Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Hal yang Menyebabkan Gunung Meletus Memicu Tsunami, Mengerikan!

ilustrasi tsunami (unsplash.com/Vika Chartier)

Tsunami yang dipicu oleh letusan gunung berapi termasuk ke dalam bencana yang jarang terjadi. Namun, bukan berarti bencana tersebut harus disepelekan begitu saja. Sebagaimana yang terjadi baru-baru ini, letusan Gunung Ruang yang terletak di Sulawesi Utara berpotensi memicu tsunami.

Hal tersebut lantaran Gunung Ruang terletak di sebuah pulau atau di tengah-tengah perairan. Guncangan dan segala material vulkanik yang berjatuhan ke laut dikhawatirkan akan memicu tsunami dahsyat. Lalu, kenapa hal tersebut bisa terjadi? Yuk, simak beberapa hal yang menyebabkan gunung meletus memicu tsunami berikut!

1. Aliran piroklastik

ilustrasi aliran lava dari gunung berapi. (pexels.com/Björn Austmar Þórsson)

Aliran piroklastik adalah campuran pecahan batuan, lava, abu vulkanik, dan gas yang panas dari gunung berapi. Campuran tesebut bergerak atau mengalir dengan cepat dari arah letusan ke kaki gunung berapi.

Mengutip dari United States Geological Survey (USGS), aliran piroklastik bisa merusak atau membakar apa pun yang dilaluinya. Ketika aliran tersebut runtuh hingga dasar laut, hal itu akan menciptakan gelombang tsunami hingga ke daratan. Itulah sebabnya aliran piroklastik berkaitan erat dengan tsunami vulkanik.

2. Ledakan yang terjadi di bawah permukaan laut

ilustrasi tsunami (pixabay.com/Roland Mey)

Apabila ledakan gunung berapi terjadi di bawah permukaan laut, maka hal itu bisa memicu gelombang tsunami yang dahsyat. Letusan tersebut bakal memicu perpindahan air laut secara besar-besaran hingga menyapu daratan. Bukan tak mungkin, tsunami yang dipicu oleh letusan gunung berapi di bawah permukaan laut ini mampu memorak-porandakan seluruh wilayah yang berada di pesisir.

3. Terbentuknya kaldera

ilustrasi kaldera (pexels.com/Moments Immortalized)

Kaldera adalah cekungan besar yang terbentuk ketika gunung api meletus. Bentuknya mirip seperti kawah, tapi berukuran sangat besar. Saat gunung berapi erupsi, ia mengeluarkan magma yang tersimpan di bawah permukaannya. Ketika magma tersebut dikeluarkan, gunung berapi akan runtuh dan meninggalkan kaldera.

Nah, bayangkan jika kaldera tersebut terbentuk pada gunung berapi yang terletak di tengah perairan. Sekali runtuh, maka itu akan memicu gelombang tsunami yang dahsyat. Perpindahan air secara besar-besaran jelas bisa meluluhlantakkan seluruh wilayah pesisir.

4. Jatuhnya seluruh atau sebagian tubuh gunung

ilustrasi gunung meletus (pexels.com/Gylfi Gylfason)

Jatuhnya seluruh atau sebagian tubuh gunung berapi ke laut bisa memicu tsunami vulkanik yang sangat dahsyat. Ketika tubuh gunung berapi jatuh ke permukaan laut, itu akan menyebabkan gelombang kejut yang memicu perpindahan air secara besar-besaran ke daratan. Dampak yang ditimbulkan dari tsunami vulkanis jenis ini diperkirakan akan sangat besar dan menimbulkan banyak korban jiwa.

5. Letusan lateral

ilustrasi gunung meletus (pexels.com/Marek Piwnicki)

Mengutip dari National Oceanic and Atmospheric Administration, letusan lateral atau letusan yang terjadi di sebelah sisi gunung berapi juga bisa memicu tsunami vulkanik. Pasalnya, letusan lateral bisa menjangkau permukaan air laut secara lebih cepat. Selain itu, letusan lateral juga bisa melontarkan berbagai material vulkanik dengan kecepatan yang sangat tinggi hingga beberapa mil.

Seperti diketahui, salah satu tsunami vulkanik terbesar penah tercatat di Indonesia pada tahun 1883, yakni tsunami yang dipicu oleh letusan Gunung Krakatau. Pada saat itu, letusan Gunung Krakatau menciptakan gelombang tsunami yang mencapai ketinggian 41 meter. Gelombang dahsyat tersebut telah menghabiskan beberapa kota dan desa yang berada di wilayah pesisir. Terdengar sangat mengerikan, semoga bencana serupa tidak terjadi lagi di Indonesia, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mutiara Ananda
EditorMutiara Ananda
Follow Us