Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Unik Kapinis, Spesies Burung Walet yang Bisa Pura-pura Mati!

Kapinis (commons.wikimedia.org/Javier Perez Montes)

Kapinis atau Apus apus termasuk salah satu spesies butung walet yang paling terkenal. Sebagai burung walet, ia punya tubuh kecil, ramping, sayap panjang dan runcing, serta kecepatan terbang yang luar biasa. Burung ini juga mudah dijumpai, bahkan kerap beterbangan, mencari makan, kawin, sampai bereproduksi di sekitar area pemukiman yang padat akan aktivitas manusia.

Burung berwarna gelap ini juga punya kemampuan lain, salah satunya adalah thanatosis atau kemampuan berpura-pura mati. Kemampuan tersebut tentunya sangat berguna dan membantu burung hidup untuk hidup lebih mudah, nyaman, dan aman. Selain itu, kapinis juga menyimpan banyak fakta unik yang mana beberapa diantaranya akan segera kita bahas!

1. Kapinis memiliki kemampuan thanatosis

Kapinis (commons.wikimedia.org/Jürgen Howaldt)

Dilansir Amateur Entomologists' Society, thanatosis adalah kemampuan hewan untuk berpura-pura mati. Kemampuan ini sebenarnya tak hanya dimiliki oleh kapinis, namun juga hadir pada hewan lain, seperti kadal, ular, serangga, mamalia, dan amfibi. Lebih lanjut, kemampuan thanatosis ini adalah kemampuan yang unik dan biasanya akan dilakukan saat kapinis merasa terancam atau saat ia ditangkap oleh predator.

Saat kedua hal tersebut terjadi, kapinis akan menjatuhkan diri, memejamkan mata, dan menggulung sayapnya. Ia akan berdiam diri selama beberapa saat seakan-seakan sudah tak bernyawa. Setelah predator kabur atau pergi barulah burung ini akan kembali bergerak dan akhirnya terbang atau pergi menjauh. Umumnya strategi ini akan berhasil dan kapinis mampu menghindar dari terkaman berbagai predator, seperti ular, kadal, burung predator, atau kucing.

2. Punya tubuh ramping dan sayap yang runcing

Kapinis (commons.wikimedia.org/Imran Shah)

Jika ditelaah dapat terlihat kalau kapinis memiliki tubuh berwarna hitam yang gelap. Secara umum warna hitam tersebut menyelimuti keseluruhan tubuhnya. Namun ada beberapa bercak, corak, atau bintik putih di bagian tertentu, seperti di sayap, ekor, kepala, dan punggung. Selain itu, gradasi cokelat juga dapat terlihat di punggung, sayap, kepala, dan ekornya jika kamu memerhatikan burung ini dengan seksama.

Sebagai burung walet, kapinis juga punya tubuh yang kecil. Tercatat, panjang tubuhnya hanya sekitar 16 sampai 17 centimeter dan bentang sayapnya hanya berkisar antara 38 sampai 40 centimeter, jelas iNaturalist. Tubuhnya juga ramping, sayapnya runcing dan panjang, serta ekornya runcing dan bercabang dua saat digunakan untuk terbang. Bentuk tubuh demikian serupa dengan walet lain dan memudahkan burung ini untuk bermanuver dan terbang dengan cepat.

3. Mampu bermigrasi dari Eropa ke Afrika

Kapinis (commons.wikimedia.org/Hyppolyte de Saint-Rambert)

Dilansir Thai National Parks, kapinis bisa ditemukan di beberapa daerah, seperti Eropa, Asia, sampai Afrika. Burung ini sendiri termasuk burung migrasi yang artinya ia akan terbang dari satu tempat ke tempat lain entah untuk mencari makanan atau bereproduksi. Rute migrasinya juga cukup jauh di mana hewan ini mampu bermigrasi dari wilayah Eropa di utara menuju ke wilayah Afrika Selatan.

Tapi migrasi bukanlah perjalanan non stop, nyatanya terkadang kapinis akan berhenti atau mampir di beberapa daerah seperti Timur Tengah, India, atau Afrika Utara. Nah, saat sudah sampai di Afrika Selatan ia akan bereproduksi di sana. Biasnya kapinis akan menghabiskan waktu sekitar tiga bulan di Afrika Selatan. Setelah itu burung ini akan kembali ke habitat asalnya di Eropa. Namun ada juga populasi yang tidak bermigrasi dan bereproduksi di Afrika Selatan. Sebaliknya mereka akan berproduksi di Eropa, Asia, atau wilayah lain.

4. Kerap membangun sarang di area pemukiman

Kapinis (commons.wikimedia.org/XJochemx.nl)

Laman Animalia menjelaskan kalau kapinis termasuk burung dengan kemampuan adaptasi yang cukup baik. Bagaimana tidak, ia bisa hidup dan beradaptasi di berbagai habitat, entah di alam liar atau daerah yang dihuni manusia. Tercatat, kapinis bisa ditemukan di hutan, daerah berbatu, area pertanian, kebun, savana, rerumputan, pegunungan, hutan pegunungan, hutan hujan tropis, sampai area pemukiman yang padat akan aktivitas manusia.

Terkadang, kapinis hanya terbang atau mencari makanan di desa atau kota. Ia hanya sesekali bertengger di rumah, bangunan, taman, pepohonan, atau di pinggir jalan. Tapi di beberapa kesempatan unggas ini juga akan menetap di pemukiman, bahkan ia mampu membangun sarang dan berkembang biak di area pemukiman. Tak cuma itu, kapinis juga punya toleransi suhu yang tinggi dan bisa hidup di daerah dingin, hangat, sampai panas.

5. Merupakan insektivor yang bisa menjelajah daerah seluas 100 kilometer

Kapinis (commons.wikimedia.org/pau.artigas)

Jika berbicara makanan, bisa disimpulkan kalau kapinis merupakan insektivor, jelas Animal Diversity Web. Secara khusus, burung ini sangat suka memakan serangga yang bisa terbang. Dalam hal ini, ia akan terbang sembari memakan serangga yang ada di udara. Tapi tidak menutup kemungkinan kalau kapinis juga akan turun ke daratan atau pepohonan untuk menangkap serangga yang ada di tanah, kayu, atau bebatuan.

Dalam upaya mencari makan, kapinis mampu menjelajah sejauh 100 kilometer. Kecepatan terbangnya juga tak bisa diremehkan karena ia mampu terbang hingga kecepatan 111.6 km/jam. Tentunya hal tersebut adalah sesuatu yang mengesankan dan membuat unggas ini bisa kabur dari predator, menjelajah daerah dengan lebih efisien, dan membuatnya bisa menangkap mangsa dengan lebih cepat.

Burung kecil seperti kapinis bukanlah burung yang bisa kamu remehkan. Nyatanya dibalik tubuhnya yang kecil burung ini sangat unik. Sebagai contoh, ia bisa berpura-pura mati untuk mengelabuhi predator. Kecepatan terbangnya juga tak bisa dipandang sebelah mata. Tak cuma itu, burung ini juga mampu bermigrasi dari Eropa sampai Afrika. Terakhir, ia sangat adaptif dan bisa hidup di berbagai tipe habitat entah di daerah panas, dingin, sampai area pemukiman.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us