Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Panavia Tornado, Jet Tempur Ikonik yang Menua Dengan Terhormat

potret Panavia Tornado GR4 milik AU Inggris (commons.wikimedia.org/Chris Lofting)
potret Panavia Tornado GR4 milik AU Inggris (commons.wikimedia.org/Chris Lofting)

Panavia Tornado atau yang lebih dikenal dengan jet tempur Tornado adalah jet tempur ikonik multi misi bermesin ganda asal Eropa yang telah menorehkan sejarah dalam dunia aviasi militer. Mungkin ia tidak sepopuler jet-jet tempur asal pabrikan AS seperti: F-15, F-16 atau F-18 namun sepak terjangnya di dunia aviasi militer tak dapat dipandang sebelah mata. Tornado merupakan salah satu jet tempur Eropa yang memiliki tampilan visual berkesan gagah dan gahar yang menegaskan karakteristiknya sebagai mesin perang yang dapat diandalkan di medan tempur. Jet tempur ini menggunakan desain sayap variable-sweep wing yang dapat dirubah posisinya selama penerbangan, dari posisi standar (straight wing) yang efektif untuk kecepatan rendah, ke posisi ditarik ke belakang (swept wing) yang efektif untuk kecepatan tinggi (supersonik). 

Meskipun sebagian besar sistemnya masih analog di masa awal operasinya, namun dalam perkembangannya jet tempur Tornado adalah salah satu jet tempur awal yang mulai diintegrasikan dengan sistem digital untuk sistem transmisi datanya sekaligus ikut ambil bagian dalam mengawali era digital di dunia aviasi militer. Perlahan namun pasti, kemajuan teknologi dan tuntutan pertahanan yang semakin kompleks membuat jet tempur ini mulai menua. Inggris telah memensiun seluruh armada Tornadonya di tahun 2019 setelah 40 tahun beroperasi dan saat ini hanya tinggal 3 negara yaitu: Jerman, Italia dan Kerajaan Arab Saudi yang masih mengoperasikan jet tempur ini. Sang "jago tua" itu pun perlahan mulai meninggalkan gelanggang dengan terhormat untuk digantikan dengan jet tempur yang lebih canggih dan modern.

Ingin tahu lebih lanjut mengenai jet tempur ikonik yang pernah menjadi kebanggaan Eropa ini? Simak lima fakta menariknya berikut ini, yuk!

1. Memasuki dinas operasional saat era Perang Dingin

potret jet tempur Tornado milik Luftwaffe (AU Jerman) yang sedang terbang formasi bersama Mig-29 (tengah-belakang) di tahun 2003 silam (commons.wikimedia.org/Ronny Stiffel)
potret jet tempur Tornado milik Luftwaffe (AU Jerman) yang sedang terbang formasi bersama Mig-29 (tengah-belakang) di tahun 2003 silam (commons.wikimedia.org/Ronny Stiffel)

Menurut laman Theaviationist, Tornado terbang perdana pada tahun 1974 dan mulai memasuki dinas operasional pada era puncak Perang Dingin di akhir tahun 70-an hingga awal tahun 1980-an. Jet tempur tersebut dikembangkan dan dibangun oleh Panavia Aircraft GmbH, sebuah konsorsium 3 negara yang terdiri dari British Aerospace (sebelumnya bernama British Aircraft Corporation), MBB (Messerschmitt-Bölkow-Blohm) dari Jerman Barat dan Aeritalia dari Italia. Kontrak untuk pesawat produksi batch 1 ditandatangani pada tanggal 29 Juli 1976. Pesawat pertama dikirim ke Angkatan Udara Inggris (Royal Air Force) pada tanggal 5 Juni 1979 dan Angkatan Udara Jerman (Luftwaffe) pada tanggal 6 Juni 1979, sedangkan pihak Italia mendapatkan Tornado pertamanya pada tanggal 25 September 1981.

Jet tempur Tornado memiliki 3 varian utama yaitu: Tornado IDS (interdictor/strike) fighter-bomber yang memiliki fungsi utama sebagai jet tempur serang darat, dukungan pergerakan pasukan darat (close air support) hingga serangan terhadap kapal laut musuh dan infrastruktur maritim lainnya. Varian IDS masih terbagi atas subvarian seperti: IDS GR1, IDS GR1B (anti shipping variant), IDS GR 1A, IDS GR4 dan IDS GR4A. Varian utama kedua adalah Tornado ECR (electronic combat/reconnaissance) SEAD yang berfungsi untuk menghancurkan pertahanan udara musuh dan varian utama ketiga adalah Tornado ADV (air defense variant) yang memiliki fungsi utama sebagai interseptor atau pencegat pesawat tempur musuh yang menyerang. Sekitar 990 unit jet tempur Tornado dari berbagai varian telah dibuat oleh pihak pabrikan untuk para operatornya.

2. Berkecepatan supersonik dan mampu mengangkut banyak senjata

Tornado adalah jet tempur yang memiliki kecepatan supersonik atau melebihi kecepatan suara. Dilansir NASA, kecepatan supersonik adalah kecepatan yang lebih cepat dari kecepatan suara yang berada di angka 768 mil per jam (1.236 km/jam) di atas atas permukaan laut. Kecepatan tersebut diukur dengan angka mach yang merupakan rasio kecepatan pesawat terhadap kecepatan suara. Penerbangan yang lebih cepat dari mach 1 adalah supersonik. Kecepatan supersonik mencakup kecepatan mach 1 hingga mach 5. Sejumlah informasi menyebutkan bahwa top speed jet tempur Tornado mencapai hingga mach 2,2 atau sekitar 2.405 km/jam dengan jangkauan atau ferry range hingga 3.890 km.

Selain kecepatan supersoniknya, Tornado juga mampu mengangkut berbagai kombinasi senjata untuk pertempuran. Menurut laman Bomber Aircraft, persenjataan Tornado meliputi senjata canon internal Mauser BK-27 dengan 180 buah peluru kaliber 27 mm dan kemampuannya membawa muatan senjata hingga sekitar 9 ton. Tornado memiliki 7 buah hardpoints di bawah badan pesawat dan sayapnya untuk menggantungkan peluru kendali atau pun bom. Kombinasi senjata yang dapat digantungkan di hardpointsnya antara lain: rudal udara ke udara AIM-9 Sidewinder atau AIM-132 ASRAAM, rudal udara ke permukaan Brimstone, rudal jelajah udara Storm Shadow, rudal anti radar ALARM. Untuk senjata bomnya, Tornado mampu mengangkut bom berpemandu dari keluarga Paveway, munitions dispensers dan sejumlah informasi meyebutkan bahwa Tornado varian khusus mampu membawa bom nuklir.

3. Pernah digunakan untuk mengabadikan Concorde di kecepatan supersoniknya

Salah satu fakta unik dari jet tempur Tornado ini adalah, ia merupakan satu-satunya jet tempur yang pernah digunakan untuk mengabadikan pesawat Concorde dalam kecepatan supersoniknya. Sejumlah sumber informasi sejarah aviasi menuliskan pada bulan April 1985, seorang fotografer profesional aviasi berkebangsaan Inggris yang bernama Adrian Meredith berhasil mengabadikan foto ikonik dan satu-satunya jet komersial supersonik Concorde milik Maskapai British Airways yang tengah terbang dalam kecepatan supersoniknya di atas Laut Irlandia (Irish Sea) di ketinggian sekitar 50.000 kaki. Fotografer tersebut berada di jet tempur Tornado milik Royal Air Force (AU Inggris), ketika mengabadikan momen tersebut.Concorde melambatkan kecepatannya dari mach 2 ke mach 1,5 untuk menyamai kecepatan Tornado.

Pada ketinggian dan kecepatan tersebut, Tornado dengan cepat kehabisan bahan bakar dan hanya mampu mengimbangi Concorde selama 4 menit sebelum kembali ke pangkalannya sementara Concorde melanjutkan penerbangannya ke Bandara JFK, AS. Diketahui Concorde adalah satu-satunya jet komersial dengan kecepatan supersonik yang pernah beroperasi melayani penumpang dari tahun 1976 hingga dipensiun pada tahun 2003 silam. Maskapai British Airways dan Air France adalah dua maskapai utama yang menjadi operatornya. Dengan kecepatan supersoniknya Concorde mampu melintasi Samudra Atlantik dari New York ke London hanya dalam tempo 2 jam 52 menit dan 59 detik (catatan waktu tercepat) sementara pesawat komersial biasa membutuhkan waktu sekitar 7 hingga 8 jam.

4. Telah terlibat di medan tempur sesungguhnya

jet tempur Tornado GR4 AU Inggris dengan muatannya yang meliputi bom berpemandu laser Paveway, rudal udara ke darat Brimstone dan pod laser penanda target (commons.wikimedia.org/Corporal Mike Jones)
jet tempur Tornado GR4 AU Inggris dengan muatannya yang meliputi bom berpemandu laser Paveway, rudal udara ke darat Brimstone dan pod laser penanda target (commons.wikimedia.org/Corporal Mike Jones)

Jet tempur Tornado didesaian awalnya untuk menanggulangi ancaman serangan militer Pakta Warsawa yang sewaktu-waktu bisa terjadi di kala Perang Dingin, namun sebagaimana dilansir The Aviationist,  debut perdana Tornado dalam peperangan skala besar terjadi di tahun 1991 saat menjadi bagian dari pasukan multinasional ketika Perang Teluk berkobar. Dalam perang tersebut pasukan multinasional yang dimotori oleh AS melakukan operasi militer yang didahului dengan pengeboman masif oleh jet-jet tempur ke target militer di Kota Baghdad dan wilayah Irak lainnya untuk mengusir Irak dari wilayah Kuwait yang diinvasinya. Dalam perang tersebut jet-jet tempur Tornado milik Inggris dan Italia sukses menyerang target militer dan menghancurkan sejumlah landasan udara Irak dengan bom khusus.

Dalam perang tersebut, untuk pertama kalinya pula Inggris dan Italia kehilangan pesawat Tornadonya karena ditembak jatuh oleh pertahanan udara Irak yang terkenal sangat kuat. Hingga akhir perang, AU Inggris kehilangan 6 jet Tornado dan AU Italia kehilangan 1 jet Tornadonya, namun jet-jet tempur tersebut telah memberikan kontribusi besar untuk kemenangan pasukan multi nasional di perang tersebut. Misi penghancuran landasan adalah misi sangat berbahaya karena dilakukan dalam ketinggian rendah (low level), banyak pihak mengakui Tornado adalah salah satu yang terbaik untuk melakukan misi tersebut. Setelah debutnya di Perang Teluk, Tornado AU Inggris terus ambil bagian dalam konflik militer yang melibatkan AS dan sekutunya di wilayah Timur Tengah pada era tahun 1998 hingga 2018. Tornado AU Jerman dan Italia juga terlibat dalam operasi udara NATO di Eropa pada tahun 1999 ketika NATO melakukan serangan udara ke kedudukan pasukan Serbia untuk memaksa mereka mundur dari Kosovo.

5. AU Kerajaan Arab Saudi, satu-satunya operator di luar pengusung programnya

potret jet tempur Tornado milik AU Kerajaan Arab Saudi (commons.wikimedia.org/Steve Lynes)
potret jet tempur Tornado milik AU Kerajaan Arab Saudi (commons.wikimedia.org/Steve Lynes)

Selain dioperasikan oleh konsorsium utamanya: Inggris (sudah dipensiun), Jerman dan Italia, versi ekspor Tornado juga dioperasikan oleh AU Kerajaan Arab Saudi. Menurut laman National Interest, Arab Saudi adalah satu-satunya konsumen ekspor Tornado yang membeli 96 unit pesawat varian IDS (interdictor/strike) dan 24 unit pesawat varian ADV (air defense variant). Saat ini diketahui hanya varian IDS (interdictor/strike) yang masih beroperasi di AUnya dengan jumlah 80-an unit. Arab Saudi memilih mengoperasikan Tornado sebagai salah satu bagian dari kekuatan udaranya karena jet tempur tersebut cocok dan memiliki daya tahan yang baik untuk dioperasikan di wilayah gurun. 

Menurut laman The Aviationist, sampai dengan tahun 2024, Inggris adalah satu-satunya negara yang telah memensiunkan armada jet tempur Tornadonya, sementara setidaknya terdapat 86 unit pesawat (63 Tornado varian IDS, 21 Tornado varian ECR dan 2 Tornado varian IDS untuk pelatihan) masih beroperasi di Luftwaffe (AU Jerman). AU Italia sendiri saat ini masih mengoperasikan sekitar 46 unit pesawat (27 Tornado varian IDS, 13 Tornado varian ECR dan 6 Tornado varian IDS untuk latihan). Sejumlah program penggantian pun telah diungkap oleh operatornya seperti Jerman yang mempertimbangkan untuk mengganti armada Tornadonya yang mulai menua dengan jet tempur Eurofighter Typhoons, F-18 Super Hornet atau jet tempur generasi ke-5 terbaru F-35.

Sejarah aviasi telah memperlihatkan perkembangan yang sangat menakjubkan. Dalam periode kurang dari 1 abad sebuah mesin terbang sederhana yang perdana diterbangkan oleh Wright bersaudara di tahun 1903 dan hanya mampu menjangkau jarak 36 m dengan waktu terbang selama 12 detik telah berevolusi menjadi sebuah mesin terbang canggih dalam rupa jet tempur modern yang mampu melintasi jarak ribuan km dan memiliki kecepatan yang melampaui kecepatan suara. Semoga informasi ini dapat menambah wawasan kamu mengenai salah satu jet tempur modern ikonik yang terkenal dalam dunia aviasi militer, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dodi Wijoseno
EditorDodi Wijoseno
Follow Us