5 Fakta Unik Kepiting Yeti, Kepiting Bercapit Berbulu yang Simetris

Kepiting yeti atau yeti crab adalah krustasea yang termasuk dalam genus Kiwa. Kepiting ini dinamakan "yeti" karena penampilannya yang berbulu dan berambut, mirip monster salju legendaris, yeti. Selain disebut yeti crab (kepiting yeti), mereka juga dikenal sebagai yeti lobster (lobster yeti) atau furry lobster (lobster berbulu). Kepiting yeti ini hidup di sekitar ventilasi hidrotermal yang terdapat di laut dalam.
Wah, dari nama dan penampilannya saja, benar-benar menarik perhatian, ya? Sungguh unik! Siapa yang penasaran dan ingin mengenal lebih dekat dengan kepiting yeti? Yuk, simak beberapa fakta menarik lainnya tentang kepiting yeti berikut ini.
1. Kepiting yeti membudidayakan makanannya sendiri

Kepiting yeti memiliki kemampuan yang sangat unik, yaitu kemampuan untuk membudidayakan makanan sendiri di lengan berbulu mereka. Dilansir Fact Animal, lengan kepiting yeti yang berbulu dapat menangkap beragam bakteri yang hidup berkembang di tubuhnya. Dilansir dari situs yang sama, kepiting yeti juga akan mengayunkan lengannya di sekitar ventilasi untuk merangsang pertumbuhan bakteri yang menjadi sumber makanan utamanya.
Dilansir Ocean Conservancy, kepiting yeti melakukan gerakan mirip tarian dengan mengayunkan capitnya dalam air untuk menciptakan aliran oksigen, metana, dan hidrogen sulfida secara terus menerus yang mendukung pertumbuhan bakteri.
2. Kepiting yeti buta dan tidak memiliki warna

Kepiting yeti tinggal di ventilasi hidrotermal di laut dalam yang sangat gelap. Habitat ini memengaruhi perkembangan kepiting yeti. Dilansir Fact Animal, hidup secara eksklusif di dalam kegelapan, ketiadaan pigmen warna menyebabkan kepiting yeti terlihat putih. Kepiting yeti juga buta. Dilansir Harvard Museum of Natural History, kepiting yeti tidak memerlukan kemampuan penglihatan karena lingkungan di sekitar ventilasi hidrotermal sangat gelap.
3. Ada 700 kepiting yeti dalam satu meter persegi di ventilasi hidrotermal

Dilansir Harvard Museum of Natural History, krustasea berukuran besar seperti kepiting dan lobster biasanya tidak dapat bertahan di perairan yang dingin, namun ventilasi hidrotermal menciptakan habitat yang sesuai bagi kepiting yeti dengan menghangatkan air di sekitarnya. Dilansir A-Z Animals, kepiting yeti saling menumpuk untuk menjaga kehangatan di sekitar ventilasi hidrotermal. Dilansir Harvard Museum of Natural History, dalam satu meter persegi di ventilasi hidrotermal, dapat ditemukan hingga 700 kepiting yeti.
4. Setae (bulu atau rambut) pada capit kepiting yeti digunakan sebagai sensor

Setae merupakan bulu atau rambut berwarna pirang yang menutupi capit kepiting yeti. Selain digunakan sebagai tempat budidaya bakteri, ternyata setae juga berfungsi sebagai sensor untuk mencari makan dan pasangan. Dilansir Harvard Museum of Natural History, setae dapat berperan sebagai mekanisme sensorik yang membantu kepiting yeti dalam mencari makanan atau pasangan.
5. Kepiting yeti memiliki capit simetris

Capit kepiting yeti yang berbulu ternyata simetris. Dilansir Fact Animal, capit kepiting yeti dianggap sebagai keajaiban matematika karena memiliki sifat simetris. Dilansir dari situs yang sama, capit yang disebut chelipeds ini memiliki panjang yang sebanding dengan bagian karapas dan hampir seluruhnya tertutup oleh rambut halus kecuali pada bagian jari-jarinya.
Wah, kepiting yeti benar-benar unik, ya, teman-teman. Kita harus menjaga spesies unik ini agar tetap terlindungi dengan merawat laut dan menjaganya dari pencemaran. Dengan begitu, semua makhluk laut dan ekosistem bumi kita dapat tetap aman. Yuk, mari bersama-sama menjaga laut dan segala isinya! Jangan membuang sampah dan limbah sembarangan, ya. Apalagi dengan sengaja membuangnya ke laut.