekitar 700–1.000 milimeter per tahun. Habitat favoritnya berada di ketinggian sekitar 1.250 meter di atas permukaan laut, terutama di hutan yang banyak ditumbuhi pohon ‘ohi‘a (Metrosideros polymorpha), sumber makanan utama sekaligus tempat bersarang mereka.
Karena sangat bergantung pada vegetasi hutan pegunungan, kelestarian ‘apapane juga erat kaitannya dengan kelestarian pohon ‘ohi‘a. Jadi, ketika penyakit seperti Rapid Ohia Death menyerang pepohonan ini, populasi ‘apapane pun ikut terancam.
2. Dikenal dengan tubuh merah mencolok
Salah satu hal yang paling menonjol dari burung ‘apapane adalah bulu merah terang di seluruh tubuhnya, kontras dengan sayap dan ekor berwarna hitam kecokelatan. Penampilan ini membuat mereka jadi salah satu burung paling mencolok di hutan Hawaii.
Dilansir Animal Diversity Web, panjang tubuh ‘apapane hanya sekitar 13 cm, dengan bobot yang ringan dan gerakan yang lincah. Baik jantan maupun betina memiliki warna bulu yang sama, sementara anakan ‘apapane berwarna abu-abu hingga cokelat kusam sebelum bulunya berubah menjadi merah saat dewasa.
Ciri khas lainnya terletak pada paruhnya yang panjang dan melengkung ke bawah berwarna hitam kebiruan. Paruh ini berfungsi untuk mengisap nektar dari bunga yang dibantu oleh lidah panjang berbentuk tabung dengan ujung menyerupai sikat. Adaptasi ini membuat mereka sangat efisien dalam mengumpulkan nektar, seperti lebah dalam wujud burung!
3. Si kecil gesit yang jarang menyentuh tanah
Burung ‘apapane terkenal gesit dan lincah. Gaya terbangnya mirip burung finch, dengan pola beberapa kepakan cepat lalu meluncur perlahan ke bawah. Mereka hampir tidak pernah berjalan di tanah, karena sebagian besar waktu dihabiskan untuk terbang dan bertengger di pepohonan.
Bahkan, aktivitas mandi mereka pun terbilang unik! Alih-alih mandi di kolam atau genangan air, ‘apapane biasanya mandi saat hujan turun atau terbang ke tumbuhan yang basah untuk membasahi bulunya. Kebiasaan ini membuat mereka tetap bersih tanpa perlu turun ke tanah, tempat yang bisa jadi berbahaya bagi burung sekecil mereka.
Selain lincah, ‘apapane juga dikenal aktif bersuara. Kicauannya berupa siulan dan bunyi cepat berulang, sering kali terdengar di antara dedaunan. Suara mereka bahkan dianggap sebagai salah satu melodi alami hutan Hawaii.
4. Menjadi agresif ketika musim kawin tiba
Musim kawin ‘apapane dimulai antara Januari hingga Maret. Pada masa ini, burung jantan akan bernyanyi nyaring untuk menarik perhatian betina, sekaligus bersikap agresif terhadap jantan lain yang mencoba mendekat.
Setelah menemukan pasangannya, ‘apapane akan membangun sarang bersama selama 5–8 hari. Betina bertugas mengerami telur, sementara jantan mencari makanan dan memberikannya kepada betina. Uniknya, jantan juga menyanyi dari kejauhan untuk mengalihkan perhatian predator, sedangkan betina tetap diam agar sarangnya tidak ketahuan.
Biasanya, betina bertelur tiga butir putih berbintik cokelat dalam satu musim. Kedua induk akan bekerja sama memberi makan anak-anaknya hingga mereka cukup kuat untuk terbang dari sarang pada usia sekitar 16 hari.
5. Salah satu subspesiesnya kini telah punah
Sayangnya, tidak semua kerabat ‘apapane berhasil bertahan. Salah satu subspesiesnya, yaitu Laysan honeycreeper (Himatione sanguinea freethii), telah punah. Dilansir Animal Diversity Web, subspesies ini memiliki kepala, tenggorakan, dan dada berwarna merah dengan bagian perut atas berwarna jingga. Sementara itu bagian perut bawah dan bulu penutup sayap bagian bawahnya berwarna cokelat keabu-abuan yang perlahan memudar menjadi putih kecoklatan.
Dilansir Birds of the World, subspesies ini pertama kali ditemukan pada tahun 1891, namun dinyatakan punah pada 1923. Penyebab utamanya adalah kerusakan vegetasi di Pulau Laysan setelah manusia mengintroduksi kelinci ke pulau tersebut. Hewan-hewan itu merusak seluruh tumbuhan yang menjadi habitat dan sumber makanan bagi burung ini, hingga akhirnya populasi mereka punah sepenuhnya.
Bagaimana, menarik kan fakta-fakta burung ‘apapane ini? Di balik warnanya yang indah dan suaranya yang merdu, tersimpan cerita tentang keindahan sekaligus kerentanan alam Hawaii. Kisah ‘apapane ini menjadi pengingat penting akan dampak besar aktivitas manusia terhadap keanekaragaman hayati di alam ini.