Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi Yeti (pixabay.com/jcoope12)

Intinya sih...

  • Yeti dan Bigfoot memiliki habitat yang berbeda secara geografis, dengan Yeti dikaitkan dengan pegunungan Himalaya dan Bigfoot dikaitkan dengan Amerika Utara.
  • Perbedaan penampilan mereka juga mencolok, dengan Yeti sering digambarkan berbulu putih atau abu-abu, sementara Bigfoot memiliki bulu cokelat tua atau hitam.
  • Keduanya melekat dalam kepercayaan budaya masyarakat setempat, menjadi bagian dari cerita rakyat dan legenda yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu.

Dunia penuh dengan cerita makhluk misterius, dan dua di antaranya yang paling terkenal adalah Yeti dan Bigfoot. Keduanya sering digambarkan sebagai primata raksasa berbulu yang berjalan dengan dua kaki. Namun, meskipun ada kemiripan, mereka berasal dari wilayah yang berbeda dan memiliki ciri khas masing-masing.

Banyak orang bertanya-tanya, apakah Yeti dan Bigfoot sebenarnya makhluk yang sama? Atau mereka hanyalah hasil dari imajinasi manusia yang berkembang dalam budaya yang berbeda? Untuk memahami lebih dalam, mari kita lihat lima fakta menarik tentang Yeti dan Bigfoot yang akan membantu memahami perbedaan dan kesamaan mereka!

1. Hidup di tempat yang berbeda

Ilustrasi Hutan di Amerika (unsplash.com/Brian Walker)

Habitat yang diduga dimiliki Yeti dan Bigfoot berbeda secara geografis. Yeti, yang juga dikenal sebagai Manusia Salju yang Keji, dikatakan menghuni pegunungan Himalaya di Asia, terutama di negara-negara seperti Nepal, Tibet, dan Bhutan. Dengan medan yang ekstrem dan tertutup salju sepanjang tahun.

Sebaliknya, Bigfoot, atau Sasquatch, dikaitkan dengan Amerika Utara, dengan penampakan yang sebagian besar dilaporkan di wilayah Barat Laut Pasifik Amerika Serikat dan Kanada. Jadi pada dasarnya, Yeti dan Bigfoot memiliki habitat yang sangat berbeda, yang juga memengaruhi cara mereka digambarkan.

2. Memiliki penampilan yang sedikit berbeda

Ilustrasi Yeti (commons.wikimedia.org/Philippe Semeria)

Meskipun Yeti dan Bigfoot digambarkan sebagai primata bipedal besar berbulu, ada beberapa perbedaan dalam penampilan mereka. Yeti sering digambarkan memiliki penampilan mirip beruang, terkadang dengan kepala berbentuk kerucut, serta tubuh yang ditutupi bulu putih atau abu-abu. Warna bulu ini dianggap sebagai adaptasi terhadap lingkungan Himalaya.

Di sisi lain, Bigfoot biasanya digambarkan lebih tinggi dan lebih mirip manusia dalam fitur wajahnya. Ia memiliki alis yang menonjol, rahang yang kuat, dan tubuh yang ditutupi bulu berwarna cokelat tua atau hitam. Warna bulu yang lebih gelap ini sesuai dengan habitatnya di hutan Amerika Utara, yang dipenuhi pepohonan dan tanah lembap.

3. Yeti merupakan kepercayaan masyarakat Himalaya

Ilustrasi Pegunungan Himalaya (unsplash.com/Teddy Hartanto)

Yeti sangat melekat dalam kepercayaan budaya dan cerita rakyat masyarakat Himalaya, khususnya di Nepal, Tibet, dan Bhutan. Makhluk ini bukan hanya legenda modern, tetapi bagian dari kisah turun-temurun yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Dalam banyak cerita, Yeti sering dianggap sebagai makhluk spiritual atau bahkan penjaga gunung.

Meskipun orang-orang sering melihat Yeti sebagai misteri kriptozoologi yang harus dibuktikan, masyarakat Himalaya memandangnya sebagai bagian dari budaya mereka. Banyak masyarakat yang mengklaim pernah melihat atau menemukan jejak Yeti. Bagi mereka, makhluk ini menjadi bagian dari alam dan tradisi yang harus dihormati.

4. Bigfoot memiliki banyak nama di berbagai budaya

Ilustrasi Bigfoot (unsplash.com/Jon Sailer)

Bigfoot bukanlah satu-satunya makhluk berbulu besar yang muncul dalam cerita rakyat berbagai budaya. Di Amerika Utara, makhluk ini juga dikenal sebagai Sasquatch, yang berasal dari bahasa Halkomelem, bahasa asli suku Salish Sasquits. Namun, cerita tentang makhluk serupa juga ditemukan di banyak tempat lain.

Nama umum Sasquatch berasal dari suku Salish Sasquits, sedangkan suku Algonquin di wilayah utara-tengah benua tersebut merujuk pada Witiko atau Wendigo. Nama-nama yang berbeda ini mencerminkan bagaimana berbagai budaya memiliki cerita rakyat yang menggambarkan makhluk berbulu besar yang berjalan dengan dua kaki.

5. Dilaporkan pernah menampakkan diri

Ilustrasi Yeti (commons.wikimedia.org/Edwin Duesiester)

Baik Yeti maupun Bigfoot telah menjadi subjek banyak laporan penampakan, meskipun belum ada bukti ilmiah yang benar-benar meyakinkan. Penampakan Bigfoot pernah dilaporkan di Amerika Utara, dengan banyak klaim dari saksi mata yang mengaku melihatnya. Selain itu, ada bukti berupa jejak kaki besar, rekaman video, dan foto yang diyakini sebagai Bigfoot.

Di sisi lain, Yeti juga memiliki banyak laporan penampakan, terutama di Himalaya. Beberapa pendaki gunung bahkan mengklaim menemukan jejak kaki besar di salju. Meski begitu, sama seperti Bigfoot, belum ada bukti konkret yang benar-benar membuktikan keberadaannya. Hingga saat ini, Yeti dan Bigfoot tetap menjadi misteri yang belum terpecahkan.

Yeti dan Bigfoot memang memiliki banyak kesamaan dalam cerita dan deskripsinya, tetapi mereka juga memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Dari habitat, penampilan, hingga kepercayaan budaya yang melingkupinya, keduanya memiliki karakteristik unik masing-masing.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team