Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Gambar di atas bukan burung madu sumba tapi chuuk myzomela, keduanya terlihat mirip
Gambar di atas bukan burung madu sumba tapi chuuk myzomela, keduanya terlihat mirip (inaturalist.org/Thibaud Aronson)

Intinya sih...

  • Burung pemakan nektar endemik Indonesia memiliki peran penting sebagai penyerbuk di ekosistem sekitar.

  • Beberapa spesies burung pemakan nektar, seperti burung madu gunung dan nuri talaud, terancam punah akibat hilangnya habitat.

  • Kehadiran burung pemakan nektar menandakan area bebas polusi karena mereka membutuhkan habitat serupa.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Salah satu jenis burung yang kelompoknya sangat bervariasi adalah si pemakan nektar. Tubuhnya cerah dan ukurannya kecil, jadi mereka bisa terbang dengan lincah di antara bunga-bunga untuk memenuhi rasa laparnya. Keberadaan mereka tidak hanya sebagai pamakan nektar saja, tapi juga punya peran penting sebagai penyerbuk di ekosistem sekitar. Karena Indonesia memiliki banyak tanaman berbunga, maka kehadiran burung pemakan nektar juga tidak sedikit.

Mereka menghuni berbagai habitat, mulai dari dataran rendah hingga pegunungan. Burung ini juga banyak spesiesnya, matamu akan dimanjakan oleh berbagai paduan warna yang indah. Belum lagi, kehadiran burung pemakan nektar pada satu habitat menandakan area itu bebas polusi karena mereka memang butuh habitat serupa. Yuk, intip spesies apa saja yang tersebar di Indonesia melalui penjelasan di bawah ini!

1. Burung madu gunung (Aethopyga mystacalis)

Burung madu gunung (commons.wikimedia.org/Francesco Veronesi)

Burung satu ini punya beberapa nama, dikenal juga sebagai javan sunbird dan scarlet sunbird. Mereka berada dalam famili Nectariniidae dan termasuk burung yang misterius. Soalnya, tidak banyak informasi tentang mereka padahal burung ini merupakan endemik Indonesia, banyak ditemukan di Bali dan Jawa, dilansir Animalia. Dari tahun 2016 hingga laporan terakhir dari IUCN pada tahun 2025 menunjukkan populasinya masih diklasifikasikan sebagai least concern.

2. Myzomela rote (Myzomela irianawidodoae)

Ilustrasi myzomela rote (commons.wikimedia.org/Unknown)

Spesies burung pemakan nektar satu ini merupakan endemik Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur. Mereka hanya bisa kamu temukan disana, sayangnya keberadaannya terancam punah akibat hilangnya habitat karena perubahan dan pembukaan lahan. Kalau kamu melihat nama ilmiahnya dan merasa familiar, itu memang benar. Soalnya nama myzomela rote diberikan untuk menghormati Iriana Joko Widodo, ibu negara Indonesia yang ke-enam.

3. Burung madu sumba (Myzomela Dammermani)

Gambar di atas bukan burung madu sumba tapi chuuk myzomela, keduanya terlihat mirip (inaturalist.org/Thibaud Aronson)

Seperti namanya, spesies ini hanya bisa kamu temukan di Pulau Sumba dan jadi satu-satunya Myzomela di sana. Penampilan jantan tampak mencolok, tubuhnya hitam pekat dan sangat kontras dengan punggung bawahnya yang merah terang. Beda sama betina yang warna tubuhnya cenderung cokelat keabu-abuan. Tapi, masih ada sedikit semburat merah di kepala dan tenggorokannya.

Melansir Birds of The World, burung madu sumba ternyata sempat digabung dengan beberapa Myzomela lain di Indonesia karena terlihat mirip satu sama lain. Mereka cenderung mencari makan di kanopi pohon berbunga dan biasanya terlihat sendirian, berpasangan atau berada dalam kelompok kecil.

4. Burung madu talaud (Aethopyga duyvenbodei)

Burung madu talaud (inaturalist.org/James Eaton)

Burung berukuran 12 sentimeter ini juga dikenal sebagai elegant sunbird. Penampilan jantan sangat mencolok, pucuk kepalanya biru kehijauan berkilau, ada bercak dengan warna yang sama di bahu dan ekornya. Jika kamu perhatikan lebih detail, ada garis kuning di punggung bawah dan pipinya berwarna merah. Sementara itu, punggungnya cenderung hijau zaitun, tenggorokannya kuning dan terdapat kerah berwarna merah.

Beda sama betina yang berwarna zaitun kekuningan dan bagian bawahnya kuning. Karena endemik Indonesia, burung madu talaud hanya bisa kamu temukan di Pulau Sangihe, tepatnya di hutan dan perkebunan sekitar Gunung Sahendaruman di bagian selatan pulau. Sayangnya, spesies ini berstatus endangered menurut laporan terakhir IUCN.

5. Nuri dahi-biru (Charmosyna toxopei)

Gambar di atas bukan nuri dahi-biru tapi stella's lorikeet, keduanya mirip (commons.wikimedia.org/Nick Hobgood)

Karena hanya ditemukan di Indonesia, nuri dahi-biru tersebar di Pulau Buru, Maluku. Khususnya di sekitar Dataran Tinggi Rana, menghuni hutan di ketinggian ratusan hingga ribuan meter. Kalau ingin melihatnya langsung, datangi hutan pegunungan dan area berbunga di dataran tinggi, ya. Mereka banyak mengonsumsi nektar dan serbuk sari di habitatnya itu, dikutip dari laman iNaturalist.

6. Nuri talaud (Eos histrio)

Nuri talaud (commons.wikimedia.org/Dragus)

Nuri ini termasuk salah satu spesies langka di dunia, karena populasinya semakin terancam punah. Mereka hanya tersebar di Kepulauan Talaud, di bagian utara Sulawesi dan hampir semua populasinya hidup di Pulau Karakelang. Sebelum abad ke-20, nuri talaud bahkan pernah menghuni Sangihe, Siau dan Tagulandang. Sayangnya, populasi mereka terus menurun drastis.

Burung ini biasanya menghuni hutan dataran rendah hingga area di ketinggian sekitar 1.500 meter. Perlu kamu catat kalau nuri talaud tidak mencari makan di tanah, soalnya makanan mereka kebanyakan terdiri dari nektar dan serbuk sari. Walaupun begitu, spesies ini kadang melengkapi dietnya dengan serangga dan buah-buahan.

Sangat menarik, bukan? Sekarang kamu tahu ada beberapa spesies burung asli Indonesia pemakan nektar yang tidak bisa ditemukan di wilayah lain. Sayangnya, informasi tentang mereka sangat terbatas dan mungkin gambar yang tersedia juga sama sedikitnya.

Karenanya, masih diperlukan banyak penelitian tentang spesies endemik Indonesia agar publik semakin tahu betapa beragamnya jenis burung di sini. Selain itu, menjaga populasinya tetap stabil juga sangat dibutuhkan. Ada yang pernah kamu lihat langsung?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team