5 Fakta Pari Hidung Sapi, Migrasi Massal Dilakukan Oleh 10.000 Ekor 

Dilansir Floridamuseum, pari hidung sapi memiliki kulit halus, mata dan spirakel terletak di sisi kepalanya yang lebar dan  ekornya berbentuk bulat hingga oval. Ekornya terdiri dari dua jenis duri, duri posterior berada di tepat di belakang pangkal sirip punggung dan kedua, duri anterior terlihat sangat pendek. Duri-duri pari ini mengandung gigi marjinal dengan ujung tajam.

Jantan rata-rata memiliki panjang sekitar 70an cm. Misalnya, jantan di Carolina utara mencapai 71 cm dan 79 cm pada jantan di Brasil. Secara umum, sang betina memiliki panjang sekitar 61 cm dan lebar cakram kedua kelamin adalah 84 inci. Warna dari pari hidung sapi mulai dari coklat muda dan kekuningan. 

Mengutip Animalia bio, pari hidng sapi adalah pemakan durophagous yakni memakan organisme bercangkang keras seperti moluska dan krustasea. Selain itu, si ikan juga menyukai cangkang lunak dari keras atau remis. Ikan ini menangkap mangsanya melalui penyerapan dengan membuka mulutnya.

Lantaran memiliki rahang kuat dan gigi keras untuk menghancurkan cangkang keras. Ikan ini mencari makan pada dini hari atau sore hari ketika ombak tenang. Lokasi mereka makan berada di zona bentik dan dasar laut. Pari hidung sapi menyebebabkan kerusakan pada tempat tinggal tiram karena memakan tiram di Teluk Chesapeake.

Pra kawinnya di mana ikan betina akan berenang dengan ujung sirip dada mencuat keluar dari air. Kemudian, jantan akan mengikutinya dan memegang sirip dada untuk kawin. Periode kehamilan betina berlangsung setahun. Betina bersifat ovovivipar yang telurnya menetas dan berkembang di dalam tubuh induk.

Periode kawinnya sendiri terjadi pada bulan atau juli bertepatan dengan musim panas. Setelah kawin, pari hidung sapi jantan meninggalkan teluk, sementara betina tetap tinggal hingga Oktober. Anak pasangan pari sapi dewasa biasanya berukuran dari 11-18 inci. Pari jantan mencapai kematangan seksual dari usia 6-7, sedangkan betina mencapainya dari usia 7-8.

Dilanisr Kids.kiddle, saat terancam, pari hidung sapi menggunakan duri di pangkal ekornya untuk melawan predator seperti hiu banteng, hiu pasir dan ikan cobia. Manusia kadang tidak sengaja menginjak tulang belakangnya maupun duri menjadi penyebab sebagian besar cedera bagi manusia akibat pari hidung sapi.

Memakan daging dari pari hidung sapi dengan pengelolaan masak yang salah dapat terkontaminasi bakteri sehingga menyebabkan shigellosis dengan gejala dapat dialami seperti diare, demam dan dehidrasi. Sengatannya berpotensi fatal jika terkena perut dan membutuhkan bantuan tenaga medis untuk menyembuhkannya.

Pari hidung sapi ditemukan di kedalaman hingga 72 kaki. Kawanan pari cenderung melakukan migrasi massal secara marathon. Setiap musim gugur, kawanan terdiri dari 10.000 ekor bermigrasi dari perairan di lepas pantai barat Florida menuju Yucatan.

Pola migrasi di samudra Atlantik pada akhir musim semi biasanya bergerak ke utara, sementara pada akhir musim gugur bergerak ke selatan. Pola migrasi lainnya yaitu kawanan pari bergerak dari Teluk Meksiko menuju ke Trinidad, Venezuela dan Brasil.

Dalam bahasa lain, pari hidung sapi disebut cara de vaca (Spanyol), ecthe koeneusrog (Belanda), lehmarausku (Finlandia), mourine americaine (Prancis), raia-focinho-de-vaca (Portugis) dan kurogane-ushibana-tobi-ei (Jepang). Terkadang pari hidung sapi melompat keluar dari air dan mendarat dengan hentakan keras sebagai upaya untuk mengusir parasit.