Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Tiong-batu Kalimantan, Pemakan Banyak Jenis Makanan

Tiong-batu kalimantan (inaturalist.org/Justin Philbois)

Tiong-batu kalimantan atau bornean bristlehead memiliki banyak nama, lho. Mereka juga dikenal sebagai bristled shrike, bald-headed crow dan bald-headed wood-shrike. Mereka berada dalam famili Pityriasidae dengan nama ilmiah Pityriasis gymnocephala. Panjang tubuhnya kisaran 25 sentimeter. Warna bulunya hitam atau abu-abu tua, sementara kepala dan pahanya berwarna merah.

Bagian atas kepalanya kuning tanpa bulu, tapi mereka punya penutup telinga berwarna abu-abu. Di sana, ada tonjolan kulit pendek berwarna kuning seperti jerami atau batang bulu telanjang yang dinamakan bristlehead. Terdapat bercak sayap berwarna putih yang telihat saat mereka terbang. Betina memiliki bintik meah di bagian panggulnya.

Setelah tahu ciri-cirinya, tidak ada salahnya untuk kenalan dengan mereka agar kamu bisa mengidentifikasinya saat berada di alam liar.

1. Wilayah penyebaran tiong-batu kalimantan

Tiong-batu kalimantan (inaturalist.org/Justin Philbois)

Sebagai hewan endemik Pulau Kalimantan, tiong-batu kalimantan bisa kamu temui di dataran rendah hingga ketinggian 1.200 meter. Walaupun begitu, penyebarannya jarang, tidak merata dan tidak bisa diprediksi. Animalia menginformasikan bahwa burung ini menghuni hutan dataran rendah primer dan sekunder, hutan rawa gambut, hutan campuran dan hutan bakau.

2. Terkadang berada dalam kelompok makan campuran

Tiong-batu kalimantan (inaturalist.org/Justin Philbois)

Spesies burung ini mudah bergaul dan bisa menoleransi keberadaan burung lain. Mereka sering bepergian dalam kelompok kecil yang terdiri dari 6--10 individu di tengah dan atas kanopi hutan. Terkadang tiong-batu kalimantan telihat bersama malkoha, babbler, drongo, trogon, burung pelatuk dan rangkong di dalam kawanan mencari makan campuran. Tiong-batu kelimantan aktif di kanopi hutan, terbang di ketinggian 40--60 meter.

3. Menu makannya sangat beragam

Tiong-batu kalimantan (inaturalist.org/Justin Philbois)

Berdasarkan informasi dari Oriental Bird Club, sebagian besar makanan tiong-batu kalimantan didapatkan dari dedaunan, ranting dan batang pohon. Terkadang, mereka melakukan penerbangan pendek untuk menerkam serangga yang menetap. Di antara mangsanya, terdapat larva lepidopteran, orthopteran, coleoptera, kecoa, arakhnida dan serangga besar lainnya.

Tiong-batu kalimantan sepertinya relatif jarang mengonsumsi buah-buahan. Akan tetapi, mereka sepertinya bisa menoleransi buah-buahan berukuran seperti zaitun hingga buah plum.

4. Bagaimana cara berkomunikasinya?

Tiong-batu kalimantan (inaturalist.org/Justin Philbois)

Sumber yang sama menjelaskan bahwa panggilan khas dari tiong-batu kalimantan mungkin lebih sering kamu dengar daripada wujudnya di alam liar. Kelompok yang sedang mencari makan sering memanggil satu sama lain, mereka menghasilkan berbagai macam suara. Panggilan yang paling sering didengar adalah suara sengau dan rengekan seperti 'pit-pit-peeoo', itu diselingi dengan suara celotehan.

Panggilan lain dari tiong-batu kalimantan terdengar seperti suara peluit keras. Biasanya disuarakan oleh setiap burung dalam kelompok dalam waktu 2--3 detik. Tertarik untuk mendengarnya langsung?

5. Sistem perkawinan tiong-batu kalimantan

Tiong-batu kalimantan (commons.m.wikimedia.org/Mike Prince)
Tiong-batu kalimantan (commons.m.wikimedia.org/Mike Prince)

Tidak banyak informasi mengenai sistem perkawinan tiong-batu kalimantan, tapi telurnya digambarkan berwarna putih dan memiliki bintik abu-abu serta cokelat. Ukurannya mencapai 31 x 25 mm. Penampakan dua ekor betina sedang memberikan makan seekor anak burung sehingga diduga mereka terlibat dalam perkembang biakan komunal. Mereka juga terlihat terbang sambil membawa material pembangunan sarang.

Sayangnya tidak banyak informasi yang tersedia mengenai tiong-batu kalimantan. Tapi setidaknya kamu sudah tahu bahwa tingkat toleransi mereka terhadap burung lain sangat tinggi, bahkan berkumpul bersama untuk mencari makan. Ancaman utama tiong-batu kelimantan adalah penghancuran habitat melalui penebangan hutan dataran rendah dan pembakaran hutan rawa gambut.

Tapi, terdapat juga spesies yang tidak terlalu terkena dampaknya sehingga mereka diklasifikasikan sebagai Near Threatened oleh IUCN. Tren populasinya mengalami penurunan. Pernah melihat burung yang mirip dengan spesies ini?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nur Aulia Safira
EditorNur Aulia Safira
Follow Us