Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi cerpelai (commons.wikimedia.org/Nicolas Weghaupt)
ilustrasi cerpelai (commons.wikimedia.org/Nicolas Weghaupt)

Cerpelai atau weasel adalah mamalia dari genus Mustela. Mereka memiliki tubuh yang panjang dan ramping serta kaki yang pendek. Biasanya, tubuh bagian atasnya berwarna cokelat atau kemerahan, sedangkan bagian bawahnya berwarna putih. Walau tampak menggemaskan, hewan satu ini mempunyai tingkat kesuksesan yang cukup tinggi dalam berburu!

Pada dasarnya, cerpelai dapat ditemukan di hampir semua benua, kecuali Australia dan Antartika. Kali ini, kita akan berkenalan dengan cerpelai yang hidup di Benua Eropa. Wanna know more about them?

1. Mustela lutreola

ilustrasi Mustela lutreola (commons.wikimedia.org/Immortel)

Daftar ini dibuka dengan Mustela lutreola atau European mink, cerpelai yang hidup di Spanyol, Prancis, dan beberapa negara lainnya. Mereka bisa dikenali dari bulunya yang berwarna cokelat tua atau hitam, dengan moncong berwarna putih. Panjangnya berkisar antara 31,5–37,78 cm, sementara beratnya 440–739 gram.

Hewan yang kerap ditemui di dekat sungai atau danau ini memangsa tikus, burung, katak, ikan, dan serangga. Populasinya saat ini tidak sampai 30.000 ekor, membuatnya dikategorikan sebagai spesies yang terancam punah. Penyebabnya adalah perburuan liar (untuk diambil bulunya) dan terkena dampak pencemaran air.

2. Mustela erminea

ilustrasi Mustela erminea (commons.wikimedia.org/Alpsdake)

Berikutnya adalah Mustela erminea alias ermine. Mereka mendiami Eropa, Asia, Kanada, dan Amerika Serikat. Meski menghabiskan sebagian besar waktunya di darat, mereka juga bisa memanjat pohon, berenang, dan menyelam.

Panjang tubuhnya sekitar 17–33 cm (belum termasuk ekor 4,2–12 cm) dengan berat 25–116 gram. Saat musim dingin, bulunya yang cokelat akan berubah menjadi putih, lalu kembali seperti semula di musim semi. Kendati kerap dimangsa oleh predator seperti rubah, musang, burung elang, dan kucing domestik serta diburu manusia, populasinya masih stabil, sehingga mereka digolongkan sebagai spesies dengan risiko rendah (least concern).

3. Mustela sibirica

ilustrasi Mustela sibirica (commons.wikimedia.org/Ramnarayan K)

Beralih ke Mustela sibirica, yang juga dikenal sebagai Siberian weasel. Sesuai dengan namanya, mereka berasal dari Siberia (Rusia), tetapi juga dapat ditemukan di Cina, Taiwan, Tibet, Mongolia, dan Jepang (Asia). Tubuhnya berwarna cokelat kekuningan dengan wajah berwarna hitam dan moncong berwarna putih.

Mereka dapat tumbuh sepanjang 25–39 cm dengan berat 360–820 gram, di mana cerpelai jantan lebih besar daripada betina. Masa kehamilannya hanya 29 hari dan sekali melahirkan jumlahnya 2–12 ekor. Umurnya di alam liar rata-rata dua tahun saja dan bisa mencapai delapan tahun di penangkaran. Di satu sisi, mereka menguntungkan manusia karena membantu mengendalikan populasi tikus, but at the same time juga merugikan karena kerap memangsa ayam peliharaan.

4. Mustela putorius

ilustrasi Mustela putorius (commons.wikimedia.org/Peter Trimming)

Mustela putorius atau European polecat dapat ditemukan di seluruh Benua Biru. Habitatnya adalah di dekat sumber air tawar, tepi hutan, dan padang rumput. Bukan hanya wajahnya yang seperti rakun, tetapi juga sifatnya. Saat merasa terancam, kelenjar duburnya akan mengeluarkan bau tak sedap.

Tergolong besar, beratnya berkisar antara 205 gram hingga 1,7 kilogram. Masa kehamilannya juga lebih lama, yaitu 42 hari. Namun, berhati-hatilah karena Mustela putorius bisa menjadi pembawa penyakit (carrier) rabies, distemper, dan flu.

5. Mustela nivalis

ilustrasi Mustela nivalis (commons.wikimedia.org/Isidora Kyriazi)

Di antara semua cerpelai, Mustela nivalis alias least weasel adalah yang paling kecil. Panjang tubuhnya hanya 15,7–19 cm dengan berat 40–56 gram. Mereka dapat ditemukan di seluruh Eropa, kecuali Irlandia. Selain itu, juga ada di Asia, Afrika Utara, dan Amerika Utara.

Karena tubuhnya yang mungil, spesies ini mengonsumsi tikus, tupai, kelinci muda, telur dan anak burung, kadal, katak, ikan, dan serangga. Pada saat yang bersamaan, mereka adalah mangsa bagi elang, burung hantu, musang, rubah, kucing, dan ular. Ancaman lainnya adalah kehilangan habitat dan terkena rodentisida (racun tikus), tetapi sejauh ini populasinya masih stabil.

Bagaimana, menggemaskan bukan cerpelai-cerpelai di atas? Namun, jangan dijadikan peliharaan karena mereka tergolong sebagai hewan liar dan belum didomestikasi!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team