Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Walet Tebing
walet tebing (commons.wikimedia.org/Vickie J Anderson)

Intinya sih...

  • Badannya kecil nan ramping: Walet tebing memiliki tubuh mungil dengan panjang 13 cm, bobot maksimal 34 gram, dan warna ungu, hitam, jingga, putih, dan kuning.

  • Habitatnya terpusat di pegunungan dan tebing tinggi: Spesies endemik Amerika ini hidup di wilayah Alaska hingga Argentina serta dapat beradaptasi di area pemukiman manusia.

  • Punya sistem komunikasi yang kompleks: Walet tebing hidup di koloni besar dengan lima jenis vokalisasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan suara khas saat berusia 15 hari.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bagi banyak orang, nama burung walet merupakan nama yang cukup populer. Gerakannya yang gesit, ukurannya yang kecil, dan sarangnya yang berharga menjadi ciri khas dari burung tersebut. Gak cuma itu, populasi burung walet juga melimpah, bahkan ia sering terbang di area pemukiman. Namun, apa kamu sudah mengenal Petrochelidon pyrrhonota atau walet tebing?

Nah, walet tebing sendiri merupakan salah satu spesies walet yang cukup unik. Pertama, ia sangat suka hidup di pegunungan tinggi dan tebing curam. Hewan ini juga merupakan spesies parasit yang mengganggu kehidupan burung lain. Gak cuma itu, tubuh burung ini juga menjadi inang bagi serangga parasit. Lebih lanjut, kita akan membahas semua fakta unik walet tebing di artikel berikut.

1. Badannya kecil nan ramping

walet tebing (commons.wikimedia.org/Wildreturn)

Sejatinya, walet tebing merupakan burung yang cukup mungil. Dilansir All About Birds, panjangnya hanya 13 centimeter, bobot maksimalnya 34 gram, dan bentang sayapnya sekitar 28 - 30 centimeter. Seperti spesies walet lain, walet tebing memiliki tubuh yang ramping dan sayap panjang. Nah, kedua hal tersebut memudahkan unggas ini untuk bermanuver dan terbang dengan kecepetan tinggi. Soal warna, walet tebing punya perpaduan warna yang cukup beragam, yaitu ungu, hitam, jingga, putih, dan kuning.

2. Habitatnya terpusat di pegunungan dan tebing tinggi

walet tebing (commons.wikimedia.org/Yellowstone National Park)

Data dari BirdLife DataZone menjelaskan kalau walet tebing merupakan satwa endemik benua Amerika. Secara spesifik, penyebaran mencakup wilayah Alaska, Kanada, Amerika Serikat, Meksiko, Venezuela, Brazil, Uruguay, hingga Argentina. Seperti namanya, unggas ini sangat suka hidup di tebing yang miring dan pegunungan yang tinggi. Tercatat, ia bisa hidup di ketinggian mencapai ribuan meter di atas permukaan laut.

Walau begitu, habitatnya tidak terbatas pada dua tempat tersebut. Akibat aktivitas manusia yang masif, walet tebing harus beradaptasi dengan kehidupan manusia. Alhasil, burung ini juga bisa bertahan hidup di area pemukiman, seperti di perkotaan, desa, kebun, taman, dan ladang. Tak jarang, ia juga membangun sarang di bangunan terbengkalai dan struktur lain yang dibangun oleh manusia.

3. Punya sistem komunikasi yang kompleks

walet tebing (commons.wikimedia.org/marlin harms)

Seperti burung lain, walet tebing juga bisa bersuara dan berkicau. Nah, suara tersebut digunakan unggas ini untuk berkomunikasi. Dilansir iNaturalist, walet tebing hidup di koloni besar dan ia memiliki sistem komunikasi yang kompleks. Tercatat, unggas ini memiliki lima jenis vokalisasi yang memiliki bunyi dan kegunanaanya masing-masing. Contohnya, ada vokalisasi yang digunakan sebagai alarm calls.

Tak cuma itu, individu muda juga akan mengembangkan suara yang khas dan unik saat berusia 15 hari. Nah, suara tersebut digunakan oleh induknya untuk mendeteksi mereka. Selain itu, alarm calls menjadi salah satu vokalisasi yang paling sering didengar. Secara spesifik, suara tersebut akan dikeluarkan saat burung ini mendeteksi bahaya. Terakhir, suara cicitan dikeluarkan saat burung ini menemukan makanan.

4. Sering dijadikan inang parasit

walet tebing (commons.wikimedia.org/Dario Taraborelli)

Dikutip Animalia, gaya hidup berkelompok yang dianut burung ini membuatnya lebih rentan akan serangan parasit. Sebab, jika satu burung terinfeksi parasit maka parasit tersebut bisa menular ke burung lain dengan sangat cepat. Parasit yang menjadikan burung ini sebagai inang juga ada banyak, mulai dari kutu, serangga kecil, hingga cacing yang cukup berbahaya.

Jika parasit yang menyerang tidak terlalu banyak, biasanya kehidupan walet tebing tak terlalu terhambat. Sebaliknya, jika serangan parasit sudah membabi buta maka burung ini bisa sakit hingga meregang nyawa. Lebih lanjut, individu muda sangat rentan terhadap serangan parasit. Di banyak kesempatan, serangan parasit juga bisa berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan individu muda.

5. Punya kebiasaan bernama brood parasitism

walet tebing (commons.wikimedia.org/Don DeBold)

Dilansir Avibase, walet tebing memiliki kebiasaan bernama brood parasitism. Jadi, ia akan menaruh telurnya di sarang burung lain dan nantinya burung itulah yang akan merawat telur dan anaknya. Uniknya, brood parasitism tersebut hanya dilakukan di satu koloni. Jadi, burung ini hanya akan menaruh telurnya di sarang burung lain yang hidup di koloni yang sama dan tak akan menaruh telurnya di koloni lain atau di spesies lain. Tentunya, hal ini unik dan sangat berbeda dengan brood parasitism yang dilakukan oleh burung lain.

Walet tebing membuktikan kalau burung walet bukan sekedar burung kecil dengan kecepatan terbang yang tinggi. Justru, ia merupakan spesies burung walet yang unik dan memiliki banyak perbedaan dengan burung walet lain. Nah, hal tersebut menjadikan walet tebing sebagai spesies yang eksotis. Alhasil, unggas ini wajib dijaga, dilindungi, dan kehidupannya harus dipelajari secara mendalam.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team