Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bagaimana Gunung Meletus Bisa Memicu Tsunami? Ini Penjelasannya!

ilustrasi tsunami (pexels.com/Jaume)
ilustrasi tsunami (pexels.com/Jaume)

Sebuah gunung api aktif yang terletak di Sulawesi Utara, yakni Gunung Ruang, mengalami erupsi dahsyat hingga hari Rabu (17/4/2024). Letusan Gunung Ruang tersebut menyemburkan lava dan awan panas. Selain material-material berbahaya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMKG) juga mengeluarkan peringatan potensi tsunami akibat dari meletusnya Gunung Ruang. Itulah kenapa ratusan warga di area sekitar kini tengah dievakuasi.

Seperti diketahui, tsunami adalah rangkaian gelombang air laut yang mampu menyapu daratan dengan kecepatan yang bervariatif. Tsunami erat kaitannya dengan pergeseran lempeng di dasar laut atau gempa tektonik. Lalu, kenapa gunung meletus bisa memicu tsunami? Yuk, simak penjelasannya di bawah ini!

1. Mengenal macam-macam penyebab tsunami

ilustrasi tsunami (unsplash.com/Ilona Froehlich)
ilustrasi tsunami (unsplash.com/Ilona Froehlich)

Secara garis besar, tsunami termasuk ke dalam becana alam yang bisa menimbulkan kerusakan parah. Tsunami dipicu oleh gangguan yang terjadi di bawah air atau dasar laut. Mengutip dari Indian Ocean Tsunami Information Center, beberapa faktor yang dapat menyebabkan tsunam antara lain:

  • Gempa bumi
  • Longsor di pesisir
  • Erupsi gunung berapi (gunung meletus)
  • Tabrakan benda luar angkasa

Dari sejumlah faktor penyebab di atas, yang paling umum menyebabkan tsunami yakni gempa bumi. Pergeseran lempeng yang terjadi di dasar laut sering kali menimbulkan gelombang tsunami rendah hingga tinggi.

2. Bagaimana cara gunung meletus memicu tsunami?

ilustrasi gunung meletus (unsplash.com/Shawn Appel)
ilustrasi gunung meletus (unsplash.com/Shawn Appel)

Sebenarnya, tsunami yang dipicu oleh letusan gunung berapi (tsunami vulkanik) jarang terjadi. Selain itu, tak semua gunung meletus dapat memicu tsunami, hanya terbatas pada yang lokasinya berada di dekat laut atau di sebuah pulau. Dilansir National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), tsunami yang disebabkan oleh aktivitas vulkanik bisa terjadi dalam beberapa cara, di antaranya:

  • Aliran piroklastik atau aliran potongan lava padat, abu vulkanik, dan gas padat yang bergerak cepat menuruni lereng gunung secara cepat sehingga memicu gelombang air laut.
  • Terjadinya ledakan di bawah laut yang relatif dekat dengan pesisir.
  • Reruntuhan material gunung meletus ke area laut.
  • Letusan lateral (letusan menyamping).
  • Runtuhnya kaldera atau kawah gunung api ke bawah permukaan laut.

Secara garis besar, bisa disimpulkan bahwa tsunami yang disebabkan oleh gunung meletus dipicu oleh perpindahan air secara tiba-tiba karena ledakan atau reruntuhan material vulkanik ke area laut. Namun, sebagaimana yang telah dijelaskan, tsunami vulkanik termasuk ke dalam bencana yang jarang terjadi.

3. Tsunami vulkanik yang pernah terjadi di Indonesia

ilustrasi tsunami (unsplash.com/Vika Chartier)
ilustrasi tsunami (unsplash.com/Vika Chartier)

Salah satu tsunami vulkanik paling dahsyat pernah terjadi di Indonesia pada tahun 1883. Kala itu, Gunung Krakatau meletus dan memicu tsunami paling merusak yang pernah tercatat. Ketinggian gelombang tsunami yang dipicu oleh ledakan Gunung Krakatau mencapai 41 meter. Bencana tersebut menghancurkan sejumlah kota dan desa yang berada di sepanjang pantai Jawa dan Sumatera.

Selain Gunung Krakatau, letusan Gunung Tambora di Nusa Tenggara Barat (NTB) pada tahun 1815 juga sukses menghancurkan wilayah di sekitar pesisir. Kemudian, pada tahun 1928, tsunami setinggi 10 meter tercipta setelah Gunung Paluweh di Nusa Tenggara Timur (NTT) meletus. Setelah itu, pada tahun 1979 dan 1983, tsunami vulkanik kembali terjadi di NTT lantaran dipicu oleh erupsi Gunung Iliwerung.

Jika disimak lagi, rentang waktu terjadinya tsunami vulkanik di Indonesia terbilang berjauhan. Itulah mengapa tsunami yang dipicu oleh gunung meletus merupakan bencana alam yang jarang terjadi. Kendati demikian, kita harus tetap waspada dan hati-hati apabila terjadi letusan gunung api di wilayah pesisir atau pulau.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mutiara Ananda
EditorMutiara Ananda
Follow Us